Berita UI
Agus Setiawan Terpilih Sebagai Dekan FIK UI Periode 2022-2026, Fokus Jadi Unggulan di Asia Tenggara
Agus unggul dari empat kandidat lainnya, yakni Sri Yona Ph.D., Dr. Sigit Mulyono, Agung Waluyo Ph.D., dan Dr. Mira.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: murtopo
Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com, Mochammad Dipa
TRIBUNNEWSDEPOK.COM - Agus Setiawan terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) periode 2022 – 2026, setelah melalui proses asesmen pemilihan dekan, Selasa (16/11).
Agus unggul dari empat kandidat lainnya, yakni Sri Yona Ph.D., Dr. Sigit Mulyono, Agung Waluyo Ph.D., dan Dr. Mira.
Agus mengatakan, dengan mengusung tagline “FIK UI Semakin Apik, Menjadi Pusat Pendidikan Keperawatan Unggul di Asia Tenggara”, artinya FIK UI merespon transformasi UI menjadi universitas yang modern, menuju Entrepreneurial University.
Ia menjelaskan bahwa kata Semakin merupakan kepanjangan dari Semangat Berkelanjutan, melanjutkan capaian-capaian yang sudah baik. Kemudian, kata apik secara harfiah adalah semakin bagus/baik.
Baca juga: Guru Besar FT UI Prof. Setyo Sarwanto Mursidik Sebut 7 Solusi Hadapi Permasalahan Air di Indonesia
“Namun ’Apik’ merupakan singkatan dari adaptif, progresif, inklusif, terbuka, dan kewirausahaan (entrepreneur),” ujar Agus dalam ketrrangannya, Rabu (17/11).
Menurutnya, sebagai bagian dari UI, tentunya FIK harus mengikuti arah perkembangan UI dimana yang menjadi fokus perkembangannya menurut Rencana Strategis tahun 2020-2024 adalah menjadi unggul di Asia Tenggara, setidaknya masuk peringkat lima besar.
Agus memaparkan, ada beberapa capaian FIK UI di berbagai bidang selama empat tahun terakhir.
Di bidang pendidikan, FIK UI bisa mempertahankan akreditasi terbaik di tingkat nasional untuk sembilan program studi FIK dari jenjang sarjana hingga program doktoral.
Baca juga: Dr. Bondan Kanumoyoso Dekan FIB UI 2021-2025, Simak 5 Program Unggulannya
"Lalu, di tahun 2018 terakreditasi AUN, tersertifikasi ISO, dan sampai saat ini ada 10 mata ajar dalam bentuk Massive Open Online Course (MOOC), ucapnya.
Selain itu, FIK juga terus mengembangkan program studi spesialis onkologi dan gerontik, serta inbound dan outbond student yang terus berjalan.
Di bidang riset dan publikasi, jurnal FIK UI telah terindeks Scopus; dalam tiga tahun terakhir, sumber daya manusia FIK UI menambah tiga Guru Besar dengan rincian delapan Guru Besar tetap dimana ada peningkatan yaitu rasio dosen bergelar doktor adalah 51 persen.
Pada bidang non-akademik ini, FIK UI terus mengejar kinerja fakultas dengan target rata-rata 100 persen.
Selanjutnya, kepuasan stakeholders mencapai 85 persen dan lainnya.
Baca juga: Guru Besar FISIP UI Evi Fitriani: Fleksibilitas Prinsip Bebas Aktif Jadi Kekuatan Indonesia di Dunia
Menurut Agus, FIK UI perlu mawas diri karena kompetitornya bergerak begitu cepat, sehingga ia mengusulkan visi menjadikan FIK UI sebagai pusat pengembangan IPTEK keperawatan yang unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara.
Adapun indikator unggul diantaranya adalah akreditasi internasional AHPGS, ranking by subject bisa masuk 300 besar dunia, serta WHO collaborating centre yang pertama di Indonesia, mengembangkan MOOCs dan mahasiswa internasional, serta peningkatan SDM S3 dan Guru Besar.
Kemudian mengembangkan kerja sama internasional sigma theta tau international: Indonesian Chapter, dan mengembangkan Nursing Training Center sebagai Nursing Enterprise.
Dari tujuh indikator unggul FIK UI yang diajukan Agus, ia mencoba mengedepankan quick win programs dengan lima pilar, yaitu mengembangkan excellent teaching and learning; impactful research and enhanced international engagement; effective, harmonious and accountable faculty governance; qualified faculty and staffs; dan mengembangkan nursing enterprise melalui promosi Unit Kerja Khusus Nursing Training Center.
Agus Setiawan adalah Dekan FIK UI periode 2018-2021. Ia menyelesaikan studi sarjananya di FIK UI pada tahun 1999, kemudian tahun 2006 ia meraih gelar master dari University of Technology Sydney, Australia. Dari universitas yang sama, ia meraih gelar doktor pada tahun 2014.
Baca juga: UI Gelar Lomba Musikalisasi Puisi Religi dalam Peringatan Maulid Nabi, Ini kata Eros Djarot
Dia adalah perawat kesehatan komunitas dengan spesialisasi intervensi berbasis komunitas, kesehatan anak, akses ke perawatan kesehatan, sumber daya manusia untuk kesehatan, dan kesenjangan kesehatan.
Keahliannya meliputi pendampingan modul dan tenaga kesehatan, pengembangan kurikulum, pengembangan proposal penelitian, penelitian operasional, dan penelitian kualitatif.
Selama ini, Agus telah menerbitkan sejumlah makalah baik di jurnal nasional maupun internasional.
Salah satu publikasi terbarunya berjudul “Anxiety and Suicidal Thoughts During the COVID-19 Pandemic: Cross-Country Comparative Study Among Indonesian, Taiwanese, and Thai University Students” terbit pada tahun 2020. (dip)