Ngabalin Ungkap Kantor Staf Presiden Sudah Berulang Kali Dicatut untuk Minta Sumbangan

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KEBAYORAN BARU - Kantor Staf Presiden (KSP) ternyata sudah sering menjadi lembaga yang dicatut namanya untuk penipuan berkedok sumbangan.

Juru bicara Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bukan namanya saja yang dicatut dalam insiden meminta sumbangan.

Maka dari itu kata Ngabalin, bersama Tenaga Ahli Utama KSP Johanes Joko ia akan melaporkan kasus-kasus pencatutan nama KSP.

Di hari ini, pihak KSP akan melaporkan tiga kasus pencatutan nama KSP.

Bahkan salah satunya mencatut nama Kepala KSP Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko.

"Ada surat yang dibikin palsukan tanda tangan Pak moeldoko kirim surat ke seseorang atas nama Jenderal Polisi Purnawirawan," jelas Ngabalin di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2022).

Kata Ali, si pencatut menyebut bahwa Jenderal Polisi Purnawirawan itu akan diangkat menjadi Deputi 3 KSP.

Namun, dalam kasus itu Ngabalin tidak tahu apakah korban sudah menyerahkan uang ke si pencatut atau tidak.

Kemudian kasus lainnya sama persis dengan yang dialami Ngabalin ialah dengan mencatut nama seorang Deputi untuk meminta sejumlah sumbangan di Minahasa, Sulawesi Utara.

"Jadi hari ini yang akan dilaporkan total ada tiga dan modusnya beda-beda tipis semuanya," jelas Ngabalin.

Baca juga: Walau Dibayangi Pandemi, Ariza Ungkap Realisasi Pendapatan DKI Jakarta Tahun 2021 Capai 100,6 Persen

Baca juga: Ngabalin Ungkap Sejumlah Kejanggalan Soal Sumbangan Rp 800 Juta yang Catut Namanya

Pihak KSP juga pernah menerima laporan ada seseorang yang memakai ID palsu mengatasnamakan KSP.

Ngabalin berharap Bareskrim Polri bisa mengungkap kasus-kasus pencatutan nama KSP agar hal serupa tidak lagi terulang.

Sebelumnya Ngabalin menyampaikan bahwa namanya dicatut oleh seseorang untuk meminta sumbangan senilai Rp800 juta.

Si pencatut kata Ngabalin, memakai nama dan palsukan tanda tangannya di sebuah surat dengan kop dan stampel palsu mengatas namakan Kantor Staf Presiden (KSP).

Sosok tersebut memasukan nama Dian Cahyani berikut dengan nomor telepon lengkap.

Pencatut memakai jabatan Ngabalin sebagai tenaga ahli KSP untuk meminta sumbangan sebesar Rp800 juta kepada Wali Kota Cirebon.

Ngabalin pun merasa tidak terima dengan pencatutan nama tersebut.

"Jadi bagaimana ya kalau ada orang catut nama saya, kemudian di lembaga kepresidenan minta-minta uang itukan, ya ini hadiah bulan suci Ramadan deh," ujar Ngabalin sebelum pelaporan.