Berita UI

Fakta Sejarah Universitas Indonesia, Tak Pernah Ada Pengesahan Lambang Makara Hingga Jaket Kuning

Tidak pernah ditemukan hingga saat ini piagam ataupun semacam deklarasi sebagai bentuk pengesahan berdirinya UI.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/Mochammad Dipa
Gedung Rektorat Universitas Indonesia. 

Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com, Mochammad Dipa

TRIBUNNEWSDEPOK.COM - Siapa yang tidak tahu mengenai nama salah satu kampus atau perguruan tinggi terbaik di Indonesia, yakni Universitas Indonesia (UI).

UI yang kerap dijuluki dengan kampus kuning ini ternyata memiliki sejunlah fakta menarik. Apa saja itu? Berikut penjelasannya.

Tidak pernah diketahui pengesahan Makara sebagai lambang UI

Makara merupakan lambang Universitas Indonesia yang diciptakan pada tahun 1952 oleh Sumaxtono (nama aslinya Sumartono), mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, Bandung.

Baca juga: Universitas Indonesia Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2021

Ide dasar dari lambang tersebut adalah kala-makara, yang merupakan dua kekuatan yang ada di alam: kala sebagai kekuatan di atas (kekuatan matahari) dan makara sebagai kekuatan di bawah (kekuatan bumi).

Kedua kekuatan itu dipadukan oleh Sumaxtono menjadi makara yang melambangkan Universitas Indonesia sebagai baik sumber ilmu pengetahuan, maupun hasilnya, yang menyebar ke segala penjuru.

Fakta menariknya, hingga saat ini tidak ada yang mengetahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang (makara) UI tersebut.

Tapi yang pasti lambang (makara) UI ini muncul pada buku Universitet Indonesia, Fakultet Teknik, Bandung: Rentjana untuk Tahun Peladjaran 1952-1953.

"Sampul buku tersebut adalah dokumen pertama, jadi tidak jelas kapan disahkannya, tapi ada dokumen yang menggunakan cetakan dari penerbit secararesmi menggunakan lambang itu pada tahun 1952," ujar Kepala Bagian Publikasi dan Informasi Biro Humas dan KIP UI, Ardiansyah, kepada TribunnewsDepok.com, Senin (23/11).

Baca juga: Karya Inovasi Anak Bangsa dari Universitas Indonesia, DISTP Bantu Hilirisasi Inovasi ke Industri

Tidak pernah ditemukan adanya deklarasi berdirinya UI

Ardiansyah mengatakan, bahwa tidak pernah ditemukan hingga saat ini piagam ataupun semacam deklarasi sebagai bentuk pengesahan berdirinya UI.

Hanya saja, lanjut Ardiansyah, acara pidato ilmiah dari Rektor pertama UI, yaitu Ir. Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo pada 2 Februari 1950 itulah yang dicatat sebagai sejarah berdirinya UI.

"Kalau ditanya kapan UI menyatakan deklarasi menyebut nama UI kapan itu sejujurnya nggak pernah ditemukan, yang ada adalah artikel berita penetapan acara pidato ilmiah pada 2 Februari 1950 itulah yang dicatat sebagai sejarah berdirinya UI. Tapi kalau ditanya dengan ini ada piagam yang menyatakan UI berdiri 2 Februari 1950 itu nggak ada," sebut Ardiansyah.

Saat ini, sebagai bentuk dari akte berdirinya UI adalah adanya Statuta UI.

Baca juga: UI Goes Digital Diluncurkan Bertepatan Sumpah Pemuda, Kampus Universitas Indonesia dalam Genggaman

"Kalau sekarang ada statuta jadi akte berdirinya UI ya statuta itu," ucap Ardiansyah.

Jaket kuning UI sebagai pemersatu fakultas

Setiap kampus atau universitas di Indonesia pasti memiliki almamater dan warna kebanggaannya, tak terlepas UI.

Warna kuning akan selalu menjadi representasi dari UI sehingga jaket atau almamater UI dinamakan Jaket Kuning (Jakun).

Akan tetapi, yang menjadi menarik dari jakun tersebut adalah perbedaan warna makara setiap fakultas.

Ketika mayoritas kampus di Indonesia memiliki warna lambang yang sama di almamater mereka, UI membedakan warna makara dari setiap fakultas sehingga setiap mahasiswa akan mengetahui identitas dari setiap fakultas.

Baca juga: Serahkan Donasi Beasiswa Rp 50 Miliar ke Universitas Indonesia, Ini Pesan Pendiri Bayan Resources

"Jadi warna kuning itu dipilih sebenarnya dulu almamater di UI itu berbeda-beda di masing-masing fakultas. Kedokteran warna hijau, Teknik warna biru, Hukum warna merah, semua fakultas udah punya warnanya masing-masing," ujar Ardiansyah.

Pada 1960an, UI sudah menggunakan warna kuning sebagai simbol pemersatu dan menghilangkan identitas dari fakultas-fakultas.

"Karena warna kuning belum dipakai menjadi almamater dari fakultas-fakultas yang ada di UI. Akhirnya, warna kuning dipakai sebagai simbol pemersatu dan menghilangkan identitas dari fakultas-fakultas," tambah Ardiansyah.

Baca juga: Universitas Indonesia Masuk Top 15 Universitas Terbaik di Asia Tenggara

Adapun sejarah pemilihan warna kuning sebagai almamater UI yang dipakai hingga saat ini berawal dari usulan oleh Dewan Mahasiswa (Dema) UI. Dema UI dibentuk pada 21 Mei 1951 dan baru diakui pihak rektorat pada 20 November 1955.

Di tahun itu, mahasiswa Sejarah FSUI, Nugroho Notosusanto, menciptakan atribut mahasiswa UI dengan 2 unsur dasar yang masih bertahan hingga saat ini, yaitu: Warna Kuning UI dan Lambang Beringin UI, yang kemudian disebut Makara.

Meski warna makara UI secara umum adalah berwarna kuning, tapi tetap ada pembeda yang menjadi ciri khas di setiap fakultas yang diletakkan di dada kiri pada lambang makara.

Berikut adalah warna makara di setiap fakultas di UI:

1. Fakultas Kedokteran: hijau

2. Fakultas Kedokteran Gigi: hijau - putih

3. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: biru - hitam

4. Fakultas Teknik: biru

5. Fakultas Hukum: merah

6. Fakultas Ekonomi dan Bisnis: abu-abu

7. Fakultas Ilmu Budaya: putih

8. Fakultas Psikologi: biru muda

9. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: jingga

10. Fakultas Ilmu Administrasi: merah - ungu

11. Fakultas Kesehatan Masyarakat: ungu

12. Fakultas Ilmu Komputer: biru - merah

13. Fakultas Ilmu Keperawatan: biru muda - biru - biru muda

14. Fakultas Farmasi: biru - hijau

15. Program Vokasi (D3): hijau - jingga - biru

16. Sekolah Ilmu Lingkungan: cokelat - hijau

17. Sekolah Kajian Stratejik dan Global: cokelat - silver. (dip)
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved