Kisah Mantan Atlet

Rheza Nugroho Widianto Mantan Petinju Amatir Tangsel Berprestasi Tinggal di Rumah yang Nyaris Roboh

Pemuda kelahiran 9 April 2000 ini besar di lingkungan jalan Raya Serpong, depan gang Warga  RT   2/RW2 Nomor 14, Sepong, Tangerang Selatan.

|
Editor: Umar Widodo
Warta Kota/Rafsanzani Simanjorang
Raut wajah Rheza Nugroho Widianto (23) tak dapat menyembunyikan betapa getirnya kehidupan yang ia lalui pasca ditinggal kedua orangtua dan harus menjaga dan menghidupi dua adik perempuannya 

Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Raut wajah Rheza Nugroho Widianto (23) tak dapat menyembunyikan betapa getirnya kehidupan yang ia lalui, sejak ditinggal kedua orangtua.

Belum lama, ayahnya meninggal dunia menyusul ibunya yang lebih dulu berpulang ke pangkuan Sang Khalik.

Tinggallah Rheza bersama dua adik perempuannya yakni Nadia Dwi Ningrum, dan Novita Tri Wiryani. Ketiganya tinggal di sebuah rumah yang tidak layak karena atapnya nyaris rubuh.

Telihat pada kediaman Rheza, tampak sebuah kamar bekas kedua orang tuanya istirahat plafonnya  rubuh, sementara tiang-tiang penyangga rumah yang lain terlihat mulai lapuk.

Kondisi inilah yang membuat Rheza dan kedua adiknya was-was jika ada hujan yang disertai angin kencang.

Hanya menunggu waktu, tiang penyangga yang sudah tua tersebut akan roboh.

Rumah Rheza Nugroho Widianto 2
Kondisi plafon dan atap rumah Rheza yang sudah ambruk atap gentengnya, sehingga kalau hujan turun rumah akan kebocoran

Pada bagian atap, tampak pula terpal yang sudah berusia lama yang diduga digunakan untuk penutup pengganti genteng agar hujan tak masuk ke rumah.

"Ngeri juga sih kalau terjadi angin dan hujan gede (besar). Yang ditakutin hujannya itu mengenai kayu-kayu yang sudah kena rayap, lalu keropos," kata Rheza.

Tak heran, setiap hujan ia selalu menelpon sang adik untuk menanyakan kondisi rumah dan mengingatkan untuk tetap waspada.

"Impian memperbaiki pasti ada, namun biaya tak cukup, karena yang ada ini masih untuk kehidupan sehari-hari. Boleh di bilang, yang ada ini pun terpaksa dicukup-cukup kan agar bisa makan," kata Rheza yang juga mahasiswa UNJ ini.

Rheza sendiri merupakan mantan atlet tinju amatir kelas Bantam asal Serpong, Tangerang Selatan   

Pemuda kelahiran 9 April 2000 ini besar di lingkungan jalan Raya Serpong, depan gang Warga  RT   2/RW2 Nomor 14, Serpong, Tangerang Selatan. 

Rumah Rheza 3
Salah satu kondisi kamar di rumah Rheza yang berantakan karena atap rumahnya rusak yang menyebabkan sebagian kayu plafon keropos

Sejak SMP hingga SMA dirinya aktif di cabor tinju amatir dan meraih banyak gelar juara baik tingkat daerah maupun nasional.

Prestasi yang pernah diraihnya yakni, Medali Perak Kejurda Tingkat Provinsi tahun 2013, Medali Emas Popda Provinsi Banten tahun 2014, Medali Perunggu Kejurnas PPLP Medan tahun 2015, Medali Perak Popda Banten tahun 2016,

Medali Emas Porkot tingkat Kota tahun 2016, Medali Perak Kejurnas PPLP Tingkat Nasional tahun 2016, Medali Perak Kejurnas Umum se-Indonesia tahun 2016, 

Medali Perak Kejurda Tingkat Provinsi 2017, Medali Perunggu Kejurda Tingkat Provinsi 2017, hingga Medali Emas Rookie Fight se-Indonesia tahun 2017.

Prestasi ini pula yang membuatnya bisa kuliah dan lolos ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) lewat jalur atlet berprestasi dan kuliah S1 di jurusan Jasmani, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Sayangnya, prestasi yang dimiliki Rheza tidak berlanjut, usai SMA dan kuliah di UNJ, ayahnya melarang Rheza melanjutkan karier bertinjunya karena takut anaknya cedera di kepala.

Saat ini, untuk menghidupi dirinya dan kedua adik perempuannya, Rheza harus bekerja sebagai guru dan pengemudi ojek online. 

Apapun ia perjuangkan dan lakukan untuk bisa menghidupi dirinya dan kedua adiknya.

Untungnya sang adik, Nadia telah mendapat pekerjaan dan bisa membantu meringankan biaya hidup sehari-hari,  sementara si bungsu, Novita masih kelas 8 di SMPN 1 Serpong, Tangerang Selatan.  

Namun, sebagai sosok kakak dan sekaligus orangtua bagi kedua adiknya, Rheza mengaku harus kuat dan kelak bisa mempersiapkan adik-adiknya untuk hidup mandiri. 

"Kadang saya merasa capek, lelah, kenapa kehidupan seperti ini? Tapi saya teringat kedua adik saya. Saya mau berjuang untuk mereka. Saya mau kedua adik saya bisa meraih gelar sarjana," ucapnya dengan nada yang sedikit gemetar. (Raf)

 

 
 
 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved