Cerita Runiti Pemilik Warteg yang Tetap Membuka Warung Makannya Meski Diterjang Banjir Rob
Pemilik Warteg, Runiti (55) mengaku dirinya tetap nekat berjualan meski air rob sekira setinggi 40 sentimeter merendam tempatnya berdagang.
Akibatnya, mereka harus rela kakinya terendam banjir rob saat menikmati makan siang.
Meski begitu, mereka menyantap makanan yang dibeli dengan nikmat seolah tidak ada banjir rob.
Baca juga: Pemkab Bogor Perketat Akses ke Puncak Antisipasi Membeludaknya Pengunjung Saat Libur Nataru
Sementara, seorang pelanggan Warteg, Dulah mengatakan dirinya tidak masalah meski harus makan siang saat berada di tengah kepungan banjir rob karena sudah sangat lapar.
"Nggak masalah, namanya orang laper makan ya makan aja," ungkapnya.
Sementara pantauan di lokasi, air rob mengalir dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Jalan Lodan Raya.
Alhasil pemotor yang nekad menerjang banjir rob harus mau rela kendaraannya mogok.
Adapun sebagian pemotor yang tidak berani melintasi Jalan Lodan Raya memilih putar balik demi menghindari ketinggian air banjir rob yang sudah tidak dapat dilewati.
Baca juga: Kawanan Rampok Beraksi Pakai Modus Debt Collector, Rampas dan Bawa Kabur Sepeda Motor Warga
Peringatan dini
Sebelumnya masyarakat yang berada di pesisir Jakarta Utara mendapatkan peringatan dini dari Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok perihal kemungkinan adanya banjir rob.
Prakirawan BMKG Arinda Rizky mengimbau bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Jakarta Utara supaya mewaspadai fenomena pasang maksimum air laut selama sepekan.
"Diimbau waspada adanya fenomena pasang maksimum air laut pada tanggal 2-9 Desember 2021," katanya, dalam surat imbauannya, Rabu (1/12/2021).
Menurut Arinda, fenomena banjir rob diakibatkan adanya aktivitas pasang air laut pada fase bulan baru dan terjadi di Penjaringan dan Pademangan, termasuk di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Baca juga: Pemkot Bekasi Bentuk Tim Khusus Penanganan Banjir di 46 Titik, Begini Penjelasan Rahmat Effendi
Terkait hal itu, fenomena alam lainnya seperti peningkatan curah hujan maupun potensi angin kencang juga diperkirakan bakal terjadi dan bisa memengaruhi wilayah pesisir Jakarta Utara.
"Adapun puncak pasang maksimum di pesisir utara Jakarta terjadi pukul 8.00-12.00 WIB," kata Arinda.
Baca juga: Antisipasi Banjir, Lantamal III Siagakan Perahu Karet dan Truk untuk Evakuasi Warga
Adanya banjir rob mengakibatkan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, maupun kegiatan bongkar muat di pelabuhan dan aktivitas petani garam dan perikanan darat menjadi terganggu.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," tutupnya. (jhs)