BBM Bersubsidi

Dugaan Pengolposan BBM Pertalite Jadi Pertamax Bikin Warga Kecewa

Niat baiknya menggunakan bahan bakar berkualitas justru dikhianati oleh para tersangka dalam kasus tersebut yang memperkaya diri sendiri.

Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/M. Rifqi Ibnumasy
DUGAAN PENGOPLOSAN BBM - SPBU 34.169.24, Jalan Raya Bogor KM 28,5, Cimanggis, Kota Depok pasca ditemukan BBM palsu jenis Pertamax, pada Jumat (29/3/2024). Kejaksaan Agung (Kejagung) menduga telah terjadi pengoplosan Pertamax dengan Pertalite dalam konstruksi kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Terbongkarnya dugaan pengoplosan bahan bakar minyak Pertamax dengan Pertalite dalam konstruksi kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023 membuat warga khawatir dan kecewa.

Kekecewaan tersebut diutarakan Rizky Widyanto (28), warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengaku sudah tujuh tahun menggunakan Pertamax untuk motor Honda PCX miliknya.

Seperti dilansir Kompas.com, Rizky Widyanto mengaku ingin membantu negara dengan tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite.

Namun, Rizky kecewa begitu mengetahui dugaan pengoplosan Pertalite jadi Pertamax.

Baca juga: Viral di Media Sosial Sejumlah Mobil Rusak Diduga Menggunakan BBM Pertamax, Pertamina Minta Maaf

Niat baiknya menggunakan bahan bakar berkualitas justru dikhianati oleh para tersangka dalam kasus tersebut yang memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan rakyat.

“Niatnya mau sadar diri enggak pakai subsidi, bantu negara, eh enggak tahunya begini,” keluh Rizky. 

Rizky pun merasa rugi menggunakan Pertamax sejak 2018 lalu.

Padahal, dalam satu pekan dia mengeluarkan uang senilai Rp 100.000 hingga Rp 200.000 untuk mengisi bahan bakar.

“Niatnya (juga) biar lebih enak dan kencang saja nih motor, pakai Pertamax. Eh enggak tahunya sugesti doang,” kata Rizky.

Sepert dilansir dari Kompas.com, pakar otomotif dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jayan Sentanuhady mengungkapkan, ada dampak yang akan dialami jika kendaraan memakai jenis BBM yang salah.

Baca juga: SPBU di Cimanggis Depok Jual BBM Palsu, Ubah Bensin Pertalite Jadi Pertamax

BBM jenis Pertalite dengan oktan RON 90 seharusnya dipakai untuk mobil dengan kapasitas mesin di bawah 1.400 cc dan motor dengan kapasitas mesin di bawah 250 cc.

Sebaliknya, kendaraan berkapasitas mesin di atas 1.400 cc dan memiliki rasio kompresi tinggi atau teknologi canggih harus menggunakan Pertamax dengan oktan minimal 92.

"Oktan yang rendah akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna," kata Jayan saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.

Jayan menyebutkan, kondisi tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya penyalaan dini pada mesin kendaraan.

Akibatnya, bisa terjadi knocking atau suara ketukan pada mesin. Hal ini bisa menurunkan akselerasi mesin dan merusak komponen kendaraan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved