Podcast UI
Sosok drg. Nurtami, Ph.D., Sp, OF(K), Dokter Gigi yang Ahli dalam Ilmu Forensik
Kegemarannya akan profesi dokter gigi bertambah saat menyaksikan acara TV yang mempertontonkan profil dan praktik seorang dokter gigi
Penulis: Alex Suban | Editor: Umar Widodo
Nurtami menceritakan, sejak aktif di forensik, kedua orang tuanya sempat bertanya-tanya sebelum akhirnya mendukung penuh.
Pertanyaan yang sering dilontarkan yakni ‘apa masih buka praktik dokter gigi’ hingga ‘mengapa sering pulang larut malam’.
“Jadi pada saat saya masih tinggal bersama orang tua, yang saya biasa sore sudah di rumah, mulai pulangnya molor tuh, jam 8 malam ayah saya masih nunggu di depan pintu. Sampai saya gak pulang. Tapi kemudian orang tua saya dari yang sebelumnya sering nanya sampai gak nanya lagi karena pada saat saya tidak pulang, di TV sudah muncul berita bencana. ‘oh, artinya anak saya sudah tugas’. Jadi gak nanya lagi,” jelas Nurtami.
Dalam ranah forensik, Wanita yang juga aktif sebagai dosen di FKG UI ini kerap kali terlibat dalam proses identifikasi dalam kasus-kasus besar seperti kecelakaan pesawat jatuh dan bencana alam.
Karena mendalami riset yang mengarah pada biomolekuler, Nurtami dipercaya untuk mengidentifikasi korban melalui gigi dan DNA.
Dirinya pun tak menyangka jika seorang lulusan Kedokteran Gigi bisa terjun ke dunia forensik.
Kejadian itu bermula saat dirinya menyelesaikan skripsi yang membahas tentang kedokteran gigi forensik. Saat itu, ujar Nurtami, tema tersebut kurang popular di mayoritas mahasiswa FKG.
Usai menjadi asisten dosen pasca dari UI, Nurtami dipanggil ke RSCM untuk membantu proses identifikasi jenazah.
Di sana, ia kembali memperdalam ilmu forensik melalui Mun’im Idris, seorang ahli forensik Indonesia yang juga aktif menulis buku-buku seputar ilmu forensik.
“Saya masuk jadi asisten dosen, setiap ada kasus yang terkait dengan gigi saya dipanggil ke RSCM ke tempatnya almarhum dokter Mun’Im Idris,” cerita Nurtami.
Singkat cerita, usai lulus dari Tokyo Medical and Dental University pada tahun 2006, Nurtami kembali ke UI dan ikut dalam sebuah konferensi forensik.
Saat itu, acara tersebut disebarluaskan melalui media poster yang ditempel di sejumlah tempat di UI.
Tanpa sengaja, Nurtami memperhatikan sejumlah orang yang berkerumun sembari melihat poster yang di sana tertulis nama dan riset-riset mahasiwa DNA forensik yang pernah ia tulis.
Usai menghampiri dan bertanya, Nurtami mengetahui bahwa orang-orang yang berkerumum itu merupakan anggota Polri.
“Saya masih ingat banget itu, poster saya dikerubungi, ditonton. Saya lihatin saja dari jauh, ternyata yang kerubungin poster saya itu dari Polri,” kenangnya.