Ramadan

Gus Miftah Sebut Cinta Tanah Air Kunci dalam Menjaga Kebhinekaan dan Cinta Tanah Air

Gus Miftah merasa langkah ini menjadi kwajiban bagi semua pemuka agama, untuk menggelorakan rasa cinta tanah air pada jamaah. 

Editor: Umar Widodo
Istimewa
Gus Miftah (tengah) menjadi pembicara di GKI Gejayan, Sleman, Yogyakarta, Rabu (19/4/2023) membocorkan kunci toleransi beragama, dengan menjaga kebhinekaan dan cinta tanah air 

Laporan Wartawan WARTAKOTALIVE.COM, ARIE PUJI WALUYO

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Pedakwah dan pemain film Gus Miftah terus mengobarkan semangat toleransi beragama, dalam setiap dakwahnya keliling Indonesia.

Bahkan, saat Gus Miftah menjadi pembicara di GKI Gejayan, Sleman, Yogyakarta, Rabu (19/4/2023) membocorkan kunci toleransi beragama, dengan menjaga Kebhinekaan dan cinta tanah air.

"Misalnya, saya selalu mengawali dengan pengajian saya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kita juga dapat contoh baik," kata Gus Miftah.

"Ngarsa Dalem keren setiap jam 10 menyanyikan lagu Indonesia Raya di tempat umum. Ini untuk menanamkan rasa cinta tanah air," tambahnya.

Gus Miftah merasa langkah ini menjadi kwajiban bagi semua pemuka agama, untuk menggelorakan rasa cinta tanah air pada jamaah. 

"Saya sering meminta jamaah saya menyebutkan nama pahlawan nasional, dulu orang kenal Cut Nyak Dien, Cut Mutia tapi sekarang kenalnya Cut Tari atau Cut Keke," ucap Gus Miftah dengan candaannya.

Gus Miftah mengatakan, semua agama dibuat untuk tujuan baik bagi manusia. Sehingga, ia heran mengapa masih ada orang yang dipersulit untuk beribadah.

"Agama turun untuk memuliakan manusia, semua agama pasti baik karena mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar itu kurang tepat, seharusnya semua agama itu benar bagi penganutnya," jelasnya. 

Gus Miftah mengungkapkan dalam konteks pancasila, setiap orang tidak boleh menyalahkan agama orang lain, serta dianggap ekstrim jika mengatasnamakan agama.

"Seseorang melanggar kesepakatan bersama untuk kemaslahatan, melanggar hukum. Saya sering berpikir mengapa mau beribadah ijinnya dipersulit," ungkapnya.

"Selama orang islam ke masjid dan orang Kristen ke gereja kan pasti ingin menjadi baik. Tapi ingat secinta cinta nya kamu dengan Tuhan, jangan sekali-sekali berinisiatif ingin menemuinya," sambungnya.

Gus Miftah memang sibuk menjalin komunikasi dengan semua pemuka agama di Indonesia, selama momentum ramadan.

Baca juga: Gus Miftah Didampingi Hercules Siap Kembalikan Uang Hasil Lelang Blangkon Rp900 Juta

Bahkan, Gus Miftah berbagi cerita kalau dirinya disebut sebagai presiden orang berdosa, karena kesibukannya keluar masuk lokalisasi dan klub malam untuk berdakwah.

"Saya masuk lokalisasi sejak tahun 2000. Pas di Dolly. Menyapa mereka dan mengenalkan Islam pada mereka. Itulah mengapa kemudian saya disebut Presiden para pendosa," terangnya. 

"Kalau dengan orang Kristiani, saya sudah lama punya banyak teman. Kalau bahasa Kristenisasi yang muncul dan menjadi momok menakutkan bagi sebagian dari kami, ya saya juga sempat sindir, kalau rakyat Indonesia tak bisa akur dengan sesama maka kalah dengan burung," tambahnya.

Baca juga: Gaungkan Toleransi Beragama, Gus Miftah Gelar Buka Puasa Sambil Kasih Santunan ke Anak Yatim

Gus Miftah menilai selama ini kecurigaan orang-orang muncul karena tidak ada kedekatan dengan tuhannya. Bahkan, selama ia di Pondok Pesantren Ora Aji, ia sering mengajak pendeta gabung pengajian umum.

"Pendeta Gilbert datang ke pondok saya bertanya, marah tidak ada orang Islam pindah ke Kristen, saya bilang tidak. Itu bukan menjadi urusan saya, karena hidayah itu urusan Tuhan. Persoalannya hanya tak bisa move on. Pindah agama tapi menjelekkan agama sebelumnya," katanya.

"Ketika menjelekkan itu merusak kebhinekaan yang kita bangun. Silahkan pindah agama tanpa menjelekkan agama orang lain," sambungnya.

Gus Miftah pun berharap para pemuka agama bisa menularkan semangat kebhinekaan pada seluruh jamaah masing-masing sehingga Indonesia semakin sejuk. 

"Jemaah kita mencontoh hal yang baik dari pemuka agama, maka menjadi tugas kita untuk menyampaikan hal-hal baik yang membangun tumbuhnya rasa kebhinekaan dan rasa cinta tanah air," ujar Gus Miftah.

Acara ini juga dihadiri dan di support penuh oleh Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan. 

Dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya menjaga harmonisasi dan kerukunan antar umat beragama untuk menyongsong Indonesia lebih baik. (ARI).

Sumber: Warta Kota
Tags
Gus Miftah
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved