Universitas Indonesia
Eksplorasi Kesehatan Ibu dan Anak, FIK UI Adakan Pengmas di Suku Badui Banten
pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan literasi kesehatan yang peka budaya
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) mengadakan pengabdian masyarakat (Pengmas) di Kampung Badui, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.
Kegiatan tersebut diikuti oleh tim dari Departemen Keperawatan Anak dan Keperawatan Maternitas FIK UI.
Ketua Tim Pengmas FIK UI, Dessie Wanda menjelaskan, pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan literasi kesehatan yang peka budaya.
Mata Wanda, suku Badui adalah penduduk asli yang hidup di pegunungan Kabupaten Lebak, Banten.
Baca juga: Dharma-Kun Lolos Jalur Independen, Isu Lawan Kotak Kosong Gugur di Pilkada Jakarta
Kelompok masyarakat ini memegang teguh adat yang telah lama diyakini oleh leluhur dalam berbagai tatanan kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali permasalahan kesehatan.
Permasalahan kesehatan yang dialami oleh Suku Badui diantaranya masih rendah cakupan imunisasi pada anak.
“Kalau disini itu Bu, cakupan KB-nya tinggi, tapi anak-anak yang diimunisasi nggak banyak”, tutur salah satu bidan desa setempat dalam keterangannya, Kamis (15/8/2024).
Baca juga: Ratusan UMKM di Depok Ikuti Workshop Jaminan Produk Halal bareng Anggota DPR RI Nur Azizah Tamhid
Menurut informasi dari bidan setempat bahwa Ibu tidak mau membawa anak balitanya untuk imunisasi karena setelah imunisasi anak menjadi demam.
Namun, cakupan Keluarga Berencana (KB) pada ibu cukup tinggi karena salah satu kebiasaan Suku Badui adalah berladang yang lokasinya jauh dari Desa Kanekes dimana saat berladang semua anggota berladang harus ikut.
Sehingga, semua anak yang dimiliki harus ikut dan membebani mereka. Alhasil, mereka menerima manfaat penggunaan KB.
Baca juga: Anak SD di Bekasi Mengaku Kenyang dan Senang dengan Makan Bergizi Gratis, Menunya Bikin Kenyang
Perjuangan pemberian imunisasi pada anak di kelompok masyarakat adat ini telah menempuh jalur panjang.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi ini adalah minimnya jumlah sumber daya yang berjuang di bidang kesehatan anak.
Bidan desa di wilayah ini hanya ada satu orang sejak tahun 1997 hingga 2019. Saat ini jumlah bidan telah mencapai 9 orang, namun demikian meningkatkan angka imunisasi tidak bisa dilakukan dengan cepat.
Kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan merupakan tantangan berikutnya.
Baca juga: BEM FKG dan FIK UI Adakan Pengmas Atambua Menggapai Pelita di Perbatasan Indonesia-Timor Leste
Pendekatan tenaga kesehatan untuk masyarakat Badui diperlukan waktu lama melalui para tetua adat yang disebut dengan “Jaro” di desa Badui.
Jaro di desa Badui mendukung kegiatan peningkatan kesehatan, namun semua kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan adat yang berlaku.
Kegiatan pengmas ini sukses terselenggara berkat pendanaan dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI.
Pengmas dilakukan sebagai implementasi salah satu tri dharma perguruan tinggi yang wajib dilakukan oleh tiap dosen. (m38)
Dharma-Kun Lolos Jalur Independen, Isu Lawan Kotak Kosong Gugur di Pilkada Jakarta |
![]() |
---|
Anak SD di Bekasi Mengaku Kenyang dan Senang dengan Makan Bergizi Gratis, Menunya Bikin Kenyang |
![]() |
---|
Meski Jadi Ketum PKB, Cak Imin Mengaku Tak Bisa Memberikan Dukungan Untuk Anies Baswedan |
![]() |
---|
Pengendara Wanita Tewas Terlindas Bus, Hilang Kendali Saat Memotong Jalur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.