Berita Universitas Indonesia

Jadikan Tidur Berkualitas, FIK UI Ajak Remaja Batasi “Sleep Call” dan Bermain Gawai di Malam Hari

Edukasi kesehatan tentang tidur merupakan bagian dari kegiatan Pengmas Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar FIK UI di Purwakarta.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
Kegiatan edukasi kesehatan pengabdian masyarakat FKG UI bersama FIK UI, FK UI di Kampung Ilmu, Purwakarta, Jawa Barat. 

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI), Hening Pujasari mengedukasi para remaja untuk membatasi “sleep call” dan bermain gawai malam hari.

Hal ini dikarenakan, “sleep call” menjadi salah satu tren baru di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dengan seseorang. 

Istilah “sleep call” menggambarkan kegiatan panggilan video atau panggilan suara dengan smartphone yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda tempat, sesaat menjelang, dan/atau bahkan hingga keduanya tertidur. 

Terlepas dari manfaatnya untuk mengeratkan hubungan dan menimbulkan efek tenang sehingga mungkin membuat tertidur, bila dijadikan kebiasaan “sleep call” dapat memberikan efek negatif yang merugikan khususnya terhadap tidur.

Baca juga: Pengmas FKG UI Beri Pemeriksaan Gigi dan Mulut Gratis untuk Ratusan Siswa di Cisarua Purwakarta

“Efek yang paling tampak jelas adalah bahaya paparan cahaya dari layar smartphone. Paparan cahaya Ultra Violet dari gawai tidak bisa dihindari karena biasanya pelaku “Sleep Call” akan meletakkan gawai di sekitar area kepala dan mata,” kata peneliti dan pemerhati masalah tidur, saat memberikan edukasi kepada siswa SMP dan SMK di Kampung Ilmu, Tegalwaru, Purwakarta.

Kata Hening, paparan sinar UV nya dapat mengganggu produksi Melatonin, hormon yang menimbulkan rasa kantuk. 

Selain itu, karena “sleep call” dilakukan di jam tidur, suara atau bunyi yang masuk melalui telepon dengan mudah bisa mendistraksi tidur. 

“Padahal, untuk mendapatkan manfaat dari tidur atau tidur yang memulihkan (restoratif), selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus,” ujarnya.

Baca juga: Desa Tegal Waru Purwakarta Dijadikan Kampung Ilmu Wujud Aksi Nyata UI Tingkatan Kesehatan Warga

Hening menambahkan, kebiasaan tidak sehat lain yang banyak dilakukan remaja adalah main gawai hingga larut malam. Antara lain karena keasyikan main games, menonton drama online, atau scrolling media sosial. 

“Untuk mendapatkan tidur yang memulihkan, 1-2 jam sebelum tidur perlu sudah berhenti main gawai. Jadi, jika akan tidur pukul 22.00 dianjurkan maksimal pukul 21.00 sudah tidak memakai gawai, jika bisa 2 jam sebelumnya, akan manfaat lebih baik lagi”, lanjut Hening. 

Edukasi kesehatan tentang tidur merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar FIK UI, yang bersama Fakultas Kedokteran menjadi kolaborator Fakultas Kedokteran Gigi UI, di Purwakarta, Jawa Barat pada Rabu (17/7/2024).

Selain edukasi kesehatan tentang tidur, Tim dari FIK UI juga melakukan edukasi kesehatan secara umum antara lain tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kebersihan dan kesehatan kulit, hipertensi, diabetes melitus, osteoarthritis, dan osteoporosis. 

Baca juga: Jauh dari Akses Kesehatan, Cerita Siti Aminah asal Purwakarta Usai Giginya Dicabut Dokter FKG UI

Tidak hanya itu, masyarakat juga diajak untuk latihan senam kaki diabetes dan dilakukan Pemeriksaan kesehatan bebas biaya. 

Masyarakat yang hadir terdiri dari semua kelompok dari mulai anak usia sekolah dasar, sekolah menengah kejuruan, dewasa, ibu, dan lansia. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved