Berita UI
UI Temukan Obat untuk Penyakit Kulit Akut yang Efektif dan Aman Bagi Pasien
FKUI temukan obat untuk penyakit kulit akut yang efektif dan aman bagi pasien. Simetidin sebagai antihistamin H2 (AH2) mengobati dermatitis atopik.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - UI temukan obat untuk penyakit kulit akut yang efektif dan aman bagi pasien.
Dermatitis atopik atau yang sering disebut sebagai eksim atopik adalah penyakit kulit dengan spektrum luas yang dapat mengenai semua usia mulai dari bayi sampai lansia.
Baca juga: UI Kembali Juara Pertama di Cigna Innovation Competition, Mahasiswa FMIPA Bawa 3 Konsep
Pasien dermatitis atopik dapat mengalami kekambuhan yang ditandai dengan timbulnya kembali bercak kulit kemerahan yang terkadang membasah. Pada saat kambuh, penyakit ini dapat mengganggu karena rasa gatal.
Selama ini, obat minum untuk dermatitis atopik yang parah umumnya bersifat menekan sistem kekebalan tubuh dan memiliki berbagai efek samping.
Penggunaan obat standar, misalnya obat oles, yaitu pelembap dan kortikosteroid topikal, serta obat minum antihistamin H1 (AH1) belum sepenuhnya mengurangi keparahan dan mencegah kekambuhan dermatitis atopik.
Baca juga: 3 Mahasiswa Arsitektur UI Usung Narana Shelter, Kalahkan 350 Karya Lain dari Seluruh Dunia
Oleh karena itu, diperlukan obat yang efektif dan aman bagi pasien yang dapat meminimalisir efek samping terhadap pasien.
Endi Novianto dalam disertasinya yang berjudul "Efektivitas Penambahan Simetidin pada Pengobatan Dermatitis Atopik Ekstrinsik-Akut.
Kajian terhadap Kadar Serum Imunoglobulin E, Interferon-y, Interleukin-12, dan Interleukin-4" mengajukan obat simetidin sebagai alternatif penyembuhan dermatitis atopik ekstrinsik-akut.
Menurutnya, Simetidin sebagai antihistamin H2 (AH2) berpotensi untuk mengobati dermatitis atopik ekstrinsik bagi pasien yang mengalami kekambuhan.
Pada dosis 25–40 mg/kg berat badan per hari diperkirakan simetidin dapat meningkatkan pembentukan zat tertentu yang dihasilkan oleh sel penyaji antigen.
Zat tersebut akan mengembalikan respons sistem kekebalan tubuh yang diperantarai sel dan mengurangi respons alergi.
Proses inilah yang diharapkan menurunkan pembentukan imunoglobulin E (IgE) dan kemudian mengurangi keparahan dermatitis atopik.
"Tidak ada bukti sebelumnya bahwa simetidin dapat mengobati dermatitis atopik ekstrinsik yang mengalami kekambuhan, yang diukur secara objektif, klinis, dan laboratoris,” ujar Endi pada sidang promosi doktor yang berlangsung pada Senin kemarin.
Baca juga: UI Catat Sejarah di Tahun 2022 Jadi Perguruan Tinggi Teratas di Indonesia dan 9 di Asia Tenggara
Endi menjelaskan, pemilihan obat simetidin merupakan pilihan yang sangat tepat.
Selain murah, simetidin juga dapat mengurangi keparahan penyakit secara klinis dan mengurangi rasa gatal yang dapat dilihat efeknya pada minggu ke-2 mesti baru terlihat bermakna pada minggu ke-6.