TRIBUNNEWSDEPOK.COM, LAMPUNG - Cinta membawa maut. Itu lah kisah asmara Riduan alias Iwan (35) buruh Gudang Bulog Lampung dengan Siska Maharani (32), karyawati sebuah perusahaan penjualan alat berat.
Iwan yang berstatus duda dua anak cintanya begitu mendalam terhadap Siska, janda beranak dua.
Tak ingin kehilangan sang kekasih, Iwan rela mati di tangan Siska. Namun, takdir berkata lain. Nyawa Siska justru direnggut olehnya.
Baca juga: Kisah Pilu Karyawati di Lampung Tewas Digorok Kekasih, Tinggalkan Anak yang Masih TK
Iwan menggorok leher kekasihnya di kamar Mess Gudang Bulog, Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung, Senin (4/8/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.
Latar belakang apa yang membuat persitiwa pembunuhan itu terjadi? Simak jalan ceritanya.
Siska Mulai Berubah
Iwan yang mengenakan baju tahanan Polresta Bandar Lampung terlihat duduk di lantai sambil tertunduk lesu, Selasa (5/8/2025)..
Tampaknya ia tak percaya bisa membunuh kekasihnya. Tatapan matanya pun terlihat kosong. Meski demikian dia masih bisa menceritakan kisah asmaranya dengan Siska.
Iwan berpacaran dengan Siska dua tahun yang lalu. Kisah asmara mereka bak Romeo and Julliet. Dunia seolah milik berdua.
Baca juga: Kisah Asmara Berakhir Duka, Tak Dilamar Akhiri Hidup di Lampung, Mau Nikah Malah Dijual
Namun semua itu berubah 2 minggu sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi. Siska tak seperti dulu lagi. Penuh perhatian dan kasih sayang.
Iwan pun mulai bertanya-tanya ada apa gerangan dengan sang kekasih. Pikiran jelek terhadap Siska dibuangnya jauh-jauh.
Namun, Senin (28/7/2025) malam mata Iwan terbukaan oleh peristiwa yang tak diharapkan.
Dia datang ke rumah Siska di Desa Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, Lampung.
Iwan datang untuk memberikan uang kepada Siska. Lalu, dia pun meminta Siska mengerik badannya. Namun, permintaan itu ditolak sang kekasih.
Siska saat itu ingin menidurkan anak bungsunya dan Iwan pun disuruh pulang. Kecurigaan besar pun muncul.
Sebab itu, ketika ia keluar dari rumah kekasihnya, Iwan tak langsung pulang. Ia berada tak jauh dari rumah Siska.
Baca juga: Kisah Pengakuan Pelaku Rudapaksa dan Pembunuh Gadis Sholehah asal Lampung, Dijanjikan Bakwan
10 menit kemudian, dia membuka pintu rumah dan mengeluarkan motor.
Dia pun pergi dengan naik motor menuju Jalan Baru. Rasa curiga Iwan semakin besar. Dia kemudian membuntuti Siska dari belakang. Sesampai di Jalan Baru, Siska bertemu dengan teman perempuannya Ayu.
Melihat hal itu, Iwan pun memutuskan untuk pulang. Saat tiba di rumah, hati Iwan gelisah memikirkan pacarnya. Pukul 21.00 WIB Iwan pun kembali ke Jalan Baru. Ternyata dilihatnya Siska bersama pria lain.
"Semenjak kenal dengan Ayu, sikap Siska berubah drastis kepada saya. Ternyata Siska dekat dengan pria lain," paparnya.
Detik-detik Siska Dibunuh
Senin (4/8/2025) sore , sepulang kerja Siska mampir ke mess Gudang Bulog Lampung tempat kekasihnya tinggal.
Mess Bulog tersebut merupakan tempat tinggal sementara bagi para pekerja atau buruh harian di gudang Bulog Lampung yang berlokasi di sepanjang Jalan Soekarno Hatta Bypass, Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung.
Baca juga: Warga Ikuti Salat Jenazah Korban Kecelakaan Maut di Tol Lampung di Masjid Jami Nurul Huda Tugu Depok
Siska kemudian menuju ke kamar bersama Iwan. Di kamar tersebut suasana masih ceria, karena pasangan tersebut bersenda gurau.
Tiba-tiba Iwan menyodorkan clurit kepada Siska. "Bunuh saya saja," pinta Iwan kepada Siska.
Melihat hal itu, Siska kaget."Kamu ngomong apa sih. Cluritnya singkirin aja," pinta siska.
Iwan yang mendengar itu lalu menyingkirkan clurit tersebut. Lalu mereka pun kembali bersenda gurau.
Baca juga: Kisah Gadis Mungil Sholehah di Lampung Berakhir Tragis, Tewas Tanpa Busana di Rumah Bedeng
Tak berapa lama, Iwan pun berdiri sambil memegang clurit. Melihat hal itu, Siska juga ikut berdiri dan berada di belakang Iwan.
Siska menyangka Iwan akan melakukan kekerasan terhadapnya. Maka dari itu, Siswa berupaya merebut clurit dari tangan Iwan.
Rebutan clurit pun terjadi hingga membuat kamar berantakan. Tak disangka tangan Siska terluka, sehingga dia berteriak minta tolong.
Hal itu membuat Iwan panik. Dengan gerakan cepat Iwan berada di belakang Siska sambil menjambak rambutnya.
Kemudian Iwan berusaha menempelkan clurit ke leher Siska. Janda dua anak tersebut berusaha menahan clurit tersebut hingga tangannya berdarah.
Baca juga: Kisah Tragis Setengah Jam Sebelum Siswi Kelas 2 SD di Lampung Dirudapaksa dan Dibunuh, Pelaku Buron
Tak lama kemudian, clurit tersebut menempel pada leher bagian kanan Siska. Clurit itu kemudian ditekannya ke leher Siska.
Siska berusaha melepaskan diri, sehingga untuk kedua kali, Iwan menekan Clurit dengan kuat ke leher Siska, hingga leher tersebut robek dan mengeluarkan darah.
Minum Darah dan Perkataan Terakhir Siska
Melihat darah mengucur deras dari leher Siska, Iwan pun langsung menyedot darah Siska dan meminumnya.
"Saya minum darah Siska spontak. Saat itu saya tidak punya pikiran apa-apa. Saya gak tahu apakah saya menggorok leher kekasih saya. Setahu saya Clurit itu ditekankan ke leher pacar saya," tandas iwan.
Usai meminum darah Siska, tiba-tiba Siska mengeluarkan perkataan terakhirnya.
"Kamu kok gak kasihan sama anak-anak saya," kata Siswa.
Usai Siska menyampaikan hal itu, dia pun langsung lemas dan terkapar di lantai dan banjir darah. Siskwa pun tewas di lokasi.
Setelah Siska tak bernyawa. Lalu Iwan mengambil handphone dan membanting telepon selular tersebut.
Dilihatnya buruh yang ada di mess itu sudah kosong lantaran kabur dari mess.
Kemudian Iwan ke luar kamar mess. Iwan pun bertemu dengan rekan perempuannya dan meminta diantarkan ke Polsek Sukarame untuk neyerahkan diri.
Tak jauh dari Polsek Sukarame, Iwan membuat clurit yang digunakan untuk membuh Siska sang kekasih.
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id