Ramadan
Jaringan Muslim Madani dan IAID Gelar Dialog Keagamaan, Rektor IAID Al Karimiyah Depok Jelaskan Ini
IAID gelar dialog keagamaan, Rektor IAID Al Karimiyah Dr Ahmad Patih jelaskan soal Islam itu ramah.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, SAWANGAN - Jaringan Muslim Madani dan IAID gelar dialog keagamaan, Rektor IAID Al Karimiyah jelaskan ini.
Jaringan Muslim Madani (JMM) bersama Institut Agama Islam Depok (IAID) Al Karimiyah menggelar dialog keagamaan Ramadan 1444 H bertemakan 'Membumikan Islam Ramah, Menangkal Ideologi Radikal di Bumi Pancasila', di Aula IAID, Sawangan, Depok, Minggu (9/04/2023).
Dialog dan diskusi menghadirkan sejumlah pembicara, yakni Rektor IAID Al Karimiyah, Dr Ahmad Patih, M. PD, Direktur Jaringan Muslim Madani, Syukron Jamal, Aktifis NU, Founder Iqra.id, Achmad Ubaidillah dan Aktivis Lintas Budaya Indonesia, Mansyur Al Farisyi.
Baca juga: Habib Muchsin Achmad Al Attas: Depok Kota Intoleran Hanya Penilaian LSM yang Didanai Negara Barat
Rektor IAID Al Karimiyah, Dr Ahmad Patih, M. PD memberikan catatan kecil terkait Islam Ramah.
Dia menukil ucapan Syekh Abdul Qodir Jaelani ketika ditanya mengenai keislaman oleh muridnya.
"Maka dijawab oleh Syekh jangan mengaku muslim kalau belum bisa berserah diri dalam ketentuan Allah. Berserah di sini dalam arti bukan tidak usaha, tapi dia menerima apa yang hari ini diterima," ujarnya.
Kedua, tutur Ahmad Patih indikator muslim yang baik itu adalah ketika tetangga atau sahabat di sekitar merasa aman. Baik dari ucapan atau tindakannya.
"Ketiga, sayangi minoritas jangan saling mencaci," katanya.
Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani (JMM), Syukron Jamal, dalam paparannya menyebutkan bahwa Islam pasti ramah. Kalau tidak ramah ya tidak pantas disebut Islam.
"Artinya, ya kalau tidak ramah namanya bukan Islam. Ya kalau ada Radikal ya itu bukan Islam. Sebab, Islam itu rahmat dan kebaikan," kata Syukron.
Rahmat kebaikan itu, kata dia, tidak hanya kepada sesama pemeluk Islam tapi bagi semesta alam.
"Itu tercermin dari amalan Islam sendiri yang universal meliputi keadilan, kemanusiaan, kemaslahatan dan ketertiban umum, Toleransi, Anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi," ujarnya.
Baca juga: Ryszard Bleszynski Hadiri Sidang Mediasi dengan Tergugat Tamara Bleszynski Adik Kandungnya
Namun, sambung dia, faktanya saat ini ada sebagian bahkan banyak yang mengatasnamakan Islam dengan ideologi yang bertentangan prinsip islam itu sendiri seperti tidak menerima perbedaan dan intolerans terhadap kelompok lain.
"Dalam konteks kita sebagai bangsa dan negara Indonesia yang majemuk, heterogen suku ras bahasa, budaya dan lainnya cara beragama seperti demikian ini menjadi ancaman serius bagi kerukunan dan persatuan," tuturnya.
"Mereka ini saklek, yang menurut mereka tidak sesuai tidak dicontohkan Nabi disebut bid'ah, merasa paling benar, bahkan berani cap orang kafir. Nah inilah tantangan kita hari ini sebagai masyarakat Islam Indonesia yang tidak boleh kita abaikan," ujarnya.
UI, Badan Pengelola Keuangan Haji dan Baitul Maal Muamalat Gelar Bukber, Ini Penjelasan Rektor UI |
![]() |
---|
Jelang Lebaran 2025, Kolaborasi dengan Media, PNM Santuni Anak Yatim dan Bantu Masjid |
![]() |
---|
Ramadan Penuh Berkah, Jaringan Jurnalis Bogor Berbagi Takjil dan Santuni Anak Yatim |
![]() |
---|
Pelajar SMP Depok Bongkar Celengan Dapat Rp 19,6 Juta Bantu Marbot Masjid, Anak Yatim, dan Dhuafa |
![]() |
---|
Ramadan 1446 Hijriah, Cibinong City Mall Gelar Rampak Bedug hingga Diskon Belanja Sampai 80 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.