Berita UI

Dosen FMIPA UI Sebut Tembakau Dapat Dijadikan Energi dan Bahan Bakar Ramah Lingkungan atau Biofuel

Tembakau dapat dijadikan energi dan bahan bakar ramah Lingkungan atau Biofuel. Hal itu disampaikan Dosen Departemen Biologi FMIPA UI, Dr. Ratna.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Dosen FMIPA UI Sebut Tembakau Dapat Dijadikan Energi dan Bahan Bakar Ramah Lingkungan atau Biofuel 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Dosen FMIPA UI sebut tembakau dapat dijadikan energi dan bahan bakar ramah Lingkungan atau Biofuel

Dalam rangka memperingati World No Tobacco Day atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023, Universitas Indonesia (UI) melalui Unit Pelaksana Teknis Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (UPT K3L) UI menyelenggarakan kegiatan Webinar Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023 pada 6 Juni 2023 melalui platform zoom meeting.

Tujuan kegiatan ini sebagai bentuk meningkatkan awareness, edukasi, dan penyampaian informasi kepada seluruh warga UI.

Baca juga: UI Kembangkan Produk Inovasi Industri Besar di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal

Turut hadir dalam webinar tersebut Kepala UPT K3L UI Dr.Ir. Sjahrul M. Nasri, M.Sc. dan narasumber ahli dalam bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) dan Dosen Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, Dr. Dra. Ratna Yuniati, M.Si.

UI menerapkan kawasan tanpa asap rokok yang telah berjalan selama 10 tahun didukung dengan terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada warga UI.

Bahkan larangan merokok di tempat umum terlihat dengan adanya stiker di berbagai lokasi sekitar
kampus UI.

"Melalui webinar ini diharapkan mampu memberikan pemahaman baru bagi para perokok untuk dapat lebih mengutamakan kesehatan serta pemanfaatan tembakau untuk kehidupan selain rokok ” ujar Dr. Sjahrul dalam sambutannya.

Pada pemaparan berjudul Pemahaman Secara Logis dan Ilmiah Risiko Kesehatan Dari Rokok dan Manfaat Berhenti Merokok, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) menjelaskan bahwa tidak ada “batas aman” atau tanpa risiko pada paparan asap rokok.

“Baik secara berpikir logis dan bukti-bukti ilmiah, rokok mengandung berbagai senyawa yang memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh seperti, serangan jantung, kanker paru-paru, gagal jantung, dan lain-lain. Berhenti merokok dapat memberikan dampak positif terhadap angka harapan hidup, perbaikan gejala, serta penurunan risiko berbagai penyakit dan kematian akibat rokok," ujar
Prof. Agus.

Sementara dari perspektif lingkungan, Dr. Dra. Ratna Yuniati, M.Si. mengatakan, manfaat tembakau kini lebih mengarah pada kemampuan signifikan dalam ilmu tanaman dan bioteknologi di bidang ilmiah, seperti bidang genetika, fitopatologi, fotosintesis, nutrisi, dan pertumbuhan tanaman.

Baca juga: Pendaftaran Program Sarjana dan Vokasi UI Melalui Jalur SIMAK 6 Mei - 6 Juli 2023, Ini Linknya

Semua bagian dari pohon tembakau dan limbah tembakau dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti diolah menjadi energi dan bahan bakar ramah lingkungan nabati atau biofuel, bahan bakar biopestisida, bahan bio-briket, hingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan kertas, bioetanol, dan bioplastik.

“Tembakau tidak selalu mengenai rokok, keunggulan pestisida organik dari olahan limbah tembakau, cenderung lebih ramah lingkungan dengan bahan baku yang mudah diperoleh dan pembuatannya cukup sederhana," ujar Dr. Ratna yang juga dosen di Departemen Biologi FMIPA UI.

“Dengan memanfaatkan pestisida nabati tersebut, diharapkan peranan tembakau sebagai bahan alami dapat menekan jumlah hama yang meningkat, sehingga penggunaan pestisida kimia dapat dikurangi,” paparnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved