Atasi Bakteri Multiresisten
Sementara itu, penelitian untuk menemukan antibiotik baru selama lebih dari 60 tahun belum berhasil menemukan antibiotik yang dapat mengatasi bakteri multiresisten.
“Bayangkan jika di masa depan terjadi pandemi infeksi bakteri multiresisten. Situasinya akan mirip dengan pandemi Covid-19 lalu, di mana tidak ada antibiotik yang efektif untuk mengatasinya. Hal ini akan menjadi bencana
kesehatan yang sangat serius,” ujar Prof. Rani.
Baca juga: Ramadan Berkah, ILUNI UI Bagikan 3.823 Paket Sembako ke Karyawan UI dan Warga Sekitar
Untuk itu, Prof. Rani merekomendasikan agar edukasi dan peringatan terhadap dokter yang melanggar perlu ditingkatkan sebagai bentuk pengendalian perilaku peresepan antibiotik.
Peran PPRA di rumah sakit juga turut dihadirkan dan dioptimalkan. Selain itu, apoteker penanggung jawab
apotek wajib mematuhi aturan pemerintah dan perlu peringatan tegas apabila ada pelanggaran.
Ketegasan bahwa antibiotik hanya bisa didapat dengan resep dokter di layanan farmasi resmi juga
tidak kalah penting untuk terus diperhatikan.
Langkah-langkah tersebut harus sejalan dengan pemantauan rantai distribusi pasokan antibiotik dari
distributor yang hanya dapat disalurkan ke apotek dan rumah sakit.
Menurut Prof. Rani, riset penemuan antibiotik baru, terutama untuk bakteri multiresisten juga dapat diprioritaskan dalam menjawab tantangan resistensi antibiotik.