"Kasus ini masih marak terjadi, Salah satunya didasari oleh masalah ssosial budaya patriarki. Masyarakat kita relatif belum terbangun kesetaraan gendernya, sehingga perempuan lebih banyak menjadi sasaran tindak kekerasan," papar dia.
Tujuan sosialisasi, sambung dia, untuk memberikan layanan informasi, edukasi, dan konseling dalam rangka menciptakan keluarga yang harmonis, sehat, dan sejahtera.
Harapannya masyarakat memiliki semangat membangun pencegahan terjadinya kekeraan terhadap perempuan dan anak.
Baca juga: Paus Fransiskus Sebut Setan Ada Dalam Saku Kita Saat Pidato di Gereja Katedral, Ini Maknanya
Bahkan yang tak kalah penting, lanjut Ima, menanamkan pola pikir kepada anak-anak. Terutama kepada korban kekerasan agar tidak takut melaporkan peristiwa yang dialaminya, meskipun pelakunya adalah orang terdekat.
"Jadi agar masyarakat lebih berhati-hati. Semua harus dijelaskan. Modusnya apa. Siapa yang banyak melakukan. Apakah keluarga atau di luar keluarga," ujarnya. (faf)