Keluarga Tewas Kalideres, Ahli Forensik Sebut Kemungkinan Keempatnya Ingin Mati Tanpa Gaduh
Reza memgatakan kemungkinan empat orang yang tewas bersungguh-sungguh menyongsong rest in peace, ingin mengakhiri hidup dengan cara damai
Kedua, permintaan atau inisiatif kepada PLN untuk memutus aliran listrik di rumah itu. Pemutusan listrik itu diduga agar para korban tidak meninggalkan rumah kosong yang berpotensi menimbulkan kebakaran karena korsleting listrik.
Baca juga: SDN Pondok Cina 1 Depok, Begini Kondisi Siswa yang Sudah Dipindah
"Jadi saya bayangkan mereka mungkin menghindari kebakaran, menghindari penggunaan listrik, menghindari tagihan, menghindari persoalan-persoalan susulan yang muncul dari listrik apabila terus mengalir," lanjut dia.
Ketiga, keberadaan jenazah yang ditemukan di sejumlah ruang berbeda dan dalam keadaan terbaring di kasur maupun tergeletak di sofa, mengindikasikan kesengajaan korban berada di sana.
Para korban ingin memperlihatkan bahwa mereka sengaja meninggal di titik-titik tersebut.
Baca juga: Anggaran Dipangkas dari Rp 38 Miliar Jadi Rp 7 Miliar Dishub Jakarta Tetap Optimalisasi Jalur Sepeda
"Kabar bahwa posisi jenazah yang maaf tidak bergelimpangan di sana sini, tetapi berada di titik-titik tertentu. Seolah-olah mengindikasikan mereka sengaja berada di titik tersebut," jelas Reza.
Jika para korban benar sengaja menyongsong kematian secara damai, lanjut Reza, maka kasus ini sekaligus membantah teori klasik bahwa bunuh diri terjadi lantaran keputusasaan.
"Kalau ini yang menjadi situasi atau penjelasannya, maka terbantahkan sesungguhnya teori-teori klasik yang mengatakan bunuh diri adalah puncak dari keputusasaan," tuturnya
Baca juga: Seminar Ketahanan Pangan KTT G20 JM Apresiasi Rencana Prabowo Jadikan Singkong Komoditi Utama Pangan
"kondisi dari tekanan batin nyata yang tak tertahankan, kondisi yang di luar kelaziman yang tidak mungkin dilakukan manusia yang punya akal sehat. Maka, pandangan sedemikain rupa nampaknya terpatahkan," jelas Reza.
Di sisi lain, ketenangan yang diduga dipilih oleh korban ini bukan berarti tidak menunjukkan adanya keputusasaan.
"Tidak bisa kemudian kita pukul rata sebagai cerminan adanya kegunjangan jiwa atau keputusasaan mendalam, tidak.
Baca juga: Siswa SDN Pondok Cina 1 Depok Tetap Semangat Belajar Meski di Tempat Baru
Reza juga menduga, para korban berpikir secara jernih saat memutuskan untuk meninggal dunia di dalam rumahnya.
“Mereka punya perencanaan yang cukup matang untuk mengatakan pada tanggal sekian dan jam sekian saya ingin mengakhiri hidup dengan tenang dengan menggunakan cara yang saya pilih sendiri," pungkas Reza.
"Kalau ternyata empat orang ini wafat dengan latar belakang situasi tersebut, maka kita perlu memberikan penghormatan kepada mereka yang sudah memilih mengakhiri hidup mereka dengan cara yang setenang mungkin, sedamai mungkin, menurut mereka," tutup dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/18/09243561/analisis-psikolog-forensik-penuh-persiapan-keluarga-di-kalideres-seolah?page=all#page2.,