KTT G20

Universitas Indonesia Bahas Isu Strategis Presidensi G20, Luhut Sebut Potensi Ekonomi Digital Kuat

Luhut Pandjaitan sebut potensi ekonomi digital kuat. Hal itu disampaikan saat Universitas Indonesia bahas isu strategis Presidensi G20 di CEO Forum.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Universitas Indonesia Bahas Isu Strategis Presidensi G20, Luhut Sebut Potensi Ekonomi Digital Kuat 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BALI - Universitas Indonesia bahas isu strategis Presidensi G20 di CEO Forum 2022, Luhut Pandjaitan sebut potensi ekonomi digital kuat.

Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro merupakan salah seorang peserta diskusi Bloomberg CEO Forum 2022.

Bloomberg CEO Forum bertema Moving Forward Together yang digelar di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort.

Baca juga: Universitas Indonesia Kaji Isu Prioritas Presidensi G20 di Bloomberg CEO Forum 2022, Perlu Big Data

Rektor UI didampingi Direktur Riset dan Pengembangan UI, Dr. Munawar Khalil; Direktur Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI, Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc., Ph.D.

Kemudian Direktur Administrasi, Data dan Pengelolaan Produk Riset dan Inovasi UI, Suminto B. Ak., S.Sos., M.Si.

Dalam forum yang mengumpulkan para pimpinan perusahaan, ekonom, peneliti, dan investor ini, dibahas berbagai topik terkait tiga isu prioritas dalam KTT G20, yaitu transisi energi berkelanjutan, transformasi digital, dan arsitektur kesehatan global.

Turut hadir di kesempatan yang sama adalah Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D.; Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB; Guru Besar Fakultas Teknik UI, Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D.; dan Direktur Inovasi dan Science Techno Park, Ahmad Gamal, S.Ars., M.U.P., Ph.D.

Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI), Sri Mulyani, S.E., M.Sc., Ph.D., di forum tersebut mengatakan, pemerintah saat ini memiliki tantangan untuk mengelola kondisi kompleks dan melanjutkan upaya dalam memulihkan perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19.

“Kita sadar bahwa global economic membuat situasi yang cukup kompleks bagi Pemerintah untuk merespons. Ditambah lagi dengan geopolitik perang di Ukraina yang menyebabkan disrupsi supply, sehingga mendorong inflasi tinggi pada food, fertilizer, dan energy yang direspons dengan kebijakan moneter. Ini yang menimbulkan kompleksitas, sehingga policy space mengecil. Inflasi yang tinggi ini diikuti naiknya tingkat suku bunga dan menguatnya US Dollar,” kata Sri Mulyani.

Potensi Ekonomi Digital Kuat

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan, melihat adanya potensi ekonomi digital yang kuat di Indonesia.

Salah satunya terbukti dari penggunaan e-catalog yang mampu mendorong efisiensi pengadaan barang dan jasa, mengurangi korupsi, dan menciptakan kesempatan kerja.

Baca juga: Ini Tantangan Universitas Indonesia Dalam Membuat Bus Listrik yang Digunakan Untuk KTT G20

Ia menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk dilakukan percepatan digital transformation yang berbasis agriculture and ocean sehingga seluruhnya akan didorong untuk dilakukan digitalisasi.

Staf Khusus Menteri Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., menyebutkan, setidaknya ada tiga agenda prioritas untuk memperkuat ketahanan kesehatan global.

Pertama, membangun ketahanan sistem global dengan memastikan sumber dana darurat dapat diakses oleh seluruh negara dalam penanganan pandemi.

Kedua, menentukan standar kesehatan global untuk menangani dampak Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Ketiga, memperluas infrastruktur global untuk menghentikan penyebaran pandemi dan memastikan seluruh negara memperoleh layanan kesehatan yang sama.

Baca juga: Bus Listrik Universitas Indonesia Dibuat dengan Proses Panjang dan Penuh Tantangan

Topik lain yang tidak kalah penting dibicarakan dalam forum ini adalah isu lingkungan, pembangunan ibu kota baru Indonesia yang dinamai Nusantara masih menjadi perbincangan khalayak, terutama dalam hal kelestarian lingkungan.

Menjawab permasalahan ini, beberapa praktisi di bidang aritektur berkumpul untuk membicarakan hal tersebut.

Menurut Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN), Dr. Bambang Susantono pemindahan ibu kota membutuhkan upaya yang signifikan agar inklusif dan setara.

“Ini penting karena kita tahu bahwa warga negara dan infrastruktur adalah salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi negara melalui perekonomian lokal dan nasional yang menghasilkan manfaat sosial dan ekonomi. Green, smart, inklusif, resilient, dan sustainable merupakan lima poin yang ditetapkan sebagai upaya untuk menciptakan ibu kota yang ramah alam dan menawarkan akses yang baik dengan layanan berkualitas,” kata Dr. Bambang.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved