Warga Bekasi Keluhkan Kurangnya Perhatian Terhadap Guru Ngaji, Ini Janji Nur Azizah Tamhid

Dia meminta Nur Azizah memperjuangkan honor bagi ngaji, kurikulum hingga dana operasional TPQ

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Vini Rizki Amelia
TribunnewsDepok.com/Hironimus Rama
Anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi PKS Nur Azizah Tamhid (ketiga dari kiri) menghadiri kegiatan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) di Hotel Grand Caman, Kota Bekasi pada Jumat (25/8/2023). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEKASI - Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Agama Kota Bekasi menggelar kegiatan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) di Hotel Grand Caman, Jatibening, Kota Bekasi, pada Jumat (25/8/2023).

Kegiatan dihadiri anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi PKS Nur Azizah Tamhid.

Sementara peserta yang hadir adalah perwakilan dari pondok pesantren, pengelola madrasah dan pelaku pendidikan Islam di Kota Bekasi.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi H. Sobhirin mengatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih tertinggal dibanding dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Baca juga: Ahmad Syihan Soroti Maraknya LGBT dan Berharap Pemerintah Perhatikan Pendidikan Berkarakter

"Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita masih sangat rendah. IPM kita berada di urutan 103 dunia," kata Sobhirin di Hotel Grand Caman, Jatibening, Kota Bekasi, pada Jumat (25/8/2023).

Kualitas SDM dikatakan Sobhirin sangat tertinggal jauh dari Malaysia yang berada di urutan ke-32 dan Singapura di urutan ke-3 dunia.

"Kita butuh 30 tahun untuk mengejar IPM Malaysia dan 150 tahun mengejar IPM Singapura," tuturnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Rampung Dibangun, Tol Cijago Seksi 3B Limo-Cinere Segera Diresmikan Presiden Jokowi

Untuk itu, dia meminta para pelaku pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan Islam, untuk berjuang keras meningkatkan kualitas SDM anak bangsa.

"Kualitas pendidikan Islam juga sangat memprihatinkan. Padahal madrasah adalah benteng terhadap runtuhnya moral," ujar Sobhirin.

Sobhirin menambahkan saat ini nilai-nilai moral makin runtuh dengan maraknya peredaran narkoba, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual, Transgender), paparan terorisme dan hilangnya keperawanan anak-anak perempuan muda SMP-SMA yang mencapai 57 persen.

Baca juga: Pemkot Depok Terapkan WFH 70 Persen Bagi ASN September Mendatang, Imbas Polusi Udara Jabodetabek

"Hilangnya nilai-nilai moral ini karena masyarakat sudah tidak membaca Quran lagi. Di Jawa Barat, hanya 52 persen masyarakat yang bisa baca tulis Quran," jelasnya.

Menurut dia, pendidikan Islam harus mampu menjawab tantangan-tantangan zaman, termasuk perkembangan teknologi digital.

"Kita hidup di zaman digital dengan sistem pembelajaran yang memadukan offline dan online. Tentu infrastruktur teknologi digital dibutuhkan di sini," ucap Sobhirin.

Baca juga: Wali Kota Depok Bantah Data IQAir, Tetap Kukuh Kualitas Udara di Wilayahnya Masih Tahap Sedang

Sobhirin berharap kegiatan Ngopi ini membawa berkah bagi peningkatan kualitas sistem pendidikan madrasah di Kota Bekasi.

"Kita berharap bu Nur Azizah bisa membantu sekolah-sekolah madrasah untuk meningkatkan infrastruktur dan sarana-prasarana, termasuk perangkat digital," ungkap Sobhirin.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved