Pengmas UI

Tim Pengmas FKUI Periksa Kesehatan 120 Balita di Sintanala, Tangerang Secara Komprehensif, Ada Apa?

Tim Pengmas FKUI Periksa Kesehatan 120 Balita di Sintanala, Tangerang Secara Komprehensif. Selain itu Memberikan Edukasi Soal Pemberian Gizi.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Tim Pengmas FKUI Periksa Kesehatan 120 Balita di Sintanala, Tangerang Secara Komprehensif, Ada Apa? 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, TANGERANG - Tim Katamataku Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertajuk “Deteksi Dini Stunting dan Kaitannya dengan Status Kesehatan serta Tumbuh Kembang Balita.

Pengmas Tim Katamataku yang diketuai Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K), mengadakan kegiatan di Sitanala, Tangerang, Provinsi Banten. 

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.

“Deteksi dini dan pemberian nutrisi yang tepat adalah kunci penting dalam mencegah stunting. Kami
ingin memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,”
kata dr. Yunia Irawati.

Baca juga: Kalahkan Ribuan Peserta, Startup Binaan UI Raih Juara 1 The Gade Sociopreneurship Challenge 2024

Sebanyak 120 balita di Pemukiman Sitanala menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan komprehensif.

Pemeriksaan meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan mata, kulit, kesehatan gigi dan mulut, serta gerakan mulut dan menelan yang dilakukan oleh tim gabungan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.

Langkah ini diharapkan mendorong orang tua untuk menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak
mereka sebagai upaya pencegahan stunting.

Berdasarkan data SKI (Survey Kesehatan Indonesia) tahun 2023, prevalensi stunting pada balita di Provinsi Banten masih cukup tinggi, yakni 17,6 persen pada tahun 2023.

Baca juga: Dies Natalis Ke-64 FMIPA UI, Ukir Berbagai Prestasi, Ini Penjelasan Rektor Prof Heri Hermansyah

Selain itu, setiap balita menerima paket makanan bergizi yang berisi sayuran, protein nabati, protein
hewani, dan buah, yang direkomendasikan oleh staf pengajar Departemen Ilmu Gizi FKUI dr. Erfi
Prafiantini, M.Kes dan staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI dr. Titis Prawitasari,
Sp.A (K).

Dalam kegiatan tersebut, dr. Erfi memberikan edukasi kepada orang tua terkait pemberian
makanan untuk anak agar mendapatkan gizi yang baik.

“Makanan real food lebih sehat dan dapat diolah oleh orang tua di rumah. Kami juga mendukung pangan lokal untuk menghindari pengawet, pemanis, atau pewarna buatan, sehingga memberikan gizi seimbang yang lebih baik,” ujar dr. Erfi.

Sejumlah 20 kader posyandu dari RW 13 di pemukiman Sitanala juga mengikuti pelatihan khusus
yang diselenggarakan di akhir November 2024.

Pelatihan ini mencakup tata cara pengukuran antropometri yang benar, pentingnya ASI eksklusif, dan penyusunan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang sehat dan bergizi. Pelatihan tersebut dipandu oleh dokter spesialis anak RSUP Sitanala Tangerang dr. Henni Wahyu, Sp.A dan tim dari Departemen Ilmu Gizi FKUI.

“Kader posyandu adalah ujung tombak dalam mendeteksi dini kasus stunting. Dengan pelatihan ini, kami berharap data yang diperoleh lebih akurat dan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat,” kata dr. Henni.

Baca juga: Raih Penghargaan, Dosen SKSG UI Ungkap Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Penghasilan Keluarga Miskin

Kegiatan ini mendapat respons positif dari warga Sitanala. Ibu Fitri (29 tahun) salah satu orang tua
balita yang ikut dalam kegiatan tersebut mengaku senang mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan
mendapat makanan tambahan.

“Semua bahan langsung saya masak, dan anak saya sangat suka. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus ada,” ujar Ibu Fitri.

Tim pengmas lain yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain, dr. Budiati Laksmitasari, Sp.KFR(K),
dr. Kartika Qonita Putri, MARS, dan dr. Nadia Kartika Dewi.

Kemudian dr. Dian Estu, SpM(K), Dr. Mochamad Fahlevi Rizall, drg, SpKGA, Subsp.PKOA(K), Dr. Eva Fauziah, drg, SpKGA, Subsp.PKOA(K), Ardini Debilaurita, Surmita dan Ina Kusrini.

Dengan kolaborasi antara Tim Katamataku FKUI, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal menciptakan generasi sehat bebas stunting.

Upaya ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mengeliminasi stunting secara bertahap di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved