Berita UI

Libur Nataru Jadi Ancaman, Pakar Epidomologi UI: Vaksin Belum Dapat Antisipasi Varian Baru Covid

Pakar Epidomologi UI ungkap bahwa vaksin saat ini belum dapat antisipasi varian baru Covid. Protokol kesehatan jadi kunci redam ancaman wabah Covid.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Libur Nataru Jadi Ancaman, Pakar Epidomologi UI: Vaksin Belum Dapat Antisipasi Varian Baru Covid 

Dr. Miko menjelaskan, pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati, dan perlu dilakukan
sebelum wabah besar kembali terjadi.

Demi mengurangi kemungkinan penularan kasus di masyarakat, menjaga jarak dan menggunakan
masker merupakan suatu keharusan, baik di tempat pariwisata, penginapan, restoran, atau tempat
umum lainnya.

Dr. Miko menekankan bahwa kebijakan dan protokol kesehatan di tempat umum merupakan peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan dan ada hukuman yang berarti bagi pelanggarnya.

Baca juga: Monolog Guru Besar FISIP UI Soal Sekolah Luminare Domus, Kepala MAC UI Singgung Keadilan Sosial

Selain itu, masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 seperti batuk, sesak napas, pilek, dan demam apalagi disertai batuk dianjurkan untuk tidak berkerumun dan tidak memaksakan diri untuk bepergian.

Mengingat saat ini sedang memasuki musim hujan yang kerap menimbulkan penyakit seperti flu dan
batuk yang mirip dengan gejala Covid-19, masyarakat perlu lebih jeli dan proaktif melakukan
pemeriksaan.

“Protokol kesehatan adalah kunci dalam pencegahan Covid-19. Dengan melakukan protokol kesehatan yang tidak setengah-setengah, artinya dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka upaya pencegahan Covid-19 dapat berjalan dengan efektif. Walaupun tidak 100 persen, tetapi protokol kesehatan tersebut dapat menghindari peningkatan kasus Covid19 dengan baik,” katanya.

Dr. Miko mengatakan, penyakit influensa atau batuk pilek yang disebabkan oleh virus
influenzae A dan B serta oleh mikroogranisme lainnya sulit dibedakan dengan infeksi virus Covid19.

Baca juga: Mengenal Laboratorium Psikologi Politik UI, Mengkaji Politik dari Perilaku Manusianya 

Pemeriksaan khusus untuk COVID-19, virus influenzae, atau mikroorganisme lainnya diperlukan untuk mengetahui dengan pasti penyebab dari gejala-gejala tersebut.”

Bagi masyarakat yang berencana bepergian jauh, Dr. Miko menilai transportasi yang paling aman
digunakan saat ini adalah pesawat terbang, disusul kereta api antarprovinsi.

Kemudian bus dan semua angkutan yang ketat dalam memberlakukan peraturan.

Penting juga untuk memilih hotel atau akomodasi yang] memberlakukan protokol kesehatan.

“Tetapi kebijakan pakai masker sekarang jarang dilakukan oleh masyarakat di semua tempat dan di semua angkutan. Oleh karena itu, Pemerintah harus menggaungkan lagi protokol kesehatan secara cermat dan adekuat agar transmisi Covid19 dapat dikurangi,” ujarnya.

Untuk memantau dinamika dan perkembangan kasus Covid19 di daerah tujuan liburan, Dr. Miko
menilai surveilans kasus Covid-19 dan keberadaan reagen untuk pemeriksaan swab tenggorok
harus segera dilakukan di semua kabupaten/kota di Indonesia.

Ia mengatakan, Surveilans ini seharusnya dilakukan sejak ditetapkannya pandemi berakhir, yaitu pada Maret 2023, hingga sekarang.

"Dengan surveilans kasus Covid-19 dan Whole Genome Sequencing Surveillance (WGSS) yang baik, kita dapat mengatahui penyebaran penyakit Covid-19 dan mutasi virusnya di Indonesia," tuturnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved