Berita DPRD Kota Bogor

Heri Cahyono Minta Pemkot Lakukan Edukasi Ibu Hamil Cegah Stunting yang Masih Mengancam Kota Bogor

cara ibu hamil memberi asupan gizi terhadap janin sejak di kandungan akan berpengaruh terhadap bayi yang lahir

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Vini Rizki Amelia
TribunnewsDepok.com/Hironimus Rama
Sekretaris Komisi 1 DPRD Kota Bogor Heri Cahyono saat ditemui usai Dialog Kebangsaan di Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR - Stunting masih menjadi salah satu persoalan yang mengancam warga Kota Bogor.

Wakil Walikota Bogor Dedi A. Rachim mengatakan angka stunting di Kota Bogor memang tidak begitu tinggi.

"Saat ini prevalensi stunting Kota Bogor dibawah 5 persen," kata Dedi saat menjadi pembicara kunci dalam Dialog Kebangsaan di Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia persoalan stunting ini seperti fenomena gunung es dimana hanya sebagian kecil saja yang kelihatan.

Baca juga: Wawali Depok Terima Kasih ke DPRD Terkait Perubahan Raperda Penyertaan Modal Kepada Persero

"Kita masih memiliki prevalensi stunting. Meskipun tidak tinggi, tetapi ini seperti fenomena gunung es. Saya meyakini masih masih banyak anak-anak stunting yang tidak terdeteksi," ucapnya.

Kalau kita mau mendapatkan generasi emas di 2045, lanjut dia, maka prevalensi stunting ini harus ditekan.

"Presiden Jokowi mencanangkan tahun 2024 prevalensi stunting nasional di angka 14 persen. Sementara di Jawa Barat saat ini sekira 27 persen. Di Kota Bogor kita berupaya agar bisa bebas stunting secepatnya," papar Dedi.

Baca juga: Anggota DPRD Kota Bogor Sebut Kebijakan Saat Ini Harus Berdampak Pada Kualitas SDM Mendatang

Terkait hal itu, Sekretaris Komisi 1 DPRD Kota Bogor Heri Cahyono meminta Pemkot Bohor serius memerangi stunting ini.

"Pemerintah daerah harus memiliki instrumen untuk bisa melakukan edukasi terhadap ibu-ibu mengenai stunting ini," kata Heri, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, stunting itu tidak diawali sejak anak lahir, tetapi sejak dalam kandungan.

Baca juga: Perang Saudara, Anthony Ginting Kandaskan Perlawanan Jonatan Christie dengan Rubber Game

Karena itu, cara ibu hamil memberi asupan gizi terhadap janin sejak di kandungan akan berpengaruh terhadap bayi yang lahir.

"Bayi yang sehat adalah bayi yang mendapat asupan gizi yang baik sejak dalam kandungan," ujar politisi Partai Golkar ini.

Untuk melakukan edukasi itu, lanjut Heri, perlu keterlibatan pemerintah agar bayi-bayi yang lahir sehat dan cerdas.

Baca juga: Kapolda Jawa Barat Ungkap Momen Mengerikan Ketika Teroris Ledakan Diri di Polsek Astana Anyar

"Bayi yang lahir juga harus diberi gizi yang baik. Enam bulan dia harus dapat ASI. Kalau tidak dapat ASI, dia harus dapat pengganti ASI yang kualitasnya setara sehingga dia berkembang dengan baik dan tidak stunting," tuturnya.

Dia menambahkan kalau pemerintah sukses menekan stunting maka harapan masa depan bangsa cerah karena beban pemerintah berkurang.

"Kita akan menghadapi bonus demokrasi pada 2035. Tetapi tentu bonus demografi itu bukan soal stunting semata. Soal lain yang tak kalah penting adalah mendidik anak-anak agar memiliki keterampilan," ucapnya.

Baca juga: Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono Raih Juara II Lomba Inovasi UI Lewat Aplikasi DKerens UMKM Depok

Heri mengibaratkan anak-anak sebagai chip-chip kosong yang harus diisi  dengan ketrampilan yang bagus, edukasi yang tepat, serta pengetahuan yang baik.

"Dengan pendidikan yang tepat, anak bisa bersiang di dunia internasional, bisa adaptasi, survive dan bersaing saat sudah dewasa," paparnya.

Untuk menciptakan generasi berkualitas, maka paradigma berpikit harus diubah.

Baca juga: Indeks Pembangunan Manusia di Kota Bogor Urutan Keempat di Jawa Barat, Ini Penyebabnya

"Pendidikan tidak semata mencari ijazah tetapi mencari pengetahuan. Ekspektasi sekolah juga jangan hanya mencari ijazah tetapi mencari penghidupan," bebernya.

Bagi dia, penghidupan tidak hanya bisa dicari dari sektor formal, tetapi juga sektor informal.

"Orang dikatakan sukses bukan karena jadi PNS atau anggota DPRD, TNI, dan Polri, tetapi ketika dia bisa mandiri, mengkreasi sesuatu dan survive. Itu bisa dilajukan generasi-generasi ke depan yang cerdas. Itulah fungsi pendidikan," tandas Heri.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved