Politik
Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar Diduga karena Ada Persoalan Serius
pengunduran diri ini memunculkan pertanyaan besar, Apakah ini merupakan tanda adanya dinamika internal yang tidak terkelola dengan baik
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Dunia politik di Tanah Air dikejutkan dengan mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Mundurnya Airlangga itu menjadi pertanyaan besar, karena dilakukan sebelum Pilkada serentak pada November dan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada Desember 2024.
Pemerhati kebijakan publik Sugiyanto mengatakan, pengunduran diri Airlangga jelas mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai spekulasi.
Padahal, Airlangga dijadwalkan menyelesaikan masa jabatannya hingga Munas, dan dia telah berhasil menaikan perolehan kursi Pileg di DPR RI dari 85 orang pada Pileg 2019, menjadi 102 orang pada Pieg 2024.
Baca juga: Kader PDIP Buang Sampah di Balai Kota Depok, Wali Kota M Idris: Kami Akan Investigasi!
“Langkah mendadak ini menimbulkan dugaan adanya masalah serius yang sedang dihadapinya, sehingga memaksa Airlangga untuk mundur sebelum waktunya. Pengunduran diri ini tentu menciptakan preseden buruk bagi seorang ketua umum partai yang memilih mundur tepat menjelang Munas,” kata Sugiyanto pada Senin (12/8/2024).
Menurutnya, stabilitas dan konsolidasi internal partai kini menjadi perhatian utama, mengingat peran krusial ketua umum dalam mengarahkan jalannya partai.
Keputusan ini juga mengundang spekulasi terkait dinamika politik nasional.
Baca juga: Dikenal Sebagai Pendukung Persib, Ridwan Kamil Janji Bakal Mencintai Persija Bila Memang Pilgub
Pengunduran diri Airlangga terjadi hanya beberapa bulan sebelum pergantian Presiden dari Joko Widodo kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang dijadwalkan dilantik pada 20 Oktober 2024.
Padahal, Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga telah memainkan peran penting dalam mendukung Prabowo sebagai Presiden terpilih.
“Selain itu, Partai Golkar berhasil menambah perolehan suara dan kursi di parlemen, menjadikannya pemenang pemilu kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Prestasi ini merupakan pencapaian besar dari kepemimpinan Airlangga Hartarto,” tuturnya.
Baca juga: Dijanjikan Gaji Fantastis, Pemuda Pesanggrahan Jakarta Selatan Disekap dan Dianiaya di Myanmar
Oleh karena itu, lanjutnya, pengunduran dirinya sebelum tuntasnya pembahasan kabinet Prabowo dianggap aneh dan mengejutkan.
Hal ini menimbulkan spekulasi adanya tekanan politik atau kesepakatan yang belum diketahui publik.
Selain itu, ungkap dia, pengunduran diri ini datang pada saat yang krusial, menjelang Pilkada serentak pada November 2024.
Baca juga: Jusuf Hamka Mundur dari Partai Beringin, Ahmad Doli Kurnia: Tidak Berpengaruh ke Partai Golkar
Sebagai ketua umum, Airlangga memiliki peran vital dalam mengarahkan strategi partai untuk menghadapi tantangan politik yang semakin kompleks di tahun politik ini.
“Dengan demikian, alasan apapun yang disampaikan oleh Airlangga atas pengunduran dirinya kemungkinan besar akan terdengar ganjil di telinga masyarakat. Alasan sebenarnya di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto ini tampaknya masih menjadi misteri,” jelasnya.
Jusuf Hamka Mundur dari Partai Beringin, Ahmad Doli Kurnia: Tidak Berpengaruh ke Partai Golkar |
![]() |
---|
Setelah Airlangga Hartarto Mengundurkan Diri, Muncul Pamflet Gibran For Ketum Golkar |
![]() |
---|
Protes TPA Cipayung Tutup, Kader PDIP Buang 3 Mobil Pick-up Sampah di Balai Kota Depok |
![]() |
---|
Mobil Ertiga Seruduk Minimarket di Puncak Bogor, Sopir Lalai Saat Menyalakan Mesin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.