Penelitian UI
Profil Prof. Junita Indart Guru Besar FKUI Temukan Penyebab Kanker Serviks Meningkat di Indonesia
Prof. Dr. dr. Junita Indart, Sp.OG(K) guru besar FKUI melakukan penelitian terkait penyebab tingginya angka kanker serviks di Indonesia.
Tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia dipengaruhi oleh cakupan skrining yang masih
rendah.
Hingga tahun 2021, hanya 6,83 persen perempuan usia 30–50 tahun yang menjalani pemeriksaan skrining dengan metode IVA.
Pada tahun 2023, cakupan skrining kanker serviks di Indonesia hanya mencapai 7,02 persen dari target 70 persen.
Apabila tdak ditangani dengan efektif, angka kanker serviks meningkat dan menyebabkan beban sosio-ekonomi yang besar serta penurunan kualitas hidup individu.
Lima Pilar
Di tengah tantangan ini, upaya Indonesia dalam percepatan pencegahan kanker serviks berkaitan
dengan lima pilar transformasi sistem kesehatan yang mencakup transformasi layanan primer, layanan
rujukan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan teknologi
kesehatan.
Kelima pilar ini dapat mendukung dua strategi pencegahan kanker serviks, yaitu pencegahan primer dengan imunisasi vaksin Human Papillomavirus (HPV) dan pencegahan sekunder dengan deteksi dini kanker serviks.
Metode skrining dan pendekatan pencegahan yang inovatf perlu dikembangkan agar lebih efektf,
terjangkau, dan mudah diakses.
Metode skrining kanker serviks yang digunakan di Indonesia adalah IVA, Pap Smear, dan tes DNA HPV. Setap metode memiliki nilai keuntungan dan hambatan masing-masing sehingga perlu diperhatkan mana yang paling sesuai untuk diimplementasikan di Indonesia.
Metode IVA masih menjadi metode skrining pilihan dengan biaya yang terjangkau dibandingkan dengan
tes HPV DNA dan Pap Smear.
Namun, kendalanya adalah selain harus melath tenaga kesehatan, alur tindak lanjut rujukan yang komprehensif juga harus dibuat untuk hasil yang positf.
Apabila tdak bisa ditatalaksana pada tngkat Faskes 1, pasien harus dirujuk ke rumah sakit dengan alur rujukan yang jelas.
Regulasi yang Tegas
Metode skrining lainnya adalah tes DNA HPV, yang sudah digunakan di beberapa negara maju karena
lebih efektf dalam mendeteksi lesi prakanker.
Sensitvitas pemeriksaan DNA HPV sangat tinggi, yaitu 80–98 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.