KTT G20

Ini Tantangan Universitas Indonesia Dalam Membuat Bus Listrik yang Digunakan Untuk KTT G20

Kendaraan besar memiliki bobot sangat tinggi sehingga baterai yang dibutuhkan juga besar termasuk mesinnya maupun sistem pendingin

Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Vini Rizki Amelia
TribunnewsDepok.com/Vini Rizki Amelia
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) bersama Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro beserta stakeholder menjajal pertama kali bus listrik hasil pengembangan UI di Kampus UI Depok, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jumat (10/6/2022). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Tweenty atau KTT G20 akan dimulai dalam hitungan jam.

Sejumlah pemimpin negara dan juga delegasi telah tiba di Indonesia untuk menghadiri acara penting ini.

Demi menyukseskan KTT G20, pemerintah membuat terobosan baru dengan menyiapkan armada bus listrik.

Bus listrik yang digunakan selama KTT G20 berlangsung ternyata mempunyai tantangan tersendiri, terutama bagi Universitas Indonesia yang mengerahkan anak bangsa untuk menghadirkan karya master piecenya itu.

 

Simak video terkait berikut ini:

 

Universitas Indonesia (UI) pun menerima tantangan dari pemerintah untuk membuat bus listrik dengan berbagai rintangan yang menghadang.

Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., M.U.P., Ph.D. menjelaskan apa saja tantangan yang dihadapi dalam membuat bis listrik.

"Kendaraan besar itu pastinya mempunyai bobot yang sangat tinggi. Jadi baterai yang dibutuhkan juga besar termasuk mesinnya maupun sistem pendingin," ungkapnya dalam segmen Podcast Yellow Jacket bersama TribunnewsDepok.com di Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Bus Listrik Universitas Indonesia Dibuat dengan Proses Panjang dan Penuh Tantangan

Dirinya mengatakan bahwa banyak para peneliti yang saat membangun bus listrik  harus saling belajar ilmu lainnya.

"Dalam pembuatan bus listrik ini dibagi menjadi dua projek besar, yaitu pengembangan badan dan kelistrikan untuk bis listrik," jelasnya.

"Sebenernya ada satu tim lagi, yaitu bagian air conditioner (AC) untuk kenyamanan di dalam bus listrik," sambung Gamal.

Baca juga: Bus Listrik Universitas Indonesia Karya Anak Bangsa Mengaspal di KTT G20, Membawa Delegasi Negara

Menurut Ahmad Gamal proses pembuatan bus listrik memang sangat panjang, karena sudah dimulai proyek besar ini sejak tahun 2018.

Namun saat dirinya menjabat di tahun 2020, bus listrik sudah mulai terlihat bentuknya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved