Lestarikan Warisan Budaya, JKPI Gelar Workshop, Pameran, Karnaval dan Seminar
Pelatihan yang diberikan JKPI umumnya terkait dengan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Laporan Wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR - Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) melakukan berbagai upaya untuk melestarikan warisan budaya yang ada di berbagai kota di Indonesia.
"Kami melakukan peningkatan kapasitas (capacity building) bagi kota-kota yang memiliki warisan budaya," kata Nanang Asfarinal, Direktur Eksekutif JKPI, Minggu (28/11/2021).
Peningkatan kapasitas itu dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti FGD (Focus Group Discussion), workshop, pameran, karnaval, dan seminar.
Pelatihan yang diberikan JKPI umumnya terkait dengan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: Gelar Kongres ke-V di Bogor, Ini Sejarah Jaringan Kota Pusaka Indonesia
"Kita ingin agar produk-produk UMKM dari kota-kota pusaka ini memberi kontribusi bagi perekonomian," tambah Nanang.
Selain menggandeng kementerian/lembaga negara seperti Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, JKPI juga bekerja sama dengan mitra luar negeri untuk memperkaya kemampuan sumber daya manusia di kota-kota pusaka.
"Untuk Banda Aceh, misalnya, kita datangkan ahli dari Kazakhtan dan Iran untuk memberi masukan terkait pengembangan kota," ungkapnya.
Baca juga: Jawab Tuntutan Era Revolus 4.0, Rektor UI Prof. Ari Kuncoro Sebut Perlu Konsep Kebudayaan yang Tepat
Dengan berbagai kegiatan ini, JKPI menginginkan agar kota-kota pusaka di Indonesia bisa menjaga warisan budaya sekaligus meningkatkan nilai ekonomi kota.
"Warisan budaya bisa mendatangkan devisa dari para turis yang berkunjung. Karena itu, aset tersebut harus selalu dirawat dan dijaga sehingga memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan warga kota," pungkas Nanang.