Kabupaten Bogor
Polres Bogor Bekuk 2 Karyawanan Perusahaan Pinjol Ilegal yang Ancam dan Takuti Nasabah
Dua tersangka ini merupakan karyawan pinjol PT. Bright Finance Indonesia (BFI) yang berkantor di Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Laporan Wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CIBINONG - Polres Bogor membekuk dua orang tersangka berinisial SS (21) dan SW (23).
Keduanya terlibat dalam kasus pinjaman online (pinjol) ilegal di Bogor.
Dua tersangka ini merupakan karyawan pinjol PT. Bright Finance Indonesia (BFI) yang berkantor di Taman Anggrek, Jakarta Barat.
"Perusahaan ini memiliki 58 aplikasi termasuk aplikasi Mekar Pinjam yang digunakan korban warga Bogor," kata Kapolres Bogor AKBP Harun di Mako Polres Bogor, Selasa (7/12/2021).
Baca juga: Pemuda yang Ingin Bunuh Diri di Kembangan Ternyata Pegawai Indomaret, Terlilit Utang Pinjol
Dia menambahkan dua orang ini ditangkap karena melakukan pemerasan serta mengancam nasabah.
"Mereka memeras, mengancam dan menakut-nakuti nasabah saat menagih utang," jelas Harun.
Jika tidak membayar utang, lanjutnya, mereka mencaci maki dengan kata-kata hinaan dan mengancam akan memberitahu ke kawan-kawan korban soal utang pinjol ini.
"Korban warga Bogor. Mereka meminjamkan uang secara onlibe dengan bunga 30 persen," ujarnya.
Harun menjelaskan bahwa perkara ini berawal dari laporan yang diterima Polres Bogor pada 18 November 2021.
Baca juga: Pemuda di Kembangan Gelap Mata Mencoba Bunuh Diri, terbelit Utang Pinjol Sebesar Rp 90 juta
"Ada seseorang melaporkan bahwa dia diancam kemudian juga ditakut-takuti melalui pesan WhatsApp," ungkap Harun
Setelah dilakukan penyelidikan, Polres Bogor kemudian menangkap SS di Depok pada 20 November 2021.
"SS ini berperan sebagai penagih utang kepada debitur," paparnya.
Sementara tersangka SW ditangkap di Batam pada 30 November 2021.
Baca juga: Punya 4 Aplikasi, Kantor Pinjol Ilegal yang Digeruduk Polisi Nasabahnya Capai 8.000 Orang
"SW ini sebagai translator karena atasannya kemungkinan warga asing karena kerap berkomunikasi menggunakan bahas Mandarin," tambah Harun.