Vaksin Covid

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Ini Kata Ketua Satgas Covid-19 IDI

ada satu per satu juta kasus yang menimbulkan trombosis dengan trombositopenia yang menimbulkan pembekuan darah

Warta Kota/Rafsanzani Simanjorang
Prof Erlina Burhan (dua dari kanan) dan Prof Tjandra Yoga Aditama (tiga dari kanan) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Vaksin Covid-19 merek Astra Zeneca kembali hangat diperbincangkan usai dikabarkan efek samping pembekuan darah.

Indonesia sendiri masih nihil kasus korban yang terkena efek samping vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford ini.

Prof Erlina Burhan menyebut, efek samping vaksin tersebut telah diberitahu sejak awal.

"Kalau mengikuti dan mencermati perjalanan vaksin dari awal, fakta ini sudah disebutkan dari awal indikasi, peringatan khusus untuk vaksin Astrazeneca. Dan perusahaannya juga sudah mengakui," ucapnya, Jumat (3/5/2024) saat konferensi pers pertemuan ilmiah pulomonologi dan kedokteran respirasi di Jakarta Pusat.

Baca juga: Penyintas Kanker Ini Bagikan Tips Menjadi Muslimah Bahagia Saat Sakit, Berikut yang Perlu Dilakukan

Vaksin Astrazeneca tidak diperuntukkan bagi anak muda yang mempunyai masalah jantung.

Diketahui, ada satu per satu juta kasus yang menimbulkan trombosis dengan trombositopenia yang menimbulkan pembekuan darah.

"Dan data ini sudah dipublikasi jauh-jauh hari pada saat vaksin ini baru dilaunching. Jadi bukan berita yang baru. Kami pun sebagai tenaga medis sudah mengetahui lama," ujarnya.

Sosok yang dipercaya sebagai ketua Satgas COVID-19 pengurus besar ikatan dokter Indonesia (PB IDI) ini menjelaskan, petugas medis kala memberikan vaksin tersebut pun telah menjelaskan hal tersebut.

Baca juga: Polisi Bekuk Pelaku Tawuran yang Tewaskan Satu Pelajar di Cibinong, Empat Orang Masih Buron

Menurutnya, narasi efek samping hanya mengulang kembali fakta yang sudah disampaikan sebelumnya.

"Saya kira itu bukan hal baru," paparnya.

Sementara itu, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan vaksin Covid tersebut ditemukan dan digunakan tidak sampai setahun munculnya covid.

"Biasanya vaksin itu ditemukan sekian puluh tahun atau seratus tahun setelah virus ditemukan. Pada waktu itu tidak sampai satu tahun dan vaksin disuntikkan," katanya.

Baca juga: Kalimat Ini Bikin Arif Nekat Bunuh Rini dan Memasukan Mayatnya ke Koper

Alasan pemberian vaksin kala pandemi lalu karena kebutuhan yang sangat tinggi. Pandemi yang meningkat harus diatasi dengan vaksin.

Menurutnya, dampak positif vaksin jauh lebih besar dibandingkan dampak lainnya. (raf)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved