Kecelakaan Lalu Lintas

Ini Dampak Penutupan Perlintasan Rawa Indah yang Dialami Warga Pasca Tabrakan Antara Angkot dan KA

Penulis: Cahya Nugraha
Editor: murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua RW 01, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Depok, Sopian (kiri) dan Ketua RT 01 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Depok, Cecep (kanan) saat ditemui TribunnewsDepok.com Kamis (22/6/2023) menyebtukan bahwa warga setempat meminta perlintasan keerta api Rawa Indah untuk dibukakan kembali.

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, Cahya Nugraha

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Ketua RT 01 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Depok, Cecep angkat suara perihal penutupan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 1 pasca terjadinya tabrakan antara angkot dan KAI Commuter Line No.1187 relasi Bogor-Jakarta Kota di KM 35+4/5 Lintas Depok-Citayam. 

Menurutnya, seminggu akibat dari penutupan tersebut, mobilitas warga menjadi terhambat, lantaran jalur yang saat ini menjadi akses utama warga hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. 

"Kalo muter itu lumayan, udah gitu jalannya akses yang rawa Geni itu kan agak sempit, satu mobil saja. Paling sudah kalo berhadapan dengan mobil lain yang satu harus mepet ke tembok," kata Cecep. 

Baca juga: Ngeyel, Angkot Ceper di Citayam, Depok Melintas Rel Nyangkut Tertabrak KLR, Keseret Sampai 100 Meter

Cecep menambahkan bahwa pintu perlintasan di KM 35+4/5 Lintas Depok-Citayam yang saat ini ditutup kerap kali dilalui oleh masyarakat RW 1, RW 2 dan RW 13 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Depok sebagai akses utama untuk menuju jalan Raya Citayam. 

"Itu dilalui oleh warga 2 RW ya, RW 1 dan 2 bahkan sampai RW 13 sampai kampung Taman, banyak RW 1 itu ada 9 RT," ungkap Cecep. 

"Bisa dibayangkan satu RT ada 100 KK saja itu sudah berapa orang yang lalu lalang di situ ya sehingga kalo itu ditutup orang harus lewat jalan kecil di sekitar sini, sedangkan jalan di sekitar sini kan kecil kalo ada mobil berpapasan pasti macet," sambungnya. 

Baca juga: Ini Kata Saksi Saat Warga Berupaya Selamatkan Angkot dari Tabrakan Kereta di Citayam Depok

Agar pintu perlintasan kembali dibuka, Cecep menjelaskan upaya yang tengah ia lakukan adalah membuat petisi tanda tangan warga yang menuntut agar pintu perlintasan kembali dibuka. 

"Ada sekitar 300 orang sudah tanda tangan mungkin lebih untuk dibukakan kembali perlintasannya," jelas Cecep. 

"Kalo ditutup pasti terganggu yang lainnya. Jadi, intinya kan kalau misalnya ada bencana seperti kebakaran, ada yang lahiran dan ambulans yang lewat juga terganggu, padahal akses ini memungkinkan untuk lebih cepat," tutupnya. 

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Depok, Mohammad Idris angkat suara perihal penutupan yang dilakukan oleh PT KAI di pintu perlintasan liar di wilayah Kota Depok, tepatnya di KM 35+4/5 Lintas Depok-Citayam sejak Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Pemerintah Kota Depok Tak Miliki Kewenangan Membuka Perlintasan Kereta di Jalan Raya Rawageni

Perlu diketahui bahwa Jumat (16/6/2023) terjadi insiden tabrakan antara angkot dan KAI Commuter Line No.1187 relasi Bogor-Jakarta Kota, antara Stasiun Citayam-Depok tepatnya di depan Halte Ratu Jaya. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. 

Menanggapi penutupan tersebut, Idris menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Depok setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh PT KAI. 

"Iya, karena sudah beberapa kali terjadi insiden seperti itu, kita tidak mau terulang lah. Saya pun kalo lewat sana ngeri," ungkap Idris kepada TribunnewsDepok ditemui di Alun-alun Kota Depok, Senin (19/6/2023).

Idris menambahkan saat ini sudah mengerahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok serta Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok (Disrumkim) untuk mencarikan jalan alternatif bagi warga yang terkena imbas dari penutupan tersebut. 

Baca juga: Wali Kota Depok Dukung Penutupan Perlintasan Liar oleh PT KAI Imbas Kecelakaan Kereta di Citayam

Halaman
12