Berita UI

Gempa Bumi Melanda, UI Beri Edukasi dan Simulasi Tanggap Bencana di Gedung PAU dan ILRC UI

Pentingnya kewaspadaan terhadap bencana, Universitas Indonesia beri edukasi dan simulasi tanggap bencana di Gedung PAU dan ILRC UI.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Gempa Bumi Melanda, UI Beri Edukasi dan Simulasi Tanggap Bencana di Gedung PAU dan ILRC UI 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang diperingati setiap 26 April, Universitas Indonesia (UI) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Hidup (K3L) mengadakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para sivitas, akan pentingnya antisipasi kedaruratan bencana.

Kegiatan ini meliputi kampanye, pengecekan sarana dan prasarana keselamatan, hingga latihan penyelamatan diri
dan evakuasi mandiri.

Baca juga: Goyang Mesir, UI Cetak Sejarah di Kontes Pemrograman Paling Bergengsi di Dunia

Kepala UPT K3L UI, Prof. Dr. Ir. Sjahrul Meizar Nasri, M.Sc., menyebut bahwa rangkaian kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana.

“Dalam hal ini, kampus bertugas melaksanakan mitigasi bencana dan menciptakan lingkungan yang sehat dan siaga bencana. Upaya inilah yang mengantarkan UI memperoleh 5 Star pada Healthy University Rating System (HURS) 2022 dari ASEAN University Network-Health Promotion Network (AUN-HPN),” ujarnya.

Rangkaian edukasi seputar kebencanaan tersebut diawali dengan “Workshop Peringatan Dini Kesiapsiagaan Bencana Hidometeorologi” yang diadakan pada Rabu (24/4/2024), di Balai Sidang UI.

Baca juga: Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf Ditetapkan Jadi Ketua MWA UI 2024-2029

Ketua Tim Manajemen Operasi dan Layanan Khusus, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Agie Wandala Putra, M.Sc., yang hadir sebagai narasumber pada acara tersebut mengulas pentingnya kewaspadaan terhadap bencana, terutama yang berkaitan dengan kondisi cuaca saat ini.

Ia mengatakan, bencana yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan korban jiwa, kerusakan rumah, dan kerugian ekonomi yang besar.

Salah satunya adalah Siklon Tropis Seroja yang terjadi pada 2021 di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Padahal, jika peringatan dini dilakukan lebih masif dan komprehensif, korban dan kerugian dapat ditekan.

"Penting bagi kita untuk menerapkan prakiraan dan early warning system," ujarnya.

Baca juga: Beri Kuliah Umum di UI, Jusuf Kalla Sebut Ketidakadilan Sebagai Akar Konflik Sosial di Indonesia

Early warning for all atau deteksi dini dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat melalui beberapa pilar, yaitu pengetahuan risiko bencana, deteksi pemantauan atau prediksi terhadap bahaya, penyebaran informasi peringatan dini, dan kesiapan untuk respons cepat segala kondisi.

Ada beberapa kelompok yang menjadi prioritas saat penyelamatan, yakni bayi dan anak-anak, ibu hamil/menyusui,
penyandang disabilitas, serta lansia.

Pada kesempatan itu, Dr. Agie juga memberikan praktek pemantauan cuaca kepada peserta melalui aplikasi Info BMKG.

Beberapa fitur yang digunakan untuk memantau cuaca secara mandiri, antara lain setelit cuaca untuk melihat intensitas hujan di suatu wilayah, radar cuaca untuk mengamati cuaca secara real time dan memperoleh peringatan dini serta sistem peringatan dini lahan dan hutan.

Baca juga: Informasi Jalur Masuk UI di UI Open Days 2024 Puteri Indonesia Kepulauan Riau 2022 Berikan Testimoni

Selain workshop, UPT K3L dan Tim Tanggap Darurat UI juga menyelenggarakan simulasi tanggap bencana di Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU) UI dan Gedung Integrity Laboratory and Research Centre (ILRC), pada Jumat (26/4/2024).

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved