Demo di DPR

10 Orang Tewas Demo DPR, Sosok Pelajar SMK Tangerang, Reza Indragiri Beri Catatan untuk Polisi

10 Orang Tewas Demo DPR, Sosok Pelajar SMK Tangerang, Reza Indragiri Beri Catatan untuk Polisi

|
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
PEMAKAMAN ANDIKA - Andika Lutfi Falah (16) siswa SMKN 14 Tangerang meninggal dunia saat demo DPR RI. Andika warga Perumahan Puri Bidara RT 02/06, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, telah dimakamkan di TPU Puri. 

Laporan Jurnalis Warta Kota Network, Nurmahadi, M. Rifqi Ibnumasy

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Demo masyarakat yang kecewa atas kebijakan anggota DPR hingga DPRD mendapatkan tunjangan rumah di saat ekonomi susah terjadi hampir di meluas ke seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini dampak driver Ojol Affan Kurniawan (21) tewas dilindas kendaraan taktis Barracuda Brimob Polri.

Fasilitas umum, kantor pemerintahan, DPRD dan kepolisian dibakar massa.

Baca juga: Terduga Provokator Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim Ditangkap di Cibubur

Demo yang berlangsung dari 28 Agustus hingga 2 September 2025

Terdapat juga puluhan korban luka-luka. Baik dari pendemo dan petugas keamanan. Tak hanya itu, hal yang membuat miris adalah jatuhnya korban jiwa akibat kekerasan fisik.

Dari catatan Kompas.com, dari demo yang berlangsung dari 28 Agustus hingga 2 September 2025 terdapat 10 korban jiwa yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.

BUBARKAN MASSA - Petugas gabungan membubarkan massa saat menyisir di Jalan Pangeran Jayakarta, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin (1/9/2025) dinihari.
BUBARKAN MASSA - Petugas gabungan membubarkan massa saat menyisir di Jalan Pangeran Jayakarta, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin (1/9/2025) dinihari. (TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra)

Berbeda dengan Affan Kurniawan yang terdapat bukti kuat video yang memperlihatkan Barracuda Brimob melindas pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga tersebut.

Inilah Daftar Korban Tewas Saat Demo DPR

1. Affan Kurniawan

Affan Kurniawan (21) driver Ojol tewas setelah dilindas mobil taktis Brimob Polda Metro Jaya di kawasan Rusun Bendungan Hilir II, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Agustus 2025 malam

Saat itu, Affan akan mengantar pesanan makanan ke daerah Benhil. Saksi mata, Abdul (29) mengatakan bahwa korban diduga tidak sempat menghindar ketika mobil rantis Brimob melaju dengan kencang dan ugal-ugalan.

RUMAH DUKA AFFAN KURNIAWAN -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melayat ke rumah duka driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan (20) yang meninggal dunia setelah ditabrak dan dilindas oleh mobil Rantis Brimob Polri di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.(Foto: Yolanda Putri Dewanti)
RUMAH DUKA AFFAN KURNIAWAN -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melayat ke rumah duka driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan (20) yang meninggal dunia setelah ditabrak dan dilindas oleh mobil Rantis Brimob Polri di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.(Foto: Yolanda Putri Dewanti) (Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)

2. Septinus Sesa

Septinus Sesa tewas saat aksi blokade di kawasan Wirsi dan Jalan Yosudarso, Manokwari, Kamis malam, 28 Agustus 2025

3. Iko Juliant Junior

Iko mahasiswa Unversitas Negeri Semarang tewas di Rumah Sakit Kariadi pada Minggu, 31 Agustus 2025 siang.

Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum Unnes menyebutkan bahwa Iko ke kampus pada Sabtu, 30 Agustus 2025 sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu, dia memakai baju PDH DPM Unnes dan membawa jas almamater di ransel.

Baca juga: Minta Tolong Rakyat Dorong RUU Perampasan Aset, Prabowo: Saya Tidak Bisa Sendiri

Malam hari Iko sudah pulang ke rumah. Pada pukul 23.00, Iko dijemput temannya menuju Polda Jawa Tengah. Mereka akan menjemput rekan mahasiswa Unnes yang ditahan. Iko diinformasikan berada di rumah sakit akibat luka dalam yang parah.

Iko mengalami luka dalam hingga kritis dan tak sadarkan diri. Iko mengigau meminta ampun agar tak dipukuli.

4. Andika Luthfi Falah

Pelajar SMK 14 Tangerang asal Desa Pematang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Andika Luthfi Falah meninggal saat ikut demonstrasi menuntut pembubaran DPR di kawasan gedung DPR pada Kamis, 28 Agustus 2025. 

Siswa kelas 11 itu sempat dirawat intensif di RS Dr Mintoharjo, Jakarta, sebelum meninggal. Dari hasi pemeriksaan tempurung kepalanya retak.

SISWA SMK TEWAS SAAT DEMO -- Ibu Andika Lutfi Fala, Sofiatun saat memegangi foto mendiang anaknya, di kediamannya yang terletak di Perumahan Puri Bidara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (2/9/2025). (Tribuntangerang.com/Nurmahadi) 
SISWA SMK TEWAS SAAT DEMO -- Ibu Andika Lutfi Fala, Sofiatun saat memegangi foto mendiang anaknya, di kediamannya yang terletak di Perumahan Puri Bidara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (2/9/2025). (Tribuntangerang.com/Nurmahadi)  (TribunTangerang.com/Nurmahadi)

5. Syaiful Akbar

Syaiful Akbar (43) Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Ujung Tanah. Syaiful tewas akibat terjebak saat gedung DPRD Kota Makassar dibakar massa pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam.

6. Sarinawati

Sarinawati, staf DPRD Kota Makassar yang juga ditemukan tewas di lantai tiga gedung. Sarinawati tewas akibat  terjebak saat gedung DPRD Kota Makassar dibakar massa pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam.

7. Muhammad Akbar Basri

Akbar Basri merupakan fotografer Humas DPRD Kota Makassar. Korban tewas akibat terjebak saat gedung DPRD Kota Makassar dibakar massa pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam.

8. Rheza Sendy Pratama

Sendy Pratama, mahasiswa semester V Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, tewas dalam kericuhan di kawasan Ring Road Utara, depan Markas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, 31 Agustus 2025 pagi. 

Baca juga: Polisi Bersama Ojol Kerja Bakti Bersihkan Mapolres Jakarta Timur yang Rusak Dibakar Massa

Videonya tengah naik motor dan membonceng temannya menuju barisan polisi dan kemudian ditembak gas air mata viral di media sosial.

Ayahnya, Yoyon Surono, yang memandikan jenazah anaknya, terkejut melihat tubuh Rheza penuh luka. Tengku belakang lehernya seperti patah.

9. Rusmadiansyah

Rusmadiansyah (26) driver Ojol tewas dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI). Massa menuduh pengemudi ojol itu sebagai intel aparat. 

10. Sumari

Sumari seorang tukang becak berada di dekat gedung parkir Ketandan saat terjadinya bentrok massa dengan polisi di Bundaran Gladak. Kala itu polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Warga yang melihat Sumari terduduk lemas dan muntah darah kemudian membawanya ke RSUD dr Moewardi. Namun, nyawanya tak terselamatkan. 

Sosok Pelajar SMK Andika

Andika Tangerang Tewas
ANDIKA TEWAS SAAT DEMO - Pelajar SMK 14 Tangerang asal Desa Pematang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Andika Luthfi Falah tewas saat ikut demo DPR RI.

Kepergian Pelajar SMK 14 Tangerang asal Desa Pematang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Andika Luthfi Falah untuk selamanya membawa duka mendalam bagi orangtua dan keluarganya.

Sebab, Andi tewas secara mengenaskan saat mengikuti demo di DPR RI.

Andika tinggal di Perumahan Puri Bidara RT 02/06, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten,

Ketua RT 02 Perumahan Puri Bidara, Sugiono menjelaskan, pada Kamis (28/8/2025) Andika diajak temannya demo di DPR RI.

Baca juga: TNI Dicatut Provokator Penyerangan Mako Brimob Cikeas, Korem 061 Suryakencana Berikan Klarifikasi

Kemudian Andika izin ke gurunya, tapi izinnya mau mengantar ibu berobat. Pihak sekolah lalu menelepon keluarga Andika. Ternyata Andika tidak pulang.

Andika tidak bisa dihubungi, karena tidak membawa handphone dan identitas.

Usai ikut berdemo di DPR RI, Andika sempat dikabarkan menghilang, pihak keluarga tak ada satu pun yang mengetahui keberadaannya lantaran Andika tak memiliki handphone serta tak membawa identitas.

Hingga akhirnya pada Sabtu 30 Agustus 2025, Andika diketahui pihak keluarga melalui media sosial tengah berada di RS Mintohardjo, Jakarta Pusat, dalam keadaan kritis.

Andika mengalami koma sejak Jumat 29 Agustus saat baru pertama dibawa ke RS Mintohardjo.

Baca juga: Kronologis Pelajar di Tangerang Meninggal Dunia saat Ikut Demo di DPR RI

Berdasarkan informasi dari tim medis, Andika kritis karena tempurung belakang kepalanya retak.

Pihak keluarga menduga retaknya tempurung kepala Andika lantaran terkena hantaman benda tumpul.

Kendati demikian, Sugiono tak mengetahui lebih jelas apa yang sebenarnya dialami Andika saat ikut unjuk rasa.

Bagaimana sosok Andika?

Ayah Andika, Abdul Ghofur, menjelaskan, anaknya tipikal anak yang periang dan suka bersosialisasi, tak ayal Andika memiliki banyak sekali teman.

Hal ini membuat jenazah Andika baru sampai ke Kabupaten Tangerang disambut oleh banyak temannya.

Andika juga gemar mendaki gunung sejak sejak kelas 3 SMP. Meski hobi mendaki gunung, Andika tak pernah menyusahkan orangtuanya.

Baca juga: Pengemudi Mobil Rantis Brimob yang Tabrak Ojol Hingga Tewas Kena Sanksi Berat, Terancam Dipecat

Dia akan menabung terlebih dahulu demi mewujudkan keinginannya.

"Kalau mau mendaki pasti nabung dulu, enggak pernah minta orangtua, kayanya semua gunung di Jawa sudah pernah dia datangi," ucap Abdul.

Abdul menuturkan sang anak tak memiliki cita-cita yang spesifik, Andika hanya berkeinginan untuk sukses dan bisa membahagiakan orangtuanya.

"Cita-citanya cuma satu, dia cuma ingin menjadi orang yang sukses agar bisa membahagiakan orangtuanya," katanya.

Catatan Reza Giri untuk Polisi

 Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri memberikan tanggapan terkait penyebab aksi demonstrasi yang berujung tindakan anarkis dan pengrusakan di sejumlah daerah. 

Menurut Reza, fenomena psikologi massa secara alami memang cenderung bereskalasi ke titik destruktif atau merusak. 

Dalam kasus demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu, cara kerja polisi dalam melakukan pengamanan dinilai berkontribusi memicu perilaku destruktif massa.

Reza Indragiri Amriel, Ahli Psikologi Forensik yang memberikan pandangan soal kasus KDRT di Kota Depok yang menjadikan pasangan suami-istri sebagai tersangka
Reza Indragiri Amriel, Ahli Psikologi Forensik yang memberikan pandangan soal kasus KDRT di Kota Depok yang menjadikan pasangan suami-istri sebagai tersangka (Istimewa)

Secara alami, fenomena psikologi massa memang cenderung bereskalasi ke titik destruktif.

“Perilaku destruktif massa bahkan mendapat kontribusi dari cara kerja polisi dalam melakukan pengamanan,” kata Reza saat dihubungi TribunnewsDepok.com,  Selasa (2/9/2025).

Reza menilai, penggunaan perlengkapan ala robocop, dapat melipatgandakan emosi massa. Ketika emosi massa naik, polisi juga semakin agresif. 

“Begitu terus sampai meledak. Ledakannya bisa diarahkan ke polisi atau pun displacement ke objek pengganti (gedung, fasilitas umum, dll),” ungkapnya. 

Selain itu, aksi brutal polisi dan tindak-tanduk politisi dominan dijumpai pada ribuan aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan. 

“Brutalitas polisi dan tindak-tanduk politisi memang dua dari sejumlah tema yang dominan dijumpai pada ribuan aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan. Itu simpulan hasil studi di ratusan negara selama belasan tahun,” ujarnya. 

“Secara manipulatif, alur alami di atas bisa by design dipantik, dipercepat, diperluas, dan dibikin beragam,” sambungnya. 

Baca juga: 5 Poin Pernyataan Sikap Aliansi Bem Se-UI, Tuntut Pertanggungjawaban Presiden Prabowo

Reza menambahkan, dalam situasi unjuk rasa, kehadiran polisi memang selalu memunculkan dilema. 

Mereka datang dengan tugas pengamanan unjuk rasa agar berlangsung konstruktif seperti perkataan Kapolri. 

Tapi, pada saat yang sama, kehadiran polisi dan pola kerja mereka justru berefek bola salju.

Melihat hal tersebut, Reza mengusulkan agar mengerahkan polwan dalam jumlah lebih banyak daripada polisi pria. 

Menurut studi, polwan punya kemampuan komunikasi yang lebih efektif dan lebih menenangkan. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengendalian massa. 

“Tinggal buktikan saja ungkapan "kesetaraan gender di segala bidang". Semoga mujarab dalam mengawal demonstrasi agar tidak menjadi huru-hara,” pungkasnya. 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved