Wawancara Ekslusif

Bambang Brodjonegoro, Sang Pengampun Pajak yang Lincah di Lapangan Bulu Tangkis, Bagian 2

Berawal dari TVRI dan Bappenas, serta usulkan manfaatkan Big Data. Bambang Brodjonegoro, Sang Pengampun Pajak yang lincah di lapangan bulu tangkis.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TribunnewsDepok.com/Dodi Hasanuddin
Bambang Brodjonegoro, Sang Pengampun Pajak yang Lincah di Lapangan Bulu Tangkis, Bagian 2. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, TANGSEL - Bambang Brodjonegoro, Sang Pengampun Pajak yang lincah di lapangan bulu tangkis. Berawal dari TVRI dan Bappenas, serta usulkan manfaatkan Big Data

Pengaruh televisi memang begitu dasyat. Apalagi pada tahun 60 -an TVRI merupakan satu-satunya stasiun televisi yang mengudara di Indonesia.

Tayangan kejuaraan bulu tangkis ternama Thomas Cup dan All England yang kerap membuat Rudy Hartono juara menjadikan Bambang Brodjonegoro suka dengan bulu tangkis.

Baca juga: FEB UI Gelar Seminar Atasi Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial, Ini Kata Prof. Bambang Brodjonegoro

Secara rutin Bambang mengolah raga dan rasa melalui raket bulu tangkis.

"Saya suka bulu tangkis sejak kecil. TVRI selalu menayangkan kejuaraan bulu tangkis. Tayangan yang masih saya ingat final Thomas Cup 1973. Saat itu Indonesia mengalahkan Denmark. Saya merasa cocok dengan bulu tangkis," kata Bambang.

Kesukaanya bermain bulu tangkis berlanjut hingga kuliah. Kala itu Bambang kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jurusan lmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Walaupun hobi bulu tangkis, Bambang tak meninggalkan kewajibanya. Ia menjadi mahasiswa berprestasi UI pada 1989.

Baca juga: BNI Berikan Apresiasi Rp 3 Miliar Lebih untuk Tim Bulu Tangkis Indonesia yang Tampil di BATC 2022

Bermain bulu tangkis tak ditinggalkan pria kelahiran Jakarta, 3 Oktober 1966 itu saat kuliah magister dan doktornya di University of Illinois, Urbana Champaign, Amerika Serikat.

"Saya bermain bulu tangkis di Amerika bersama teman-teman di Indonesia. Waktu itu tahun 91 - 96. Pulang ke Indonesia stop bermain bulu tangkis, karena sibuk jadi dosen. Ditambah di UI tak ada lapangan dan komunitas bulu tangkis," tandasnya.

"Saya mencoba bermain tenis lapangan selama lima tahun. Tapi, tidak cocok di hari. Saya merasa cocok dengan bulu tangkis," tambahnya.

Kecintaan dengan bulu tangkis membuat Bambang terus menggelutinya hingga bekerja di Kementerian Keuangan.

Pada tahun 2011, Bambang membentuk komunitas bulu tangkis. Kala itu anggotanya keluar masuk.

Latihan bulu tangkis di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.  Di tempat itu Bambang bertemu dengan Candra Wijaya dan tercetuslah keinginan membuat nama perkumpulan. Lantaran saat itu menjabat Kepala Bappenas (2016-2019), maka nama yang dipilih adalah PB Bappenas.

Baca juga: Cerita Rama Pratama Soal Pergerakan Reformasi 1998, Khawatir Anak Demo dan ke Dunia Teknokrat

Seiring dengan berjalannya waktu ada niatan mengubah nama komunitas. Hal ini diusulkan lantaran Bambang sudah tak menjabat Kepala Bappenas.

"Setelah dipikir-pikir dan banyak temen-teman yang mengusulkan berganti nama menjadi Bang Bro, berdiri tahun 2020. Bang Bro itu merupakan panggilan dari Brodjonegoro. Bang Bro juga mewakili unsur kekinian," paparnya.

"Kami latihan rutin 2 kali seminggu. Latihan di LIPI dan Candra Wijaya International Badminton Centre," ujar Bambang.

Tak hanya latihan, komunitas bulu tangkis Bang Bro juga sering melakukan tanding dengan komunitas bulu tangkis lainnya. Baik itu komunitas bulu tangkis di kementerian dan perusahan lainnya. Ada yang Sumatera, Jawa, Bali dan luar negeri.

"Kami juga fokus membangun pembinaan bulu tangkis di Candra Wijaya International Badminton," tuturnya.

Mamanfaatkan Big Data

Di era Rudy Hartono, Indonesia merupakan super power di olahraga bulu tangkis. Seiring dengan berjalannya waktu bulu tangkis menjadi cabang olahraga yang dipertandingan di tingkat Asia dan dunia.

Sebab itu, banyak negara yang serius melakukan pembinaan atlitnya. Hal ini membuat persaingan semakin keras dan ketat.

Untuk itu revolusi pembinaan atlit harus mulai dilakukan dengan cara penggunaan teknologi. Pemanfatan big data menjadi acuan untuk mengalahkan lawan dan membuat Indonesia kembali tak terkalahkan.

Baca juga: Luncurkan Satelit Baru Tahun 2024, Telkomsat Ingin Perkuat Koneksi Internet di Tanah Air

Bid data ini berupa data-data keunggulan dan kelemahan pemain. Sehingga pemain Indonesia dapat mengetahui cara untuk menaklukan lawannya secara jitu.

"Data yang terkumpul di Big Data merupakan hasil analisa keunggulan dan kelemahan lawan. Misalnya sia A lemah dalam bola-bola panjang, sehingga kalah dalam pengumpulan poin. Data ini menjadi dasar dalam pelatihan jelang turnamen," papar Bang Bro.

Bambang juga menyarakan agar peran klub bulu tangkis juga diperkuat. Tujuannya agar klub dapat menghasilkan pebulu tangkis yang andal dan berprestasi di tingkat dunia.

"Pembinaan klub bulu tangkis pun jadi merata. Sehingga dapat menghasilkan banyak atleit bulu tangkis yang berprestasi," paparnya.

Data Diri Bambang Brodjonegoro

Nama: Bambang Brodjonegoro

Lahir: Jakarta, 3 Oktober 1966.

Istri : Irina Justina Zega

Anak: Daniswara Brodjonegoro

Pendidikan

SD  di Jakarta

SMP di Jakarta

SMA di Jakarta

S1, Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 1985-1990.

S2, Ekonomi Pembangunan, University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika Serikat, 1991-1993

S3, Ekonomi Pembangunan, University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika Serikat, 1993-1997

Karier

Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, UI, 1998 - 2001

Wakil Direktur bagian Ekonomi Regional dan Riset Infrastruktur, LPEM-FEUI, 1999 – 2002.

Direktur Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, UI, 2001 – 2004

Ketua Jurusan Ekonomi, FE - UI, 2002 - 2005

Ketua Komite Audit, Dewan Komisionaris PT PLN, 2004 – 2006

Ketua Tim Ahli Menteri Keuangan untuk Desentralisasi Fiskal, 2007 - 2008

Dekan FE UI, 2005 - 2009

Direktur Jenderal, The Islamic Research and Training Institute (IRTI), Islamic Development Bank (IDB), 2009 -2011

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan RI, mulai Januari 2011

Ketua, Indonesian Islamic Economist Association (IAEI), 2011-sekarang

Ketua, Indonesian Economist Association (ISEI), 2017-2018

Ketua, Indonesia Forum Foundation, 2018-2023

Wakil Menteri Keuangan R1, 2013-2014

Menteri Keuangan RI 2014-2016

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, 2016-2019

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved