Kriminalitas

Kisah Detik-detik Pelaku Rudapaksa dan Membunuh Gadis Mungil Sholehah di Lampung, Sadis Mau Dibakar

Kisah Detik-detik Pelaku Rudapaksa dan Membunuh Gadis Mungil Sholehah di Lampung, Sadis Mau Dibakar

Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
PELAKU RUDAPAKSA DAN PEMBUNUHAN DITANGKAP - Almarhumah Rizky Alesha Zahra (9) bisa tenang di alam baka, karena pelakunya, Hariyanto (42) berhasil ditangkap Polda Lampung setelah sebulan buron. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, LAMPUNG - Akhirnya almarhumah Rizky Alesha Zahra (9) dapat tenang di alam baka.

Sebab, pelaku yang merudapaksa dan membunuhnya berhasil ditangkap Polda Lampung, Rabu (23/7/2025).

Tim Tekab 308 Satreskrim Polres Tulang Bawang, menangkap tersangka Hariyanto (42) sekitar pukul 12.00 WIB di area perkebunan tebu wilayah Kabupaten Mesuji, Lampung.

Baca juga: Kisah Gadis Mungil Sholehah di Lampung Berakhir Tragis, Tewas Tanpa Busana di Rumah Bedeng

Hariyanto adalah orang yang menempati rumah bedeng dimana jenazah Zahra ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan.

Rumah bedeng di perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung

Jenazah korban ditemukan tanpa busana, mulut mengeluarkan busa, dan di tubunya temukan luka lebam. Sadisnya lagi alat kelamin dan anal korban dalam kondisi robek pada Minggu (22/6/2025) malam.

SISWI KELAS 2 SD - RAZ (9) merupakan siswi kelas 2 SD di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. KOrban ditemukan tewas di rumah bedeng perkebunan tebu.
SISWI KELAS 2 SD - RAZ (9) merupakan siswi kelas 2 SD di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. KOrban ditemukan tewas di rumah bedeng perkebunan tebu. (Istimewa)

Terungkap kisah detik-detik Zahra dirudapaksa dan meregang nyawa

Dijanjikan Bakwan Goreng 

Bagi anak-anak buruh perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, sosok Hariyanto adalah pria yang dikenal dekat anak-anak.

Pelaku suka menjajani anak-anak dan memberikan mereka uang.

Sehingga tidak ada firasat buruk bagi Zahra ketika Hariyanto mencoba merayunya agar mau datang ke rumah bedengnya saat bertemu di tempat pemandian umum pada Minggu (22/6/2025) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Kisah Tragis Setengah Jam Sebelum Siswi Kelas 2 SD di Lampung Dirudapaksa dan Dibunuh, Pelaku Buron

Hariyanto menjanjikan akan memberikan bakwan goreng bila datang ke rumah bedengnya.

Tergoda oleh rayuan Hariyanto, Zahra pun pergi ke bedeng tetangganya tersebut.

Saat tiba di rumah bedeng itu lah Hariyanto langsung beraksi melakukan tindakan kekerasan.

Ada dugaan korban dianiaya terlebih dahulu, sehingga terdapat luka lebam di tubuhnya.

Kemudian membekap mulut korban saat merudapaksa gadis mungil tersebut hingga tewas dan mulut korban mengeluarkan busa.

Hilangkan Jejak dengan Cara Mau Dibakar

Rumah Bedeng Zahra
DITEMUKAN DI RUMAH BEDENG - Jenazah Rizky Alesha Zahra (9) di temukan di rumah bedeng yang ditinggali Hariyanto (42) di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung

Usai melakukan pemerkosaan dan pembunuhan di rumah bedengnya, Hariyanto berupaya menghilangkan jejak tindakan pidananya.

Terbayang olehnya untuk menutupi perbuatan jahatnya, Haryanto akan membakar rumah bedengnya.

Bila rumah bedengnya terbakar, maka jenazah Zahra yang tak berbusana dan ditutupi oleh tikar akan turut terbakar.

Baca juga: Kapolsek Negara Batin Lampung dan Dua Anggotanya Tewas Ditembak Saat Gerebek Judi Sabung Ayam

Hariyanto pun kemudian menaruh panci kosong di atas kompor gas. Kemudian kompor gas pun dinyalakan.

Kemudian pelaku keluar rumah dan mengunci pintu dengan gembok dan kabur  meninggalkan rumah bedeng.

Namun, takdir berkata lain. Gas melon tersebut habis, sehingga rumah dan jenazah Zahra pun utuh dan membuat aksi pelaku terbongkar.

"Ada temuan panci gosong di atas kompor gas saat tim Inafis Polres Tulang Bawang melakukan olah TKP. Pelaku mengaku itu bagian dari upaya menghilangkan jejak, baik jejak pemerkosaan maupun pembunuhan," kata Kasatreskrim Polres Tulang Bawang AKP Noviarif Kurniawan

Kabur ke Perkebunan Tebu

PERKEBUNAN TEBU - Perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa merupakan anak perusahan PT Sugar Group Companies.
PERKEBUNAN TEBU - Perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa merupakan anak perusahan PT Sugar Group Companies. (Istimewa)

Hariyanto kabur meninggalkan rumah bedeng ke hutan. Selama di hutan dia tidak mambawa alat komunikasi, sehingga sulit terlacak.

Kemudian juga berpindah-pindah tempat selama di hutan. Akhirnya pelaku pun pergi ke perkebunan tebu di wilayah Kabupaten Mesuji, Lampung.

Area perkebunan tebu tersebut masih milik PT Sugar Group Companies (SGC).

Lahan perkebunan tebu seluas 62.000 hektare tersebut berada di wilayah Mesuji dan Tulang Bawang.

Baca juga: Sakit Hati Diberhentikan dari Pekerjaan, Mantan Satpam Bakar Kantor Pajak di Lampung

Wilayah Mesuji dikelola PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL) dan PT Sweet Indo Lampung.

Sedangkan di Tulang Bawang dikelola PT Indolampung Perkasa (ILP) . Ketiga perusahaan itu merupakan anak perusahan PT. SGC.

Pelaku meminta pekerjaan ke salah satu warga sekitar dan kemudian diterima bekerja di PT Sweet Indo Lampung sebagai buruh harian.

Warga sekitar yang mengetahui peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan Zahra dengan dugaan tersangka Hariyanto melaporkan pelaku bekerja di PT Sweet Indo Lampung.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan akhirnya menangkap Hariyanto.

Hariyanto Pembunuh Zahra
PEMBUNUH DAN PEMERKOSA ZAHRA - Tersangka Hariyanto (42) pelaku pemerkosan dan pembunuhan Rizky Alesha Zahra (9) ditangkap Polda Lampung.

Tersangka Hariyanto sempat hidup berpindah-pindah sejak kabur pada 22 Juni 2025. Tersangka juga menyamar sebagai buruh harian.

Penangkapan bermula dari informasi warga yang mengenali wajah pelaku dan menyampaikan laporan lewat kanal Halo Pak Kapolres. Informasi itu langsung ditindaklanjuti oleh Kapolres AKBP Yuliansyah, dengan mengerahkan tim ke lokasi.

Baca juga: PNS Asal Lampung Ditemukan Tewas di Teras Rukan Cibinong City Center Pakansari

Hasil penyelidikan menunjukkan pelaku sempat meminta pekerjaan kepada salah satu warga sekitar, dan diterima bekerja di kebun tebu milik PT Silpa sejak 16 Juli 2025. Hariyanto mengaku tidak memiliki keluarga dan tinggal secara menumpang.

"Selama pelarian, dia hidup nomaden, tanpa alat komunikasi dan sempat bersembunyi di hutan. Ini yang menyulitkan pencarian selama sebulan terakhir," tutur Kapolres Tulang Bawang AKBP Yuliansyah.

Atas perbuatannya, pelaku kini dijerat Pasal 338 KUHP dan Pasal 81 ayat 5 juncto Pasal 76D UU Perlindungan Anak, serta Pasal 6 juncto Pasal 15 ayat 1 huruf g dan o UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman pidana mati,

Pertemuan Terakhir 

IBU SISWI KELAS 2 SD - Ibu kandung, RAZ (9) menceritakan kisah indah setengah jam bersama putrinya tersebut sebelum ditemukan tewas di rumah bedeng di perkebunan teh.
IBU SISWI KELAS 2 SD - Ibu kandung, RAZ (9) menceritakan kisah indah setengah jam bersama putrinya tersebut sebelum ditemukan tewas di rumah bedeng di perkebunan teh. (Istimewa)

Almarhumah Zahra merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Dia duduk dibangku kelas 2 SD di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Orangtuanya bekerja sebagai buruh di perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa.

Mereka hidup seadanya dari penghasilan sebagai pekerja perkebunan tebu.

Menyadari orangtuanya berpenghasilan pas-pasan membuat Zahra mandiri. 

Baca juga: Kapolri Tetapkan Status Gugur dan Berikan Anumerta Ke Tiga Polisi yang Ditembak Oknum TNI di Lampung

Gadis mungil yang memiliki senyum manis itu harus pergi untuk selamanya secara tragis

Minggu (22/6/2025) pagi sekitar pukul 05.00 WIB, Zahra sudah bangun. Begitu juga dengan orangtuanya.

Minggu pagi itu orangtua Zahra harus masuk kerja. Setelah sholat subuh, Zahra pun menghampiri ibunya.

Dia menyampaikan ke ibunya mau mengangkat jemuran yang ada di depan rumah. Jemuran tersebut masih berada di depan rumah, karena pada Sabtu (21/6/2025) hujan.

SISWI SD DIRUDAPAKSA DAN DIBUNUH - RAZ (9) siswi kelas 2 SD ditemukan tewas di rumah bedeng di perkebunan tebu Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
SISWI SD DIRUDAPAKSA DAN DIBUNUH - RAZ (9) siswi kelas 2 SD ditemukan tewas di rumah bedeng di perkebunan tebu Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. (Istimewa)

Zahra mau angkat jemuran lantaran sudah kering. Namun, sang ibu menyampaikan agar jemuran tidak diangkut dulu, karena masih lembab.

Selain masih lembab, juga hari masih pagi, jadi tak usah diangkat dulu. Tapi, Zahra tetap memohon mengangkutnya.

Sebab, bila siang diangkutnya, khawatir Zahra pergi atau main.

"Saya bilang yah sudah terserah Zahra. Terus jemuran itu diangkut dan dilipat," kata Ibu kandung Zahra.

Setelah melipat pakaian, lanjutnya, Zahra lalu memberisi kamarnya. Tempat tidurnya dirapihkan. Bantal-bantal disusun rapih. Selanjutnya ia membersihkan rumah.

Sekitar pukul 05.30 WIB, orangtua Zahra pamitan mau berangkat kerja dengan naik motor.

Namun, sebelum sampai di pintu, Zahra memanggil ibunya. Dia menanyakan nanti siang adik makan apa.

SISWI SD DIMAKAMKAN - Siswi kelas 2 SD, RAZ (9) korban rudapaksa dan pembunuhan di makamkan di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
SISWI SD DIMAKAMKAN - Siswi kelas 2 SD, RAZ (9) korban rudapaksa dan pembunuhan di makamkan di Indolampung Perkasa KM 37, Kecamatan Gedong Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. (Istimewa)

Sang ibu lalu menyebutkan bahwa untuk makan Ade, Zahra goreng telur atau masak mie instan.

Lalu, sang ibu pun mau bergegas berangkat. Zahra kembali memanggil ibunya. Dia bertanya soal uang jajan adiknya.

Sang ibu kembali menyampaikan bahwa uang jajan di simpan di bawah tas. Ada uang Rp 10.000. Uang jajan itu dibagi dua untuk Zahra dan adik.

Sang ibu lalu bergegas mau berangkat. Tapi, Zahra kembali memanggil ibunya.

Zahra menanyakan ibunya pulang jam berapa. Ibunya menyampaikan bahwa pulang ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB

Setelah itu, Zahra mengantar orangtuanya ke depan rumah. Terus Zahra kembali memanggil ibunya.

Zahra memanggil ibunya mencium tangan ibunya. Kemudian dia bilang agar ibunya dan bapaknya hati-hati di jalan.

"Bila ingat pertemuan dan percakapan terakhir dengan Zahra membuat saya terus menangis," ujar sang ibu.

"Zahra itu mengerti orangtuanya susah. Jadi anaknya mandiri gak pernah menyusahkan. Dia sering bantu saya membereskan rumah. Dia menyiapkan bekaal buat orangtua dan juga menyiapkan alat-alat kerjanya," tutur sang ibu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved