"Hampir tiga tahun kami tidak komunikasi. Saya pun ke anak langsung aja kalau mau komunikasi," katanya.
Angger Dimas mengaku saat ini masih berusaha untuk menenangkan diri. Ia sangat emosi ketika tahu Dante meninggal dunia di tangan YA, kekasih Tamara Tyasmara.
"Sekarang tinggal bagaimana saya berusaha melepaskan dan mengikhlaskan anak saya. Ini semua takdir Allah," ujar Angger Dimas.
Sementara itu meninggalnya Dante diketahui dari unggahan Tamara Tyasmara, yang mencurahkan isi hati dan kesedihannya di media sosial. Postingnannya pun menyita perhatian publik.
Baca juga: Polda Metro Jaya Dalami Motif Kekasih Tamara Tyasmara di Kasus Kematian Dante
Kala itu, Dante berenang ditemani kekasih dari Tamara Tyasmara, yakni pria berinisial YA. Tamara tak bisa mendampingi karena bekerja dekat dari kolam renang.
"Pas saya mau menyambangi Dante, saya dihubungi orang yang saya percaya ini (YA) kalau Dante dilarikan ke rumah sakit. Kemudian saya berangkat kesana, padahal saya sudah sampai di kompleks kolam renang itu," kata Tamara Tyasmara yang ditemui di kediamannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024) malam.
"Sampai sana Dante sudah meninggal. Saya kaget, saya cubit dan gigit Dante agar bisa merespon, tapi ternyata tidak," sambungnya.
Tamara tak menyangka kalau Dante meninggal dunia diduga karena tenggelam di kolam renang. Sebab, ia merasa putranya bisa berenang.
"Dante itu les renang, dia tuh bisa berenang. Saya juga tidak tahu kenapa bisa sampai tenggelam," ungkapnya.
Salah satu saksi yang ada di kolam renang pun membuat laporan ke Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur yang kemudian ditelusuri oleh penyidik, hingga akhirnya mendatangi rumah duka Tamara Tyasmara.
Tamara Tyasmara mengakui polisi datang mengajukan proses autopsi, untuk membuka proses penyelidikan kematian Dante. Namun, ditolak oleh Tamara.
"Waktu itu saya tidak mau, karena jenazah Dante sudah rapih. Dante sudah dimandikan, dikafankan, dan siap di makamkan. Akhirnya saya dan bapanya Dante (Angger Dimas), menandatangani berkas penolakan autopsi," ucapnya.
Tamara mengaku meminta waktu kepada polisi selama satu Minggu setelah kematian Dante, untuk melihat rekaman CCTV, sebagai bukti kunci atas kematian anaknya.
"Kenapa saya meminta waktu, saya masih membuat mental saya kuat buat melihat rekaman Dante di kolam renang. Saya saja tidak bisa makan, baru bisa makan tiga hari setelah kematian Dante," jelasnya.
Beberapa hari kemudian, Tamara mendatangi Polda Metro Jaya, didampingi tim kuasa hukum. Ia menginginkan proses penyelidikan ditangani oleh penyidik disana, bukan di Polsek Duren Sawit.