Penelitian UI

Pilot juga Bisa Stres Berlebihan, Dosen FKUI Solusi Mengatasinya, Ternyata Pakai Alat Ini

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia punya karya inovatif dalam atasi masalah stres belerbihan pada pilot.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Pilot juga Bisa Stres Berlebihan, Dosen FKUI Solusi Mengatasinya, Ternyata Pakai Alat Ini 

dr. Retno Wibawanti mengatakan, aplikasi ini berfokus pada upaya screening fatigue dan bukan
untuk diagnosis, serta tidak dapat diverifikasi sebagai diagnosis medis.

Baca juga: UI CISE Expo Merupakan Career Fair Hybrid Pertama dan Terbesar di Indonesia, Bantu Mahasiswa UI

Secara umum, screening pada aplikasi FRAMES memiliki tiga fungsi.

Pertama, mendeteksi apakah pilot mengalami fatigue yang kronis atau tidak.

Kedua, mendeteksi aktivitas fisik.

Ketiga, menilai kualitas tidur.

Screening fatigue yang diputuskan melalui diskusi dan tinjauan literatur digunakan untuk menilai chronic
fatigue karena memiliki dampak berbahaya.

“Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang tervalidasi dan sudah didiskusikan oleh para
pakar. Pilot dapat mengisi kuesioner ini 30 hari sekali, dan hasil akan dimunculkan dalam bentuk
grafik. Jika kita menilai 24 jam sebelum pilot bertugas sebenarnya bisa saja, namun yang ingin kita
nilai dalam 30 hari,” ujar dr. Retno Wibawanti.

Baca juga: Wakil Rektor UI Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek, Ini Misi Utama yang Diemban Prof. Abdul Haris

Menurutnya, manfaat aplikasi ini dapat dioptimalisasi melalui kerja sama antara organisasi dan
maskapai, serta dengan menjadikannya sebagai prosedur tetap di maskapai.

Oleh karena itu, perlu interaksi dan kolaborasi sinergis antara manajemen pilot, maskapai, pemerintah (Kementerian Perhubungan), dan stakeholder lain yang terlibat.

Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Pilot Indonesia, Capt. Bambang Adisurya Angkasa, menilai
bahwa fatigue sangat berdampak pada profesi di bidang penerbangan.

Baca juga: Atasi Krisis Air Bersih di Cipayung, Depok, Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional

Kondisi fatigue pada pilot sering terjadi akibat jadwal penerbangan yang padat, perbedaan zona waktu, dan tekanan kerja yang tinggi.

Kondisi ini menyebabkan penurunan kewaspadaan, waktu reaksi yang lambat, dan penurunan kinerja kognitif, yang berpotensi mengarah pada kesalahan pilot dan kecelakaan pesawat.

“Manajemen fatigue sangat penting dalam penerbangan untuk memastikan pilot dapat menjaga
kewaspadaan dan kinerja optimal mereka," tutur Capt. Bambang.

"Pengelolaan fatigue menjadi tanggung jawab setiap individu, sehingga aplikasi FRAMES dapat menjadi assessment awal terkait sejauh mana kondisi kita dalam menjalankan tugas penerbangan. Persiapan dan perencanaan yang matang tentu dapat mencegah pilot mengalami fatigue,” tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved