Berita UI

Indonesia Tertinggi Bahayanya Anak Kurang Perhatian Ayah, Psikolog UI Sampaikan Rekomendasi dan Tips

Dra. Ike Anggraika, psikolog UI sampaikan rekomendasi dan tips cegah bahaya anak kurang perhatian ayah.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Indonesia Tertinggi Bahayanya Anak Kurang Perhatian Ayah, Psikolog UI Sampaikan Rekomendasi dan Tips 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Mengingat pentingnya peran ayah pada tumbuh kembang anak terutama pada fase awal kehidupannya.

Sebab itu, Psikolog Universitas Indonesia mendukung pemberian cuti bagi ayah.

Dra. Ike Anggraika, M.Si., psikolog dan staf pengajar di Laboratorium Life-span Development, Fakultas
Psikologi (FPsi) Universitas Indonesia (UI) menyatakan bahwa membuat kebijakan yang mendukung keluarga dapat membantu menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Baca juga: Tim Riset FIK UI di Hong Kong Pamerkan Riset Perubahan Iklim Dapat Ganggu Kesehatan Reproduksi

Tak hanya itu, negara juga dapat memperkuat program pendidikan yang menyoroti pentingnya peran ayah dalam kehidupan anak-anak.

"Ini dapat mencakup kampanye kesadaran, seminar, dan program pendidikan yang ditujukan untuk ayah tentang pentingnya keterlibatan aktif dalam pendidikan dan pengasuhan anak-anak mereka,” kata Ike.

Sebelumnya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi saat ini tengah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah perihal pemberian cuti ayah kepada Aparatur Sipil
Negara (ASN) pria untuk mendampingi istri pascapersalinan.

Lingkungan Fatherless

Ike menyampaikan berbagai rekomendasi kebijakan tersebut dapat meminimalisir risiko anak tumbuh dalam lingkungan “fatherless”.

fatherless adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang dibesarkan tanpa kehadiran seorang ayah dalam keluarga mereka.

Baca juga: Untuk Gaya Hidup Berkelanjutan, Ikatan Wanita Keluarga Vokasi UI Daur Ulang Plastik dan Kertas Bekas

Menurutnya, Indonesia sangat mungkin termasuk dalam deretan negara dengan tingkat “fatherless” tinggi.

Anak-anak “fatherless” mungkin memiliki ayah, tetapi karena beberapa jenis pekerjaan membuat para ayah harus meninggalkan rumah dalam jangka waktu lama.

Beberapa jenis pekerjaan yang mengharuskan ayah bekerja jauh dari rumah, di antaranya pekerja migran, dan pekerja sektor transportasi/pelayaran.

Selanjutnya pekerja kontrak/proyek yang harus tinggal di lokasi proyek untuk periode tertentu, dan pekerja sektor informal, seperti buruh bangunan, tukang becak, dan lain-lain.

Baca juga: Atasi Krisis Air Bersih di Cipayung, Depok, Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional

Ike mengatakan, Fatherless lebih banyak berkaitan dengan pekerjaan ayah yang jauh dari rumah.

Sehingga hal utama yang perlu dilakukan oleh negara adalah membuka lebih banyak peluang untuk pekerjaan yang stabil dan layak bagi ayah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved