Berita UI

Cegah Stunting, UI dan PT PII Lakukan Edukasi, Pemkab Manggarai Barat Targetkan Turun 10 Persen

Dukung program penekanan stunting, Universitas Indonesia (UI) danPT Penjamin Infrastruktur Indonesia Gelar edukasi bergizi di Manggarai Barat.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
Cegah Stunting, UI dan PT PII Lakukan Edukasi, Pemkab Manggarai Barat Targetkan Turun 10 Persen 

Drs. Fransiskus S Sodo  Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat mengatakan, pihaknya menyambut baik dan terima kasih atas perhatian  UI dan PT PII terhadap kasus stunting di Labuan Bajo.

Fransiskus menyatakan bahwa masalah stunting merupakan masalah sosial cukup besar di NTT di termasuk Manggarai Barat yaitu sekitar 15,1 persen dari jumlah balita yang diukur.

Baca juga: Universitas Indonesia Masuk Top 15 Universitas Terbaik di Asia Tenggara

Sebab itu, pihaknya menargetkan angka stunting turun 10 persen pada tahun depan.

Kehadiran PT PII dan UI dalam program pengabdian bersama merupakan bagian yang utuh dari proses penekanan angka stunting tersebut karena langsung mengedukasi kader dan para orang tua balita.

Penekanan stunting tidak dapat hanya dilakukan oleh satu pihak namun perlu kolaborasi antar berbagai pihak termausk akademisi dan BUMN.

"Saya berharap kolaborasi ini menjadi kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan menghasilkan generasi terbaik untuk masa depan," papaprnya.

Baca juga: Serahkan Donasi Beasiswa Rp 50 Miliar ke Universitas Indonesia, Ini Pesan Pendiri Bayan Resources

Pijar Suciati S.Sos., M.Si, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat yang juga Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi UI menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan fisik maupun otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Sehingga, anak stunting akan lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Penyebab stunting adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya asupan vitamin dan mineral serta minim dalam konsumsi sumber protein hewani dalam jangka panjang.

Baca juga: UI Depok Menuju Entrepreneurial University Butuh Sinergitas Seluruh Civitas Akademika

Maka, edukasi yang diberikan adalah workshop memasak makanan bergizi bagi orangtua dari anak yang mengalami stunting,

"Pada workshop memasak juga disampaikan tentang nilai kandungan gizi serta tips cara masak yang baik sesuai standar Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)  seperti proses mencuci tangan dan bahan makanan sebelum dimasak serta. Tim juga memberikan materi edukasi berupa  video untuk 6 (enam) resep masakan bergizi serta kalender edukatif sehingga dapat terus diulang dan dipelajari setelah kegiatan selesai," kata Pijar

Pijar menyatakan bahwa terdapat 6 (enam) menu padat gizi yang menjadi materi edukasi adalah Tahu Kukus Daun Kelor, Bola-Bola Ikan Tongkol/Tuna, Tumis Teri Daun Kelor, Bubur Jakeca (Jagung, Kelor, Cakalang), dan Agar-agar Kelapa Muda Gula Aren yang disajikan dalam bentuk video dan juga kelendar edukasi.

Baca juga: UI Depok Persiapkan Bus Listrik Baru dengan Nama UI-MAB E-Bus, Tahun 2023 Ditargetkan Rampung

Pemilihan jenis pangan tersebut didasarkan pada FGD yang telah dilakukan pada Sepember lalu tentang pola konsumsi masyarakat.

Dalam materi edukasi terdapat resep, kandungan gizi dan cara memasak yang baik. Kami memilihkan resep yang mudah tetapi padat gizi yaitu mengandung protein, karbohidrat maupun serat yang seimbang untuk menjadi menu sehari-hari.

Harapannya dengan pengetahuan yang baik, masyarakat dapat mengoptimalkan sumber pangan yang ada sehingga anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan tahapan perkembangan yang seharusnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved