Penelitian UI
Pilot juga Bisa Stres Berlebihan, Dosen FKUI Solusi Mengatasinya, Ternyata Pakai Alat Ini
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia punya karya inovatif dalam atasi masalah stres belerbihan pada pilot.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Aplikasi FRAMES yang merupakan karya inovatif dari Program Studi Kedokteran Penerbangan, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Indonesia (UI) lahir dari keinginan kuat UI untuk mengedepankan riset yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Aplikasi ini diperuntukkan agar dapat mengatasi fatique yang kerap dialami oleh para pilot, terutama yang melintasi jalur penerbangan cukup panjang.
Baca juga: Indonesia Tertinggi Bahayanya Anak Kurang Perhatian Ayah, Psikolog UI Sampaikan Rekomendasi dan Tips
Guru Besar FKUI Prof. dr. Budi Sampurna, DFM, SH, SpF(K), SpKP. mengatakan, hingga saat ini,
beban kerja fisik dan mental pada penerbang dan awak penerbangan udara masih menjadi
persoalan pelik.
Fatigue atau kelelahan pada pilot dapat menjadi masalah, karena para penerbang tidak selalu bekerja dalam kondisi fit.
Panjangnya durasi penerbangan turut memengaruhi risiko ini.
Baca juga: Tim Riset FIK UI di Hong Kong Pamerkan Riset Perubahan Iklim Dapat Ganggu Kesehatan Reproduksi
Pernyataan itu disampaikannya pada webinar yang diadakan oleh Continuing Medical Education (CME) FKUI, Selasa (19/3/2024).
Pada dasarnya, fatigue bukanlah penyakit, melainkan respons normal dari tubuh ketika seseorang
mengalami kelelahan atau stres berlebihan.
Ini adalah fenomena fisiologis dan psikologis yang umum dialami banyak orang, termasuk pilot, ketika terjadi penurunan energi dan kewaspadaan akibat aktivitas yang berat atau kurangnya istirahat yang memadai.
Baca juga: Untuk Gaya Hidup Berkelanjutan, Ikatan Wanita Keluarga Vokasi UI Daur Ulang Plastik dan Kertas Bekas
Kendati demikian, dalam konteks penerbangan, fatigue dapat menjadi masalah serius karena dampaknya pada kinerja pilot dan keselamatan penerbangan.
Untuk menangani permasalahan tersebut, FKUI mengembangkan aplikasi yang diberi nama Fatigue Risk Assessment with Medical Advices (FRAMES).
Aplikasi yang diluncurkan pada 7 Maret 2024 ini berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan serta upaya memelihara kesehatan pilot.
Pengembangan aplikasi ini dilakukan oleh dr. Retno Wibawanti, Sp.KP; dr. Amilya Agustina, Sp.KP, dan dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, Sp.KKLP.
Baca juga: Atasi Krisis Air Bersih di Cipayung, Depok, Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional
Pada awalnya, konsep manajemen fatigue dituangkan melalui Buku Panduan Praktik Pengelolaan
Fatigue bagi Penerbang yang tersedia di Google Books.
Konsep tersebut kemudian dikembangkan menjadi aplikasi FRAMES, berkolaborasi dengan Garuda Indonesia Training Centre (GITC).
Kini, aplikasi FRAMES tersedia di Google Play Store dan dapat diunduh secara gratis dengan nama
“Frame Aviation” di sistem Android.
dr. Retno Wibawanti mengatakan, aplikasi ini berfokus pada upaya screening fatigue dan bukan
untuk diagnosis, serta tidak dapat diverifikasi sebagai diagnosis medis.
Baca juga: UI CISE Expo Merupakan Career Fair Hybrid Pertama dan Terbesar di Indonesia, Bantu Mahasiswa UI
Secara umum, screening pada aplikasi FRAMES memiliki tiga fungsi.
Pertama, mendeteksi apakah pilot mengalami fatigue yang kronis atau tidak.
Kedua, mendeteksi aktivitas fisik.
Ketiga, menilai kualitas tidur.
Screening fatigue yang diputuskan melalui diskusi dan tinjauan literatur digunakan untuk menilai chronic
fatigue karena memiliki dampak berbahaya.
“Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang tervalidasi dan sudah didiskusikan oleh para
pakar. Pilot dapat mengisi kuesioner ini 30 hari sekali, dan hasil akan dimunculkan dalam bentuk
grafik. Jika kita menilai 24 jam sebelum pilot bertugas sebenarnya bisa saja, namun yang ingin kita
nilai dalam 30 hari,” ujar dr. Retno Wibawanti.
Baca juga: Wakil Rektor UI Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek, Ini Misi Utama yang Diemban Prof. Abdul Haris
Menurutnya, manfaat aplikasi ini dapat dioptimalisasi melalui kerja sama antara organisasi dan
maskapai, serta dengan menjadikannya sebagai prosedur tetap di maskapai.
Oleh karena itu, perlu interaksi dan kolaborasi sinergis antara manajemen pilot, maskapai, pemerintah (Kementerian Perhubungan), dan stakeholder lain yang terlibat.
Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Pilot Indonesia, Capt. Bambang Adisurya Angkasa, menilai
bahwa fatigue sangat berdampak pada profesi di bidang penerbangan.
Baca juga: Atasi Krisis Air Bersih di Cipayung, Depok, Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional
Kondisi fatigue pada pilot sering terjadi akibat jadwal penerbangan yang padat, perbedaan zona waktu, dan tekanan kerja yang tinggi.
Kondisi ini menyebabkan penurunan kewaspadaan, waktu reaksi yang lambat, dan penurunan kinerja kognitif, yang berpotensi mengarah pada kesalahan pilot dan kecelakaan pesawat.
“Manajemen fatigue sangat penting dalam penerbangan untuk memastikan pilot dapat menjaga
kewaspadaan dan kinerja optimal mereka," tutur Capt. Bambang.
"Pengelolaan fatigue menjadi tanggung jawab setiap individu, sehingga aplikasi FRAMES dapat menjadi assessment awal terkait sejauh mana kondisi kita dalam menjalankan tugas penerbangan. Persiapan dan perencanaan yang matang tentu dapat mencegah pilot mengalami fatigue,” tambahnya.
Peneliti UI Ungkap Pengaruh Segel Tutup Botol Minuman Kemasan Terhadap Kesehatan |
![]() |
---|
Temukan Antibodi Berikan Perbaikan Kognitif Penyakit Alzheimer, Mahasiswa FKUI Juara 1 JakNews 2025 |
![]() |
---|
UI Ciptakan Alat Pemurniaan Air Lebih Unggul, Air Hujan dan Banjir serta AC Bisa Diminum |
![]() |
---|
Dari Kulit Kakao Guru Besar UI Ungkap Indonesia Bisa Mandiri dan Jadi Eksportir Bahan Baku Farmasi |
![]() |
---|
Guru Besar UI Ungkap MTQ Simbol Politik Merangkul Elemen Islam dalam Upaya Pembangunan Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.