Kriminalitas
Kriminolog UI Menduga Remaja yang Bunuh Ayah-Neneknya di Lebak Bulus Alami Psikotik Paranoid
Adrianus menduga sang anak mengalami gangguan psikotik, yaitu gangguan kesehatan mental serius yang memengaruhi cara berpikir penderitanya.
Penulis: Ramadhan LQ | Editor: murtopo
"Nah maka yang memungkinkan itu yang ketiga, yang bersangkutan mengalami psikotik, karena psikotik memang umumnya melahirkan tadi suara-suara tadi. Psikotik sendiri sebetulnya dapat dibagi dua. Psikotik yang bersifat paranoid dan yang kedua skizofrenia, keduanya sama yakni sebetulnya jiwa yang sakit atau jiwa yang terbelah," ucap dia.
"Di mana kalau pada skizofrenik ditandai dengan adanya waham halusinasi atau bisa juga kepribadian ganda , di mana satu pihak dari elemen kepribadian tersebut tidak dapat mengontrol elemen kepribadian yang lain, yang sudah pecah atau sudah patah," sambung Adrianus.
Dengan demikian, Adrianus menuturkan bahwa apabila remaja MAS terbukti mengalami psikotik paranoid, tidak bisa dipidana.
"Sementara paranoid itu ditandai dengan waham curiga atau dengan kata lain waham di mana orang yang berbisik-bisik, orang yang menyuruh-nyuruh dia untuk membantai, orang yang mengatakan bahwa yang di depan itu ada musuh atau di depan mu itu ada kucing yang bisa disembelih. Maka ada kemungkinan si pelaku tidak tahan," katanya.
"Dan kemudian mengikuti ajakan tersebut dan terjadilah situasi yang mungkin dihadapi oleh kasus di Jakarta Selatan ini. Nah yang juga menarik adalah bahwa, kenapa kok kemudian tidak ditangani, maka ada kemungkinan karena anak ini masih kecil masih belasan tahun, maka orang tua juga belum aware, belum sadar bahwa anaknya mengalami situasi ODGJ itu atau orang dengan gangguan jiwa khususnya psikotik yang ternyata cukup berbahaya," lanjut dia. (m31)
--
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.