PPDB Kota Depok
4 Fakta Carut-marut Pelaksanaan PPDB 2024 di Depok, Terbaru 51 Siswa Dianulir dari SMA Negeri
Di awal pembukaan pendaftaran, website PPDB Kota Depok sempat down dan tidak bisa diakses hingga membuat orang tua calon siswa panik.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPO.COM, PANCORAN MAS - Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024 di Kota Depok, Jawa Barat menuai sejumlah persoalan dan polemik.
Di awal pembukaan pendaftaran, website PPDB Kota Depok sempat down dan tidak bisa diakses hingga membuat orang tua calon siswa panik.
Terbaru, 51 calon peserta didik (CPD) lulusan SMPN 19 Depok dianulir dari 8 SMAN karena terbukti melakukan kecurangan “mark up” atau manipulasi nilai rapor.
Berikut empat fakta carut-marut pelaksanaan PPDB 2024 di Kota Depok:
1. Website PPDB Down
Web Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tingkat SD/SMP tidak bisa diakses atau down di hari pertama pendaftaran jalur zonasi pada Senin (3/5/2024).
Hingga pukul 11.47 WIB, laman resmi PPDB Kota Depok yakni ppdbkota.depok.go.id tidak bisa diakses dengan keterangan “502 Bad Gateway”.
Padahal, pendaftaran PPDB jalur zonasi dibuka hanya dua hari, yakni Senin-Selasa (3-4/6/2024).
Akibat web PPDB tidak bisa diakses, sejumlah orang tua calon siswa kebingungan hingga mendatangi sekolah tujuan anaknya.
Baca juga: Warga Ex Bea Cukai Tak Terima Rumah Orang Tuanya Dieksekusi Petugas, Penggusuran Ricuh
Orang tua calon siswa, Eni (40) rela mendatangi SMP Negeri 27 Depok di Cimanggis untuk menanyakan perihal web PPDB yang tidak bisa diakses.
Eni mengaku kebingungan dan khawatir anaknya tidak diterima di sekolah negeri karena web PPDB yang error.
“Daftar PPDB enggak bisa servernya error, susah,” kata Eni di lokasi.
“Berat banget lah mas, jadi menyita waktu, pusing bingung juga 'ini sudah diterima belum',” sambungnya.
Baca juga: KPU Depok Beri Hak Suara untuk 11 Ribu Warga Depok Baru Pindahan dari Jakarta pada Pilkada 2024
Eni berharap, ke depan, pemerintah dapat mempermudah proses PPDB agar tidak mempersulit orang tua siswa.
2. Titik Koordinat Sekolah di Tengah Samudra
Penerimaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok jalur zonasi menjadi perbincangan masyarakat hingga viral di sosial media (sosmed).
Pasalnya, titik koordinat salah satu SMPN di wilayah Kecamatan Cimanggis berada di tengah lautan seberang benua Afrika.
Baca juga: Breaking News, 51 Siswa Lulusan SMPN 19 Depok Dianulir dari 8 SMA Negeri, Terbukti “Mark Up” Nilai
Titik koordinat yang melenceng jauh tersebut disebarkan ke sosial media (sosmed) oleh pemilik akun Facebook, Yayuk Damayanti pada Senin (3/6/2024) kemarin.
Dalam web tertera, SMPN 27 Kota Depok berjarak 11882.6 kilometer. Padahal, sekolah tersebut berada di wilayah Cimanggis.
"Mau daftar zonasi kaget sampai deket rumah kok tapi di web PPDB jaraknya ribuan kilometer,” tulis Yayuk.
“Pas cek di mapnya ternyata titik sampainya di seberang benua, di tengah lautan," sambungnya.
Baca juga: Mark Up Nilai Berujung 51 Siswa Dianulir dari SMAN, Kepala SMPN 19 Depok: Kami Memang Salah
Menggapai hal itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok memberikan penjelasan.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Depok, Sutarno meminta agar wali murid melaporkan titik koordinat yang tidak sesuai tersebut ke call center PPDB Kota Depok.
“Untuk kesalahan menentukan titik koordinat yang tertera pada akun siswa apabila itu langsung ke antar benua maka silahkan buka di google map, silakan dikopi masukkan ke aplikasi PPDB itu solusi apabila terjadi kesalahan titik koordinat,” kata Sutarno, Selasa (4/6/2024).
“Apabila dengan cara tersebut tidak bisa silahkan langsung ke call center PPDB yang ada di kota Depok,” sambungnya.
Baca juga: Persija Jakarta Resmi Datangkan Gelandang Asak Spanyol Ramon Bueno, Jadi Pemain Asing Terakhir
Jika melapor, nantinya petugas Disdik akan cepat menunjukkan titik koordinat yang sesuai untuk mendaftar.
Sutarno menambahkan, jika wali murid menyalin lokasi melalui Google Map saat melakukan pendaftaran PPDB dapat dipastikan lokasinya akan tepat.
“Di-copy melalui Google Maps tersebut langsung dimasukkan sesuai dengan yang ada di Google Maps tersebut ke aplikasi PPDB, Insya Allah tepat,” pungkasnya.
3. Didemo Warga
Ratusan massa mengadakan demonstrasi di depan gedung SMAN 04 Depok, Jalan Jeruk Raya No 1, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat pada Selasa (25/6/2024).
Massa mendatangi area SMAN 4 Depok pada pukul 13.30 WIB dengan membawa berbagai atribut, seperti spanduk dan poster.
Masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) tersebut melakukan demonstrasi dengan membawa berbagai aspirasi.
“Usut tuntas dugaan mafia PPDB SMA & SMK,” tulis pada poster yang mereka bawa.
“Aneh, semuanya setiap tahun PPDB SMA/SMK di Depok amburadul,” tulis poster lainnya.
Ketua DKR, Roy Pangharapan menyebut, pelaksanaan PPDB di Kota Depok amburadul setiap tahunnya.
Roy meminta pelaksanaan PPDB 2024 Kota Depok dikoreksi total agar terciptanya transparansi.
“Hari ini kita minta koreksi total PPDB, agar terciptanya transparansi,” teriak Roy dalam orasinya.
Dalam pelaksanaannya, demonstrasi tersebut mendapatkan pengamanan dari aparat kepolisian, Satpol-PP, dan petugas keamanan setempat.
4. 51 CPD Dianulir dari SMA Negeri
Sebanyak 51 siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 19 Depok dianulir dari delapan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN).
Penganuliran puluhan calon peserta didik (CPD) tersebut dilakukan karena puluhan siswa-siswi SMPN 19 Depok terbukti melakukan “mark up” atau pencucian nilai rapor.
Kepala SMPN 19 Depok, Nenden Eveline Agustina angkat bicara perihal 51 lulusannya yang dianulir dari delapan SMAN imbas kecurangan “mark up” atau manipulasi nilai.
Eveline mengakui melakukan kesalahan dan siap menerima konsekuensi yang akan didapatkan.
“Jadi memang dari proses yang kami jalani kami akui ada kesalahan dan kami sudah siap dengan konsekuensinya bersama Dinas Pendidikan,” kata Eveline, Selasa (16/7/2024).
Kata Eveline, kasus penganuliran puluhan siswa SMPN 19 Depok dari delapan SMAN sedang diproses Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok.
“Kami sudah sampaikan semua ke Itjen Kemendikbud Ristek sudah dijelaskan di sana,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok, Siti Chaerijah membenarkan adanya pembatalan CPD yang sudah diterima di SMAN.
“Kita menghargai keputusan hasil rapat koordinasi di Kemendikbud Ristek tentang dibatalkannya CPD yg sudah diterima di SMAN,” kata Siti saat dikonfirmasi awak media, Selasa (16/7/2024).
Berikut sebaran 51 CPD lulusan SMPN 19 Depok yang dianulir dari 8 SMAN:
1. SMAN 1 sebanyak 21 CPD.
2. SMAN 2 sebanyak 2 CPD.
3. SMAN 3 sebanyak 5 CPD.
4. SMAN 4 sebanyak 1 CPD.
5. SMAN 5 sebanyak 4 CPD.
6. SMAN 6 sebanyak 9 CPD.
7. SMAN 12 sebanyak 5 CPD.
8. SMAN 14 sebanyak 4 CPD.
Kata Siti, pihaknya akan membantu memfasilitasi 51 CPD yang dianulir di SMAN untuk mencarikan sekolah swasta sebagai pengganti.
Mereka dianulir dari SMAN karena nilai yang diunggah di sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tidak sesuai dengan nilai e-raport.
“Nilai yang diupload di sistem PPDB berbeda dengan nilai pada e-raport,” pungkasnya. (m38)
Operasi 10 Pasien dalam Sehari di Mamuju, Dokter Helmiyadi Meninggal Serangan Jantung |
![]() |
---|
Persija Jakarta Resmi Datangkan Gelandang Asak Spanyol Ramon Bueno, Jadi Pemain Asing Terakhir |
![]() |
---|
KPU Depok Beri Hak Suara untuk 11 Ribu Warga Depok Baru Pindahan dari Jakarta pada Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Breaking News, 51 Siswa Lulusan SMPN 19 Depok Dianulir dari 8 SMA Negeri, Terbukti “Mark Up” Nilai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.