Penelitian UI

Guru Besar UI Ungkap Pencemaran Mikroplastik di Air Kepulauan Seribu dari Tangerang dan Jakarta

Guru Besar UI Ungkap Pencemaran Mikroplastik di Air Kepulauan Seribu dari Tangerang dan Jakarta

Editor: dodi hasanuddin
Foto Arsip Humas dan KIP UI
PENGUKUHAN GUBES UI - Prof. Dr.rer.nat. Mufti Petala Patria, M.Sc. saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Mikroplastik: Masalah Serius di Laut Kita” pada Sidang Pengukuhan Guru Besar yang dipimpin Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, di Balai Sidang UI, Rabu (26/2/2025) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - “Mikroplastik merupakan ancaman bagi kehidupan kita, bukan hanya di ekosistem laut, tetapi juga di perairan tawar.

Tubuh kita dapat kemasukan mikroplastik saat mengonsumsi ikan, kerang, atau organisme air lainnya.

Ini mengkhawatirkan karena mikroplastik pada manusia mengakibatkan perubahan kromosom yang menyebabkan infertilitas, obesitas, dan kanker, serta meningkatkan respons imun.”

Pernyataan Prof. Dr.rer.nat. Mufti Petala Patria, M.Sc. tersebut disampaikan dalam orasi ilmiah
berjudul “Mikroplastik: Masalah Serius di Laut Kita”.

Baca juga: Pahami Pemetaan dan Analisis Keruangan, UI Berikan Pelatihan Tenaga Medis dan Adminkes Kota Depok

Pada Sidang Pengukuhan Guru Besar yang dipimpin Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, Rabu(26/2/2025), di Balai Sidang UI, ia ditetapkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Prof. Dr.rer.nat. Mufti Petala Patria tercatat menjadi guru besar ke-18 yang dikukuhkan tahun ini dari total 481 guru besar UI. 

Dalam kajiannya, Prof. Mufti mengamati berbagai penelitian terkait mikroplastik.

Dari hasil kajian tersebut ia menemukan bahwa kandungan mikroplastik di air dan sedimen di Kepulauan Seribu yang dekat dengan pesisir Tangerang, yaitu Pulau Untung Jawa (jarak 7 km) dan yang lebih jauh, yaitu Pulau Tidung (jarak 29 km), mengalami perubahan.

Jumlah mikroplastik di pulau yang jauh dari pesisir berkurang 12 persen untuk di air dan berkurang 20 persen untuk di sedimen.

Artinya, pencemaran mikroplastik di Kepulauan Seribu bersumber dari pesisir Jakarta dan Tangerang. 

Baca juga: Dekan FK UI Raih Penghargaan atas Prestasi Penulisan Ilmiah Disaksikan Pimpinan Kedokteran Dunia

Selain itu, penelitian di lokasi yang sama dengan jeda waktu satu tahun juga menunjukkan peningkatan jumlah mikroplastik.

"Kami melakukan pemeriksaan pada sedimen Pulau Rambut pada bulan Maret 2022 dan Maret 2023. Jumlah mikroplastik pada tahun 2023 meningkat 19,4 persen dibandingkan tahun 2022,” ujar Prof. Mufti.

Menurutnya, mikroplastik yang ada di air atau sedimen dapat termakan dan terhisap oleh hewan atau menempel pada makroalga (rumput laut) dan lamun (seagrass).

Biota laut sering menganggap mikroplastik sebagai makanannya, karena memiliki bentuk serupa.

Penelitian skala labotarorium menunjukkan dampak negatif mikroplastik terhadap biota laut, yakni terhambatnya pertumbuhan fotosintesis pada alga.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved