PODCAST UI

Produksi Listrik dari PLTSa UI Diklaim Mampu Jadi Penerangan Pos Kamling dan Posyandu Warga

Warga yang ingin memanfaatkan sampah dan menjadikannya sebagai sumber daya listrik bisa mengajukan permohonan kepada pihak UI dan PT Paiton Energy.

Penulis: Alex Suban | Editor: murtopo
Tribunnewsdepok/Muhamad Fajar Riyandanu
Universitas Indonesia (UI) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). 

Laporan Tribun News Depok, Muhamad Fajar Riyandanu

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Direktur Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Agung Waluyo, mengajak para komunitas maupun warga permukiman untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber daya listik. 

Adapun warga yang secara komunal ingin memanfaatkan sampah di area sekitar dan menjadikannya sebagai sumber daya listrik bisa mengajukan permohonan kepada pihak UI dan PT. Paiton Energy. 

"Kalau alatnya memang membutuhkan dana untuk pengadaan. Satu tabung biodegester, yang kedua alat pencacahnya, dan yang ketiga suplai kotoran hewannya," kata Agung di Laboratorium Parangtopo UI pada Senin (03/1/2022). 

Proyek  Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang sedang dikembangkan oleh Universitas Indonesia.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang sedang dikembangkan oleh Universitas Indonesia. (Tribunnewsdepok/Muhamad Fajar Riyandanu)

Baca juga: Produksi Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah UI untuk Penerangan Ruangan Praktik Mahasiswa

Lebih lanjut, kata Agung, hasil listik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) minimal dapat digunakan sebagai penerangan pos kamling, posyandu, maupun posbindu. 

Adapun jenis limbah yang digunakan yakni sampah rumah tangga, dedaunan dan ranting serta kotoran sapi. "Kenapa harus kotoran sapi? karena memang bakteri yang ada di dalamnya itu lebih bagus dalam menghasilkan gas, jadi memang nantinya pada saat bercampur dengan sampah rumah tangga kemudian juga dengan sampah daun-daun dan ranting sehingga bisa berubah menjadi pupuk kompos," sambung Agung. 

Sebagai teknisnya, Agung menjelaskan apabila warga permukiman sudah dibekali dengan alat PLTSa, warga nantinya akan memilah-milah sampah, memasuk campuran dan mencacahnya menjadi bentuk yang lebih halus dan kemudian memastikan perputaran biodegester.

Baca juga: UI dan PT Paiton Energy Siap Bantu Komunitas Maupun Warga Permukiman yang Ingin Dirikan PLTSa

"Itu diauk secara terus menerus setiap hari tidak pernah berhenti karena kalau berhenti akan terjadi proses pengendapan. Kalau terjadi pengendapan maka produksi gas tidak akan dihasilkan dan itu menjadi keras dan harus dikeluarkan dan dibuang," jelas Agung.

Masih menurut Agung, pihak PT Paiton Energy setidaknya akan menyalurkan Rp 1 hingga 2 miliar untuk mendirikan satu stasiun PLTSa. 

Baca juga: Kelola Sampah di Lingkup Kampus, UI Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

"Itu bukan hal yang sulit bagi sebuah perusahaan besar. Justru sekarang pihak Paiton Energy itu sedang mengejar-ngejar kami, 'mana proposalnya Pak Agung untuk tempat yang mau kita donasikan alat yang sama seperti yang didonasikan di Universitas Indonesia?'" Pungkas Agung. (M29)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved