Kabupaten Bogor

Wisuda Angkatan Kedua, IPB University Harap Pemkab Bogor Lanjutkan Program Sekolah Pemerintahan Desa

Penulis: Hironimus Rama
Editor: murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IPB University dan Pemkab Bogor menggelar prosesi wisuda 165 peserta Sekolah Pemerintahan Desa di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (8/2/2023).

Lapiran Wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DRAMAGA - IPB University berhasil meluluskan 165 aparatur desa di Kabupaten Bogor dalam program Sekolah Pemerintahan Desa (SPD) 2022.

Peserta yang lulus Sekolah Pemerintahan Desa ini dilepas dalam prosesi wisuda di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (8/2/2023).

Penanggung Jawab Sekolah Pemerintahan Desa IPB, Dr. Sofyan Sjah, mengatakan program ini sudah berjalan sejak 2021 bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bogor.

"Tahun 2022 ada penambahan jumlah. Tahun 2021 hanya 40 desa, angkatan tahun ini naik jadi 55 desa," kata Sofyan di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (8/2/2023).

Dia menjelaskan perbedaan antara angkatan pertama dan kedua dalam program SPD ini.

"Prinsipnya sama dengan angkatan pertama. Bedanya, angkatan kedua ini kuliah sudah full offline. Kalau angkatan pertama masih hybrid, ada offline dan online," ujarnya.

Baca juga: Iwan Setiawan Harap Kades yang Sekolah Pemerintah Desa di IPB University Bisa Memajukan Wilayahnya

Sekolah Pemerintahan Desa ini diikuti oleh 3 orang perwakilan dari setiap desa yang terdiri dari kepala desa, operator sosial dan operator spasial.

"Alhamdulilah, Kabupaten Bogor sudah mulai melihat peningkatan sumber daya manusia, khususnya aparatur desa. Ini sangat penting," tegas Sofyan.

Menurut dia, peserta SPD 2022 ini sangat luar biasa aktif dan dinamis.

"Dialektikanya jalan. Beda dengan angkatan pertama yang dibatasi ruang online. Mungkin karena kuliahnya sudah sepenuhnya offline, tuturnya.

Baca juga: IPB dan Pemkab Bogor Gelar Program Sekolah Pemerintahan Desa, Dirjen Bina Pemdes Beri Apresiasi

Materi perkuliahan dalam program SPD ini terdiri dari tata kelola pemerintahan desa yang meliputi tata kelola, keuangan, IT, metode-metode pengumpulan data.

Selain itu ada juga ilmu spasial untuk diterapkan dalam pengelolaan desa.

"Setelah interaksi selama beberapa bulan, kami melihat para peserta sudah mampu memetakan dan menyelesaikan berbagai persoalan di desa seperti batas desa, peta desa, masalah kemiskinan dan lain-lain," ucap Sofyan.

Dia berharap ini ilmu yang didapatkan peeerta SPD dapat diimplementasikan dalam mengelola desa.

"Semoga program ini terus berjalan di desa-desa lain di Kabupaten Bogor. Kalau tidak salah masih ada 250 desa yang belum mengikuti program ini. Harapannya program ini bisa membuat Kabupaten Bogor menjadi lebih baik dan maju," tandas Sofyan.