Penelitian UI

Doktor Fasilkom UI Temukan Model Perangkat Pembelajaran dan Pelatihan Tingkatkan Kompetensi Karyawan

Model perangkat pembelajaran dan pelatihan untuk tingkatkan kompetensi karyawan ditemukan doktor Fasilkom Universitas Indonesia (UI).

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Dok. Humas dan KIP UI
Doktor Fasilkom UI Temukan Model Perangkat Pembelajaran dan Pelatihan Tingkatkan Kompetensi Karyawan. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Doktor Fasilkom UI Temukan Model Perangkat Pembelajaran dan Pelatihan Tingkatkan Kompetensi Karyawan

Globalisasi ekonomi dunia di abad 21 membuat Global Software Development (GSD) menjadi tren di industri software.

Kebutuhan pengembangan software yang mudah dan cepat serta memenuhi kebutuhan investasi dan kualitas membuat GSD digemari dalam bisnis.

Baca juga: UI Ungkap Fakta Sejarah Indonesia Soal Gerakan Antivaksin dan Ancaman Terhadap Umat Manusia

Pandemi Covid-19 yang muncul memicu transformasi digital secara masif. Pada era adaptasi kebiasaan baru, penggunaan berbagai perangkat yang menunjang koordinasi dan kolaborasi menjadi sesuatu yang lazim.

Banyak aktivitas yang semula dilakukan luring, beralih menjadi daring. Kondisi ini makin menguatkan alasan dibutuhkannya GSD yang memfasilitasi kolaborasi software engineers di berbagai negara.

Kesuksesan proyek GSD salah satunya didukung dengan penerapan framework Scrum. 

Baca juga: Podcast UI: Kejar Mimpi Universitas Top Dunia, Universitas Indonesia Garap 4000 Riset per Tahun

Kesuksesan ini membutuhkan anggota tim yang menguasai kompetensi inti Scrum dan tambahan kompetensi global.

Untuk membangun model kematangan dan perangkat asesmen yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi Scrum di GSD, Anita Hidayati, dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (FASILKOM UI) menelitinya dalam disertasi berjudul “Metode Penyusunan, Model Kematangan, dan Perangkat Asesmen Kompetensi Tim Scrum di Global Software Development”.

Menurut Anita, metode penyusunan kompetensi yang dihasilkan merupakan mixed-methods yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif.

Setiap tahapan melibatkan para pakar dan praktisi dari berbagai negara sehingga menghasilkan daftar kompetensi yang kaya perspektif. 

Luaran tambahan dari metode penyusunan adalah daftar kompetensi dari role Product Owner, Scrum Master, Development Team untuk menerapkan Scrum di GSD.

Baca juga: Universitas Indonesia Komitmen dalam Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme

“Metode ini menghasilkan kompetensi tim Scrum GSD berbasis KSA (knowledge, skill, attitude) yang dapat dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran dan pelatihan. Kompetensi ini menjadi bahan untuk penyusunan model kematangan,” kata Anita.

Model kematangan tim Scrum GSD mengadopsi CMMI 2.0, Scrum Maturity Model, dan Agile Maturity Model. Setiap anggota tim Scrum GSD harus menguasai practice area sesuai dengan role tertentu.

Tiap practice area berisi sekumpulan kompetensi yang dikelompokkan berdasarkan capability level. Pengelompokan capability level menggunakan standar yang disusun berdasarkan SFIA dan e-CF. 

Baca juga: Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Imbau Rumah Sakit Selektif Terima Pasien Covid-19

Practice dengan capability level dipetakan ke maturity level. Satu practice area bisa berada di maturity level yang berbeda bergantung pada kesesuaian capability level-nya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved