Para peneliti diingatkan utk mewaspadai ‘jurnal predator’ yang banyak beredar.
"Jurnal-jurnal ini dapat dikenali dari beberapa ciri, seperti lokasi dan identitas tidak transparan, sering
mengirimkan e-mail spam, publikasi dalam waktu singkat, nama tim editor disamarkan, dan
penggunaan tata bahasa yang kurang,” ujar Dr. Krisha.
Dalam kesempatan tersebut, Krisha memberikan contoh e-mail profesional yang ditujukan
kepada para editor jurnal serta tata cara dan tahapan submission sesuai dengan guidelines.
Langkah terakhir adalah melakukan final check artikel ilmiah sebelum diunggah dengan memeriksa ulang keteraturan bahasa, akurasi informasi penulis, struktur manuskrip, serta memanfaatkan tools AI agar hasil penelitian lebih efisien.