Kriminalitas
Kakek, Anak, Mantu, Satu Cucu di Indramayu Dihabisi Pakai Pipa Besi, Balita Ditenggelamkan
Kakek, Anak, Mantu, Satu Cucu di Indramayu Dihabisi Pakai Pipa Besi, Balita Ditenggelamkan
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, INDRAMAYU - Tragedi berdarah di Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Satu keluarga ditemukan tewas dan dikubur dalam satu lubang di belakang rumahnya di Jalan Siliwangi No 52, RT02/RW03, Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Senin (1/9/2025).
Mereka adalah Haji Sahroni (70), sang anak Budi Awalludin (43), sang menantu istri Budi, Euis (37), serta Ratu (7) dan bayi berusia 8 bulan yang merupakan cucu Haji Sahroni.
Baca juga: Melawan Dua Pelaku Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu Dihadiahi Timah Panas, Teman Budi Awalludin
Satu keluarga tersebut ternyata dibunuh secara keji. Dua pelaku, P dan R membunuh para korban tanpa peri kemanusiaan.
Sakit Hati
Kapolres Indramayu, AKBP Mochamad Fajar Gemilang menjelaskan, motif pelaku utama pembunuhan satu keluarga itu sakit hati dan menyimpan dendam.
Pelaku utama berinisial R, merasa sakit hati kepada salah satu korban, Budi Awalludin, karena persoalan uang sewa mobil senilai Rp 750.000
Pelaku R merental mobil Budi dengan bayaran Rp 750.000. Namun, saat akan dipakai ternyata mobilnya mogok.

Pelaku kemudian meminta kembali uang sewa. Namun, Budi tak memberikan lantaran uangnya sudah dipakai untuk membeli sembako.
Hal itu membuat pelaku R sakit hati dan merencanakan membunuh Budi.
Dihantam Pakai Pipa Besi
Kapolres Indramayu, AKBP Mochamad Fajar Gemilang menjelaskan pembunuhan berencana keluarga Sahroni yang dilakukan dua pelaku.
Menurut Fajar, pada Rabu (27/8/2025) pukul 17.00 WIB, tersangka P diminta oleh tersangka R membeli pacul dan menyimpannya di rumah P.
Kemudian, malam harinya pukul 21.00 WIB, R mengajak P mengeksekusi korban Budi dengan iming-iming imbalan Rp 100 juta.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu Habisi Nyawa Korbannya Hanya Karena Uang Rp 750 Ribu
Kamis (28/8/2025) pukul 18.00 WIB, R kembali menghubungi P untuk datang ke rumahnya.
Malam sekitar pukul 23.00 WIB, keduanya tiba di rumah korban dan R berpura-pura mengajak Budi untuk bekerjasama bisnis jual beli minyak goreng.
Lalu, Jumat (29/8/2025) dini hari pukul 01.00 WIB, R mengajak Budi melihat gudang rumahnya dengan alasan untuk mengetahui bongkar muat minyak di gudang cukup atau tidak.
Saat perjalanan menuju gudang itulah, pelaku R mengambil pipa besi dari tas dan memukulkannya ke kepala Budi hingga tersungkur.

Pelaku R kemudian masuk ke kamar Sahroni dan memukulnya, sementara P berjaga di pintu.
Setelah itu, R menuju kamar Euis dan memukul kepalanya, serta anak inisial R yang tengah tidur.
Sementara tersangka P menenggelamkan bayi inisial B ke bak mandi.
"Keduanya setelah menghabisi para korban mencari barang berharga dan menemukan uang Rp 7 juta dan tiga unit ponsel, salah satunya milik Budi yang kemudian dipakai R," katanya.
Baca juga: Misteri Tewasnya Pengusaha Walet, Sang Anak, Menantu dan Cucu di Indramayu, Dikubur Bersama
Jual Emas ke Pasar
AKBP Mochamad Fajar menyatakan bahwa sekitar pukul 07.00 WIB, R mengambil gelang dan anting emas yang dikenakan bayi B dan menyerahkannya ke P.
Tersangka P kemudian menjual emas itu ke Pasar Mambo Indramayu seharga Rp 3 juta. Dan, pukul 17.00 WIB, P membeli terpal untuk menyeret korban ke belakang rumah.
Lalu, pada Sabtu (30/8/2025) dini hari pukul 01.00 WIB, kedua tersangka membawa kelima korban ke halaman belakang rumah dan menguburkannya dalam satu lubang.

Pukul 03.30 WIB, mereka memindahkan mobil pikap putih milik korban dari garasi ke tepi jalan dengan kunci kontak masih di dalamnya.
"Pukul 05.00 WIB, mereka membawa mobil Corolla milik Sahroni ke hotel di Jatibarang untuk bersembunyi. Lalu, pukul 10.00 WIB, R menghubungi Evan menggunakan ponsel milik korban Budi untuk menggadaikan mobil pikap itu," katanya.
Pada Minggu (31/8/2025) sore sekitar pukul 16.30 WIB, R menerima uang gadai sebesar Rp 14 juta dari Evan yang ditransfer ke rekening Dana milik Budi.
Baca juga: Kisah Gadis Jadi Kekasih Polisi, Menghilang di Akad Nikah, Tewas dengan Wajah Hangus di Indramayu
Pukul 17.45 WIB, P menarik Rp 3 juta di BRILink Jatibarang menggunakan akun Dana milik Budi.
Tak hanya itu, pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 02.00 WIB, keduanya mengembalikan mobil Corolla milik Sahroni dengan cara diparkirkan di sekitar rumah Evan untuk mengalihkan kecurigaan masyarakat seolah-olah Evan adalah pelaku pembunuhan.
R juga menyebarkan kabar ke teman dan istrinya agar meyakinkan bahwa Evan merupakan pembunuh keluarga Sahroni.
Pukul 10.42 WIB, P menarik uang Rp 10 juta dari akun Dana Budi di BRILink Jatibarang.
Mau Kabur Jadi Anak Buah Kapal
Selanjutnya, pada Selasa (2/9/2025), keduanya melarikan diri ke Jakarta menggunakan travel dan kemudian ke Bogor.

Pada Rabu (3/9/2025), mereka bergerak ke Semarang, dan Kamis (4/9/2025) ke Demak, serta Jumat (5/9/2025) ke Surabaya.
Sabtu (6/9/2025), mereka kembali ke Indramayu tepatnya di Kecamatan Kedokanbunder dengan tujuan berangkat ke laut sebagai anak buah kapal," katanya.
Namun, pelarian keduanya berakhir ketika polisi berhasil menangkap mereka pada Senin (8/9/2025) pukul 02.30 WIB di Kecamatan Kedokanbunder.
Anak Angkat Haji Saroni Ditahan
Salah satu saksi kunci bernama Evan akhirnya angkat bicara dan memberikan kesaksian mengejutkan. Evan disebut-sebut merupakan anak angkat Haji Sahroni
Evan sempat dituding sebagai pelaku di media sosial, sehingga membuat warga setempat kesal.
Beruntung Polres Indramayu bergerak cepat dan mengamankannya, sehingga Evan tak diamuk warga.
Baca juga: Kisah Tragis Asisten Apoteker di Indramayu Tewas dengan Wajah Hangus, Diduga Pelaku Polisi
Evan menyatakan bahwa ia tak menyangka bahwa rekan kerjanya pelaku R merupakan dalam pembunuhan satu keluarga tersebut.
Hal yang tak disangka lagi adalah ia dijebak dan akan dijadikan korban untuk menutupi tindakan sadisnya.
Ia mendapatkan WA dari handphone Budi Awaludin. Dalam WA itu Budi meminta bantuan untuk menggadaikan mobil dan uang gadai mobil Rp 14 juta.
Lalu, uang gadai mobil itu ditransfer ke rekening Budi Awaludin sang bosnya.
Tak disangka WA tersebut adalah pelaku R yang menggunakan handphone Budi Awaludin.
Baca juga: Ibu dari Anggota DPR RI Dibunuh ART dengan Sadis di Indramayu
keterlibatan bermula ketika korban, Budi Awaludin, meminta bantuan untuk menggadaikan mobil. Dari hasil gadai itu, sekitar Rp14 juta ditransfer sesuai arahan yang diterima.
"Saya tak menyangka dia melakukan itu untuk menjebak saya. Dia yang menyebarkan isu bahwa saya yang membunuh dengan bukti menggadai mobil," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan sempat diamankan polisi hampir sepekan di Mapolres Indramayu.
Hal itu dilakukan semata-mata untuk pengamanan, karena namanya telanjur viral dituding sebagai pelaku.
“Selama di Polres, perlakuannya baik. Saya dikasih makan, tidak ada masalah. Itu hanya untuk keamanan, supaya warga tidak salah paham,” paparnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
Warga Cilangkap Depok Gagalkan Transaksi Diduga Narkoba Modus Tempel, Barbuk Diserahkan ke Polisi |
![]() |
---|
Viral Oknum Polisi Polsek Cikarang Utara Sarankan Lepas Maling Motor yang Ditangkap Warga |
![]() |
---|
Pelaku Penganiayaan dan Penelantaran Anak yang Ditemukan di Pasar Kebayoran Lama Jaksel Ditangkap |
![]() |
---|
Pomdam Jaya Periksa Sejumlah Prajurit Terkait Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN |
![]() |
---|
Oknum Anggota TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Diperiksa Pomdam Jaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.