Depok Hari Ini

Sejarah dan Kronologi Jembatan Kalibaru Depok yang Jadi Perselisihan Warga RW 06 dengan Perumahan

Sejarah dan Kronologi Jembatan Kalibaru Depok yang Jadi Perselisihan Warga RW 06 dengan Perumahan di Jatimulya, Cilodong, Kota Depok.

|
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: dodi hasanuddin
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
PERSELISIHAN WARGA - Warga RW 06 Kelurahan Kalibaru terlibat perselisihan dengan penghuni perumahan di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Perselisihan tersebut dipicu pembongkaran jembatan penghubung antar dua wilayah tersebut oleh pihak perumahan. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CILODONG - Kota Depok diwarnai perselisihan antarwarga. Warga yang berselisih adalah warga Kelurahan Kalibaru dan Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok.

Warga RW 06 Kelurahan Kalibaru terlibat perselisihan dengan penghuni perumahan di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.

Perselisihan itu terjadi dampak dari pengrusakan jembatan penghubung antar dua wilayah tersebut oleh pihak perumahan.

Baca juga: Perselisihan Antar Warga di Cilodong Depok, Dipicu Pembongkaran Jembatan Penghubung ke Perumahan

Bahkan Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah turun tangan menengahinya pada Senin (14/4/2025).

Kedua pihak memiliki argumen masing-masing soal keberadaan jembatan, satu pihak ingin mempertahankan dan lainnya memutus akses.

Saat proses mediasi tersebut, perselisihan dan cekcok antar warga kembali terjadi sebelum akhirnya menemukan titik kesepakatan sementara.

Ini sejarah jembatan yang menjadi perselisihan kedua warga yang berbeda kelurahan.

Jembatan Nenek Moyang

Versi Ketua RT 01/RW 06 Kelurahan Kalibaru, Syarifuddin menyebutkan bahwa jembatan tersebut sudah ada sejak lama, bahkan sebelum perubahan diseberangnya berdiri.

“Ini jembatan emang dari nenek moyang kita lah, sawahnya di sini, warga kita belum pernah jual aset jalan, yang dijual sawahnya saja,” kata Syarifuddin di lokasi.

Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Turun Tangan Mediasi Perselisihan Warga Soal Jembatan di Cilodong 

Jembatan tersebut seiring waktu dibangun permanen oleh swadaya masyarakat RW 06 Kelurahan Kalibaru.

Kronologi Perselisihan 

Namun, tanpa sepengetahuan warga, jembatan tersebut dibongkar oleh pihak perumahan pada Sabtu (12/4/2025), hingga memicu konflik.

“Mereka (pihak perumahan) sudah diajak musyawarah warga, mereka enggak mau, menentang, saya tinggal pergi, ternyata jalan dirusak,” ungkapnya.

Syarifuddin menuntut agar jembatan yang telah dirusak diperbaiki dan aksesnya dibuka kembali.

Baca juga: Pemkot Depok Berencana Sediakan Bus Sekolah di Seluruh Kecamatan yang ada di Depok

Bagi warga RW 06 Kelurahan Kalibaru, keberadaan jembatan tersebut sebagai akses pintas menuju ke alun-alun, dan sarana publik lainnya.

Untuk itu, Syarifuddin menentang jika jembatan tersebut ditutup atau dirobohkan oleh pihak perumahan.

Awalnya Jembatan dari Bambu

Mewakili warga perumahan, Ridho menjelaskan, alasan utama pembongkaran jembatan penghubung tersebut karena faktor keamanan.

“Alasan utama faktor keamanan, kita saling menjaga antar kedua belah pihak,” kata Ridho.

Versi warga perumahan soal sejarah jembatan disampaikan Ridho.

Ridho menjelaskan, sejak awal memang tidak ada akses antara lingkungan RW 06 Kelurahan Kalibaru dengan area perumahan di Kelurahan Jatimulya, Kota Depok.

Baca juga: Chatting Supian Suri Lewat WA, Rumah Guru Ngaji yang Ambruk di Cilodong Depok Akhirnya Direnovasi

Namun berjalannya waktu, warga membangun jembatan semi permanen menggunakan bambu dan berlanjut membangun jembatan beton di tahun 2020.

“Maka dari sini, warga cluster saat itu kita melakukan penolakan dan kita ajak duduk baik-baik di masjid, namun dari sana mencoba provokasi sampai bawa-bawa bekingan,” ungkapnya.

Sebelumnya, sempat ada kesepakatan antara warga RW 06 Kelurahan Kalibaru dengan developer perumahan agar jembatan penghubung tersebut hanya digunakan untuk pejalan kaki.

Namun berjalannya waktu, karena akses tersebut digunakan untuk sepeda motor, menimbulkan keresahan penghuni perumahan.

Ridho menambahkan, sempat terjadi pencurian di area perubahan dan akses penghubung tersebut digunakan pelaku untuk kabur.

“Dulu itu kita sepakat diportal dengan catatan pejalan kaki diperbolehkan akhirnya banyak sekali kejadian disini yang sempat kita ada maling lewat ke sana lari ke sana,” pungkasnya. (m38)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved