Hindari Stigma Negatif Korban Perkosaan Ayah Kandung, DP3AP2KB Kota Depok Beri Penyuluhan ke Warga
Tak hanya anak korban maupun keluarganya, lingkungan sekitar tempat tinggal anak korban juga turut menjadi perhatian DP3AP2KB Kota Depok.
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: murtopo
Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com, Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Anak 11 tahun korban perkosaan ayah kandungnya sejak 2021 lalu di Kota Depok, hingga kini masih terus menjalani pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok guna menyembuhkan trauma dan psikis si anak.
Tak hanya anak korban maupun keluarganya, lingkungan sekitar tempat tinggal anak korban juga turut menjadi perhatian DP3AP2KB Kota Depok.
Perhatian tersebut dilakukan dengan cara memberikan edukasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh lingkungan kepada anak korban maupun keluarganya.
Baca juga: Ajak Jalan-Jalan Anak Korban Pemerkosaan Jadi Salah Satu Cara DP3AP2KB Kota Depok Sembuhkan Trauma
Kepala DP3AP2KB Kota Depok drg. Nessi Anisa Handari mengatakan, hal itu dilakukan agar anak korban dan keluarganya tak menerima stigma negatif dari lingkungan sosial atas apa yang dialaminya.
"Kami berikan Psiko Social kepada warga sekitar, diharapkan nantinya lingkungan sosial si anak korban maupun keluarga juga turut mendukung dan tidak mendapat stigma buruk dari lingkungan sekitarnya," papar Nessi saat dihubungi TribunnewsDepok.com, Minggu (6/3/2022).
Dengan edukasi ini, lanjut Nessi, warga bisa turut membantu penyembuhan traumatis yang dialami anak korban maupun keluarga, sehingga proses penyembuhan bisa berjalan lancar dan cepat utamanya bagi anak korban.
Baca juga: Tangani Langsung Kasus Pemerkosaan Ayah, Menteri PPPA Jamin Keselamatan & Perlindungan Hukum Korban
Psiko Sosial kepada warga dikatakan Nessi dilakukan di aula kelurahan setempat pada hari ini, Minggu (6/3/2022).
"Sebelumnya kami juga melakukan pendekatan ke RT/RW dan menginformasikan bahwa kami akan lakukan psiko sosial kepada warga. Akhirnya, dipilihlah hari ini atau pada saat hari libur agar semua warga dapat hadir," tutur Nessi.
Selain membantu agar proses penyembuhan berjalan lancar dan cepat, kegiatan ini, kata Nessi, dilakukan guna membuat rasa aman bagi anak korban dan keluarga sehingga tak menimbulkan rasa takut ataupun tertekan dalam menjalani kehidupan sosial pascakejadian.
Baca juga: Agus, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Depok Ditangkap Polisi Terancam 15 Tahun Penjara
"Lingkungan tentu menjadi salah satu bagian yang penting juga dalam kehidupan yang dijalani si anak korban, agar ke depannya dia tetap bisa menjalani kehidupan yang normal seperti sebelum kejadian," pungkasnya.
"Sehingga dia cepat melupakan kejadian yang menimpanya dan tidak kembali teringat atas kejadian tersebut," ujarnya.
Selain sebagai proses penyembuhan terhadap anak korban maupun keluarga, edukasi tersebut dikatakan Nessi turut memberikan pengetahuan kepada warga mengenai apa yang harus dilakukan, bila kejadian seperti yang dialami warga Sukmajaya ini terjadi di kemudian hari.
"Kami tentu berharap lingkungan seperti tetangga yang mungkin mengetahui adanya kejadian seperti ini, bisa langsung melaporkan sehingga korban bisa segera tertangani dan pelaku segera ditangkap," imbuhnya.