Wisuda UI

Kisah dan Harapan Syahbana Wisudawan FMIPA UI yang Lulus Cumlaude

Muhammad Fauzan Syahbana dari Program Pendidikan Sarjana, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) lulus Cumlaude.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Kisah dan Harapan Syahbana Wisudawan FMIPA UI yang Lulus Cumlaude 

Menurut Sabana, pengembangan nuklir diperlukan karena manusia tidak bisa terhindar dari penggunaan energi.

Untuk saat ini, 70–80 persen konsumsi energi dunia masih dikuasai oleh energi fosil batubara.

Di Indonesia sendiri penggunaan energi fosil mencapai 91persen yang terdiri atas minyak, gas alam, dan batubara.

Sementara itu, 9 persen lainnya dikuasai oleh energi baru terbarukan seperti PLTA, energi bayu, dan
sebagainya.

Keseriusan Sabana pada penelitian tersebut berawal dari kecintaan pada Fisika sejak ia duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Motivasi terbesarnya saat itu adalah mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Ia pun membuktikan ketertarikannya hingga memperoleh Medali Emas di OSN 2018.

Baca juga: Sampaikan Informasi Terkini UI Universitas Paling Populer di Media Sosial 2023 Versi RevoU

Pencapaian Sabana di OSN berhasil membawanya masuk menjadi mahasiswa UI melalui jalur prestasi.

Saat kuliah pun, ia tetap mengikuti berbagai perlombaan dan olimpiade.

Kali ini, ia mengikuti Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) pada 2020
dan 2021 serta berhasil menyabet Medali Perak dan Medali Emas.

Sabana berharap ke depannya ia dapat melanjutkan pendidikan di bidang fisika plasma karena ilmu tersebut belum banyak dikaji di Indonesia.

Padahal, fisika plasma dapat digunakan untuk mengembangkan reaktor nuklir fusi yang menggabungkan atom seperti di matahari.

Reaktor fusi akan hadir sebagai salah satu sumber energi paling bersih, aman, dan murah karena
hanya membutuhkan air sebagai bahan utama.

Reaktor ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

"Saya berharap dapat menimba ilmu itu di luar negeri, lalu kembali ke Indonesia untuk mengembangkannya agar Indonesia bisa menciptakan reaktor nuklir fusi pertama," ujar Sabana.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved