Pengintegrasian EMRs berguna untuk mempermudah koordinasi pada fasilitas layanan kesehatan dalam melakukan dokumentasi rekam medis pasien yang akurat, terkini, komprehensif, dan efisien, sehingga dapat menurunkan risiko kesalahan medis.
Baca juga: Guru Besar FIK UI Tekankan Pentingnya Peran Perawat Mengakhiri Stigma Terhadap ODHIV
Penduduk Indonesia memiliki catatan rekam medis dalam bentuk digital dan kertas sebanyak 270
juta.
Rekam medis ini dikelola oleh ribuan penyedia layanan kesehatan berbasis individu di lebih
dari 400 aplikasi pengelola dan tersebar pada tingkat pusat maupun daerah.
Permasalahan terkait infrastruktur dan keterbatasan sumber daya manusia kesehatan dapat diminimalisir dengan memberikan pelatihan yang memperhatikan aspek interoperabilitas, sehingga transfer informasi tetap dapat memperhatikan quality control.
Aspek interoperabilitas harus memperhatikan tiga level teknologi informasi, yaitu foundational,
structural, dan semantic.
Dengan diberlakukannya optimalisasi pada permasalahan ini, maka pelaksanaan EMRs dapat berjalan lebih optimal dan komprehensif.
Pengintegrasian EMRs dapat memberikan kemudahan akses terhadap data kesehatan pasien, sehingga meningkatkan koordinasi dalam pemberian layanan kesehatan.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini,
M.Sc., sangat bangga dengan prestasi yang diraih para mahasiswanya dalam kompetisi yang
berlangsung di FIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 8-9 November 2023.
“Sistem informasi, CanteenCare yang dikembangkan mahasiswa ini saya rasa akan memberikan edukasi pada masyarakat terutama siswa-siswi SMA yang paling banyak terpapar dengan berbagai makanan
kekinian. Begitu juga dengan gagasan dalam mengoptimalkan EMRs yang sesuai dengan kondisi
saat ini," ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa di era sekarang, semua aspek kehidupan sudah terdigitalisasi termasuk berbagai
hal dalam bidang Kesehatan.
Hal ini diharapkan juga bisa meningkatkan layanan kesehatan dan sumber daya manusia kesehaan yang ada.